Shine. 1√

2K 193 41
                                    

Shine melangkah memasuki resto, mencari kebaradaan klien yang sudah menunggunya sejak tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shine melangkah memasuki resto, mencari kebaradaan klien yang sudah menunggunya sejak tadi.

Melihat ke pergelangan tangan, waktu menunjukkan pukul 12.05, dia terlambat sepuluh menit.

Beberapa saat mencari, akhirnya menemukan klien yang sudah membuat janji melalui panggilan telepon.

"Maaf saya terlambat, Tuan." Shine terengah. Meski begitu, tutur katanya tetap santun dan mendudukkan diri dengan anggun.

Pria yang menunggunya tak mengedipkan mata, memandang kagum pada Maha Karya Tuhan yang terpahat sempurna di depannya. Bahkan aromanya membuat Ghara tersihir.

"Tuan?"

"Tuan, Ghara?" Shine melambaikan tangan lembutnya di depan wajah Ghara, hingga pria itu terseret kembali dari kekaguman.

"A-a, ya, ti-tidak apa-apa, saya juga belum lama menunggu."

Shine masih terengah, tapi caranya mengatur nafas pun terlihat anggun. Mengeluarkan buku desain hasil goresan tangannya yang selalu ia bawa kemana-mana.

"Ini beberapa contoh setelan yang pernah saya rancang, jika ingin memesan desain lain, kita bisa membicarakannya."

Shine terus menjelaskan detail setelan kerja yang akan dipesan Ghara, sementara pria itu sibuk mengagumi wajah sang desainer.

"Bagaimana, Tuan?"

Ghara tergagap seolah tertangkgap basah. Mengalihkan pandang ke puluhan gambar di depannya, semua desain terlihat bagus dan berkelas.

"Ini, ini, ini, ini dan ini." Tanpa berpikir panjang, Ghara menunjuk lima gambar sekaligus.

"Semuanya, Tuan?"

"Ya, lima setelan dengan lima warna berbeda. Kapan saya harus datang ke butik untuk mengukur diri?"

Senyum Shine membuat dada Ghara berdesir. "Saya masih ada pertemuan lain hari ini. Untuk mengukur, Anda bisa datang besok, sekitar pukul dua siang saya sudah stay di butik."

"Deal," jawab Ghara bersemangat.

Ponsel Shine berdering, panggilan dari kontak bernama 'Jodoh'. Pria cantik itu meminta izin lewat isyarat pada Ghara untuk menjawab telfon. Ghara mempersilahkan.

"Hallo?"

"Aku sudah di resto," jawab pria di sebrang.

"Aku juga sudah tiba, tapi sebentar lagi ya, masih berbicara dengan klien."

"Baiklah."

Panggilan terputus.

Selama Shine berbicara, Ghara tak henti menatapnya.

"Ada lagi yang ingin Anda bicarakan terkait setelan yang Anda pesan, Tuan?" tanya Shine setelah panggilan terputus.

"Tidak, semua sudah fix. Saya suka semua desainnya. Apa kamu harus pergi sekarang?"

SHINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang