Chapter 14

5 0 0
                                    

        "Jacky, bertahanlah." ucap Lara sambil membalut kaki Jacky yang tergores karena hampir digigit oleh mayat hidup. Jacky meringis menahan sakit akibat goresan itu.

        Lara membalut nya dengan kain yang ada, terdapat didalam nya obat pereda nyeri. Lara mengikat nya dengan hati-hati agar Jacky tidak kesakitan. Devan, Nathan, dan Cici memeriksa sekitar sambil melihat Lara mengobati Jacky.

        "Sepertinya sudah aman, para zombie itu tidak terlihat." ucap Devan memandangi mereka semua. Lara menarik Jacky berdiri dan merangkul nya membuat Nathan menaikkan alisnya.

         "Kau yakin bisa membawanya?" ragu Nathan melihat Lara merangkul Jacky.

         "Jangan meremehkan ku!" protes Lara. Nathan menghela napas pelan dan menarik Jacky ke arah nya membuat Lara terbelalak.

        "Sialan! Kalau narik dia pelan-pelan!" bentak Lara karena perlakuan kasar Nathan kepada Jacky.

        "Biar aku saja yang menggendongnya, tidak enak kalau perempuan yang membawanya." ungkap Nathan lalu menggendong Jacky di punggungnya dan Lara pun berdecih.

        "Laporan dari Leo, kita tidak bisa langsung keluar dari sini. Karena para zombie semakin banyak dan mengelilingi sekolah kita." jelas Devan sambil memasukkan tangan nya di saku.

        "Berarti tujuan kita disini mencari jalan keluar dari sekolah ini?" tanya Lara dan Devan pun mengangguk.

        "Sepertinya misi yang dulu, kita nomor dua kan. Setelah keluar dari sekolah ini, kita cari kendaraan." ungkap Nathan.

        "Yap, benar sekali." sambung Devan.

        "Kita harus membuat rencana terlebih dahul--"

         Belum sempat Devan menghabiskan kalimatnya suara zombie mulai terdengan dibelakangnya, zombie berlari pincang mengarah ke mereka. Devan pun panik dan mengambil senapan yang diberikan Vero tadi lalu menembaknya ke arah zombie.

         Meleset.

        "Sial!" kesal Devan.

        "Ayo lari!" ajak dan teriak Lara lalu mereka pun langsung berlari. Nathan menggendong Jacky yang terluka lalu berlari dengan sekencang mungkin.

        Mereka berlari bersama-sama dengan sekencang mungkin karena zombie bertambah tiga membuat mereka semakin panik. Nathan merasa tidak tahan, tangan nya sudah gatal untuk menghajar mayat hidup gila itu. Nathan mengerem tubuhnya agar berhenti.

        "Devan! Ambil Jacky dari punggungku." pekik Nathan dan Devan pun menggendong Jacky. Lara mulai khawatir yang akan terjadi, apakah Nathan akan melawan mereka?

       "Nathan, kau benar-benar ingin melawan mereka? Mereka ada empat." khawatir Lara.

       "Lari! Jangan meremehkan ku!" bentak Nathan dan tiba-tiba zombie menyerangnya dari belakang dan hampir menggigit lehernya. Mereka pun pergi meninggalkan Nathan sendiri.
       
        Dengan cepat Nathan menyikut hidung zombie itu hingga kepala zombie itu pecah. Tersisa tiga Nathan memasang kuda-kuda ahli bela diri nya. Nathan menendang,menyikut dan memukul masing-masing dari zombie itu.

        Bug!

        Tendangan terakhir menghancurkan tiga kepala zombie membuat mereka tergeletak tanpa kepalanya. Nathan menghela napas berkali-kali dan ia mulai duduk di antara mayat-mayat itu.

        Gertakan gigi nya terdengar menyatakan ia benar-benar sudah muak dengan hidup ini. Mengapa bencana seperti ini harus datang ke hidup nya? Jika bisa memilih ia lebih memilih menjadi egois dari pada harus melindungi orang lain.

THE LIVING DEAd SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang