BAB 9

10 2 0
                                    

"TING!!!" Bunyi pinggan besi di hentak ke dinding lantai.

Putri kara terkejut mendengar bunyi itu, lalu bangun dan mendekati pintu besi itu. Matanya melihat siapa di sebalik pintu kebal itu. Putra Harris? Bisik hati kecil kara

"Kau nk apa!!!"  kara bertanya dingin.
"Makan!! Kiranya aku tak la kejam sangat dengan kau kan! Nie darah sikit! Kiranya aku tak kejam macam abang kau tak bagi makanan ke kau!!aku nie kiranya masih suami yang baik la!!"

Kara melihat di bawah terdapat se bag plastic 1 lite darah dan  sedikit bubur nasi. Tangan mencapai lalu minum darah itu. Sudah beberapa hari dia tidak makan ataupun minum darah manusia. Mulutnya comot dengan darah "arhhh sedapnya!!" Bisik hatinya dia rasakan baru dapat energy tenaga kembali.

Putra Harris melihat kegelojohan putri kara, lalu dia tersenyum sinis.

"Dah la!  yang tu jah aku boleh bagi ke kau!! Jimat sikit!!  Oke la aku ada kerja kena buat!! Kau tu... kalau tak buat perangai tak sah kn!! Buat malu muka aku je menyusahkan!!! Puih!!"

Putra Harris ludah di pintu lalu keluar dari penjara itu. Putri kara menangis teresak esak dia terasa dengan kata-kata yang di lontarkan oleh putra Harris kepadanya.

"Ya tuhan!! Apakah dugaan kali ini! Aku penat sangat sangat! Adik!...akak rindu adik!! Kak letih!! Adik! di mana dik! Apa adik masih hidup?.. Hiks.." kara memejamkan mata hati sangat sakit dengan kelakuan keluarga. "Ibu ! Kakak rindu ibu!! Dunia ini kejam ibunda.. kakak penat sangat! Ibu! tengok kakak ibu kurus kotor tak nampak seperti putri pun ibu! dah tak cantik macam ibunda... Hiks.. Hiks "
Air mata laju mengalir dip pipinya , akhirnya putri kara tertidur dalam keadaan menangis.

(Malam bulan mengambang)

Putri kara terkejut dari tidur dia bermimpi ada seorang budak lelaki cantik dan sambil berpegang tangannya. Budak itu ketawa terserlah bibir merah itu, matanya besar bersinar mukanya seiras dengan wajah adiknya putri Sarena. Jantung putri kara berdenyut denyut. Wajah menjadi pucat, matanya melihat bulan di sebalik ruang udara
"Malam bulan mengambang?" Bisik hatinya tiba ada awan merah di sekeliling bulan itu. Tiba-tiba dia teringat nasib adiknya,

"Ya tuhan!!. Sarena! Malam sumpahan! Adik!!" Hatinya tidak keruan.

"Tolong!!! Buka pintu ini!! Tolong!! Buka pintu!!! Putri Sarena!! Akan mati!!! Arhgggg!!"  Jerit putri kara, mukanya lecuh dengan air matanya, bibirnya bergetar kuat dia takut akan berlaku apa apa kepada adiknya.

"Senyap tiada sahutan"

Putri kara gelisah. Hatinya tidak enak, otaknya ligat memikirkan nasib adiknya. Itu malam bulan mengambang sumpahan. Apakah adiknya mengandung anak dari benih seorang manusia!? Oh tidak! Jgn! Dia tidak mahu kehilangan adiknya, selain ibundanya  cukup!!. Tangan Kara menarik narik rambutnya sehingga cabut satu persatu. Otaknya berserabut memikirkan tentang adiknya. Matanya mengadap bulan seakan menjadi merah.

"Adik!! Jgn !! Jangan Tinggalkan akak dik!!"
Kara mengigit kukunya sehingga berdarah.

Raja Gerry bersama dengan tentera nya terbang menjadi kelawar. Menuju ke tempat tinggal Putri sarena . Di hutan terdapat rumah usang . Sesudah sampai di sana mereka menukar tubuhnya kembali asal, kakinya melangkah memasuki rumah usang tersebut, mata melihat sekeliling rumah buruk itu. Putri nya sanggup duduk di rumah buruk berbanding dengan istana miliknya Dan juga putri nya mati di tempat kotor dari sarang manusia. Hatinya membara marah, setiba sampai di depan anaknya, matanya melihat muka pucat putri Sarena, walaupun pucat tetapi bercahaya. Seperti putrinya sedang tidur dengan nyenyak. Hatinya terdetik hiba tetapi dia cepat nafikan perasaan sedih itu. Lalu tangannya menghala ke arah putri Sarena. Belum sempat dia berbuat apa tiba-tiba di ganggu kedatangan seorang.

" Kau nak buat apa dengan isteri aku!! Hah!!" Tempik jack, kakinya melangkah ke belakang untuk mencapai padang buatan menghala ke raja Gerry bersama tenteranya itu,

"Ouh!! Engkau rupanya manusia yang bersama Sarena!! Selama ini!! Tengok Sarena mati disebabkan engkau manusia!! Celaka sial!!" jerkah raja Gerry matanya tajam melihat lelaki di depannya, lelaki itu seorang yang tinggi dan tegap seperti Leftenan Kolonel Benjamin Harrison cuma bezanya kulit lelaki itu gelap berbanding dengan mereka. Hatinya panas melihat muka lelaki yang telah merampas anaknya.

salah seorang menerkam ke arah Jack. Jack belum sempat berbuat apa-apa kepalanya sudah terpisah dengan badannya. Dia tidak menyedari kelajuan vampire itu. Kepalanya tercabut berpisah dari tubuhnya matanya sempat melihat muka indah milik isterinya sebelum maut menjemputnya.
"Klip!"

Mata raja Gerry kembali melihat muka anaknya, tangan mengusap lembut pipi anaknya. Walaupun dia kejam tetapi dia sayang dengan anak itu, kerana ini adalah anak terakhir hasil bersama isterinya. Tangannya menghala ke arah putri Sarena lalu keluar api ungu dan membakar mayat putrinya itu. Kakinya melangkah keluar dari rumah usang tersebut.

Sarena di bakar hidup-hidup di dlm rumah usang  bersama mayat Jack. Kumpulan vampir ketawa melihat rumah itu dilahap oleh api yang marak. Mereka hanya menonton sahaja.

Leftenan Kolonel Benjamin Harrison sedang santai matanya melihat bulan mengambang kemerahan. Dia tersenyum dia tahu putri Sarena telah melahirkan anaknya, seorang bayi berjantina lelaki. Dia sangka kan perempuan rupanya lelaki. Bibirnya koyak dengan senyuman penuh dengan maksud . Dia mahukan anak itu, kerana anak itu lain daripada vampire lain. Dia kembali merehatkan badannya di atas katil besar matanya pejam untuk melihat trategi suasana di tempat usang putri Sarena mati dibakar.

"Sayang! Tengok tu bulan mengambang merah! Bukankah ada sumpahan? Tetapi kenapa merah!?" Tanya lelaki yang tidur dgn putra Harris.

Mata Harris melihat bulan tersebut, iya dia dapat rasakan ada mangsa yang termakan sumpahan tersebut.

"Sarena!" Bisik hatinya. Adik iparnya!

Kakinya melangkah ke luar beranda istana. Matanya fokus melihat bulan tersebut. Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang. Tangan memegang dadanya.
"ARGH!!"

"Baby! Why is this ! "

Putra Harris mengakat tangan menadahkan dia tidak apa-apa. Kepala berdenyut denyut. Tiba-tiba tubuhnya tidak seimbang lalu jatuh jelupuk di lantai.

Lelaki bersama Harris terkejut cepat-cepat menyambut lengan sasa Harris.
"Baby!! Kenapa nie! Mai i bawak u ke katil!"
Harris mengikut lalu rebahkn tubuhnya di atas katil empuk miliknya . Dia memejamkan mata seketika, tiba-tiba kematian putri Sarena menjelma di kepala. Cepat cepat matanya dibuka, ia terkejut dengan Tanyangan takdi itu. Jantungnya berdebar kencang dia dapat melihat bayi yang keluar itu, seorang bayi lelaki sedang menangis di peluk oleh seorang lelaki yang mukanya samar samar. Hatinya terdetik kenapa anak itu menjelma di fikirannya.

Putra Victor melihat bulan di atas. Dia meraup mukanya kesal.
Dia terkejut daripada tidurnya di ganggu oleh mimpi yang aneh seorang budak lelaki yang cantik sedang melambainya, manakala di tangan kirinya terdapat dua bunga ros putih dan merah. Dia masih ingat , bibir kanak itu tersenyum kemerahan. Dan menyebut namanya " hai abang Victor! " Budak itu seakan kenal dengannya. Tetapi wajah budak itu samar samar kelihatan.

Dia tahu hari ini adalah hari sumpahan kematian adiknya Sarena.
Tetapi dia berasa aneh di ganggu oleh mimpi budak itu.

"Adik!!!"

Putri kara terjaga daripada tidurnya. Dia melihat sekeliling matanya melihat bulan tersebut. Sudah kembali asal, dia meraup wajahnya. Kara pergi ke singki membuka pili air untuk membasuh mukanya. Dia melihat mukanya di cermin, mukanya cengkung nampak seperti kurang makan. Dia teringat mimpi aneh kali kedua ,dia bermimpi budak itu memeluknya. Dia rapat rasakan pelukan itu sangat hangat. Berbeza dengan pelukan berdarah vampir.

"Adik." Hanya perkataan itu yang keluar dari bibir kara.


Airell's vampire story (END)Where stories live. Discover now