Shine. 22√

949 122 86
                                    

Masih ada yang melek, gak? 🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih ada yang melek, gak? 🤣

Aku update jam 22.56

.
.
.

Bidadari yang Arzhan maksud, tak lagi dapat dia lihat wajahnya. Hanya mata indah dan aroma memabukkan yang bersyukur masih bisa dihirup.

Arzhan pikir, Ghara sungguh membuat Shine menjadi lebih baik. Dia berpakaian layaknya Omega suci di Yayasan. Tak menunjukkan kulit yang dapat memancing birahi Alpha, juga aroma feromon yang sepertinya dikendalikan dengan baik, meski Arzhan masih bisa menghirupnya.

Pierching dan pinggang ramping yang dulu sering kali membuat Arzhan mengutuk dirinya sendiri, kini tak lagi terlihat.

'Betapa beruntung suamimu, Shine. Dia bisa menikmati keindahan tubuhmu seorang diri. Bahkan anak kalian sangat cantik, matanya sangat mirip denganmu. Ah, semoga aku juga akan mendapatkan Omega seperti dirimu.'

"Kamu ke mana saja?" Shine mengeluarkan suara lebih dulu setelah beberapa menit mereka hanya diam.

"A-aku belajar fotografi. Maaf tadi sempat tidak mengenalimu."

Arzhan tau Shine tersenyum dari pancaran matanya, meski dia tak dapat melihat bibir indah di balik selendang.

Berulang kali Arzhan menyadarkan diri bahwa Shine tak mungkin di gapai, dia sudah bahagia bahkan memiliki anak yang cantik.

"Tidak apa-apa."

"Anakmu sangat cantik."

Belum sempat Shine menjawab, Arzhan bangkit mengejar Nyura yang nyaris terjatuh dari perosotan gurita.

"Hati-hati, sayang."

Melihat betapa Arzhan memperlakukan Nyura dengan baik, Shine jadi berandai-andai. 'Apa boleh keinginan Nyura menjadi nyata?' sedetik kemudian, dia menggeleng, merutuki hayalannya.

Shine mendekat, Nyura sama sekali tak terlihat terkejut atau ketakutan karena Arzhan membuatnya tenang.

Langkah Shine terhenti dengan dering ponsel, panggilan dari sang Ayah mertua. Mereka sudah berjanji akan menabur bunga di pantai bersama beberapa pemuka agama yang akan memimpin do'a.

"Nyuu, kita harus pergi, sayang."

Bocah itu mengangguk, kemudian menatap wajah Arzhan yang menggendongnya.

"Papa, terima kasih sudah datang. Terima kasih juga sudah menjaga Mona dan membawakan hadiah untuk Nyuu."

"Nyuu akan meninggalkan Papa?"

Rambut ikalnya ikut bergoyang kala Nyura mengangguk. "Daddy sudah menunggu kami."

Ucapan Nyura membuat Arzhan merasa terhempas kembali ke bumi setelah melayang ke puncak nirwana.

SHINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang