"Ashana, ajak Papa dan Mama datang ke tepi pantai dekat Resort kita. Kakak menunggu di sana."Satu pesan yang Arzhan kirim pada adiknya itulah yang membuat Tuan Lian, Nyonya Lekha dan Ashana melihat Arzhan makan dengan lahap di depan mereka saat ini. Mengunyah apa pun tanpa jeda, memuji setiap makanan yang masuk ke mulutnya dan sangat bersemangat menyuruh semua orang ikut mencicipi.
"Makanlah, Ma. Ini sangat enak." Arzhan menaruh sepotong daging ke piring sang ibu.
"Hey, Papa. Makanlah! Bukankah ini makanan kesukaanmu?" Arzhan menambah jumlah cumi di piring sang ayah.
"Kamu juga? mengapa hanya menatap makananmu? makanlah, bocah." Arzhan mengusap kepala Ashana.
Alpha itu kembali makan dengan lahap diiringi tatap pilu semua orang.
Merasa dirinya dikuliti, Arzhan menahan sendok yang sudah masuk ke mulut, membalas tatap dengan genangan di pelupuk.
"Jangan mengasihaniku. Anggap saja ini sureprice untuk kalian. Dipikir-pikir, aku tidak pernah mengajak kalian makan malam seromantis ini." Sendoknya kembali ia letakkan dengan tangan bergetar.
Tak tahan lagi, Ashana meraih Arzhan dalam pelukan. "Tidak apa-apa kalau kamu ingin menangis, Kak. Jangan memendam perasaanmu sendiri. Kami ada di sini untukmu." Isakan Ashana lebih kencang dari si pemilik hati yang tengah patah.
"He-hey, si-siapa yang ingin menangis. A-aku baik-baik saja." Arzhan masih berusaha menahan diri.
Ny. Lekha bangkit, memeluk Arzhan dari belakang dengan tangan mengusap kepalanya. "Mama selalu bersamamu, Nak. Bahkan meski tak seorang pun mencintaimu di dunia, Mama akan tetap ada di sini dan akan memberikan cinta yang berlimpah untukmu."
Ucapan Ny. Lekha membuat Arzhan berbalik, memeluk erat pinggangnya dan menumpahkan tangis di sana.
"Maafkan, Zhan, Ma. Maaf tidak bisa memenuhi harapan Mama. Maaf tidak menurut sejak awal. Maaf lagi-lagi membuat semua orang kecewa. Maaf Zhan tidak berhasil menyematkan perhiasan itu ke tubuh Omega yang Mama inginkan."
Sementara Tn. Lian, hanya menghela nafas melihat keadaan sang anak, apalagi melihat sekeliling. Betapa tempat ini di dekorasi sangat indah untuk menyambut kehadiran seorang Omega yang sedari awal sangat beliau harap bisa dijadikan menantu.
"Shine tidak terpuruk saat kamu menolaknya, bahkan dia memberikan dukungan terbaiknya untuk hubunganmu kala itu. Papa harap kamu bisa melakukan hal yang sama. Tidak apa-apa jika kamu ingin meratap, tapi jangan tunjukkan di depannya. Shine sedang bahagia, jangan merusaknya dengan air matamu." Kalimat panjang sang ayah, hanya membuat Arzhan semakin tergugu.
***
Dua hari berlalu. Mau tak mau, hari ini sepasang sejoli yang sebentar lagi akan mengikat cinta dengan kesucian pernikahan harus rela berpisah sementara waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHINE [END]
FanfictionPerjalanan Shine mencari cinta sejati dan tentang Shine yang selalu bersinar.