Seorang gadis menangis histeris dan penuh keputusasaan. Memeluk dirinya sendiri serta dirangkul oleh tangan kekar yang mencoba menenangkannya.
Kehilangan seseorang memang lah sangat berat untuk diterima. Apalagi seorang itu spesial didalam hidup kita. Tidak ada yang melarang mu menangis ketika kehilangan seorang yang berharga.
Aira menangis dengan sesegukan ketika teman nya yang berharga di serang dan di santap oleh zombie saat di depan matanya. Mengapa ia harus mengalami hal itu? Kehilangan seseorang duluan?
Mereka berempat bersembunyi dibalik kelas kosong. Untuk menghindari perhatian zombie, Nicho menutup pintu dengan tongkat kayu.
Sekarang mereka hanya tersisa empat orang yaitu, Leo, Aira, Mary, dan Nicho. Jeni dinyatakan sudah tidak bernyawa karena diserang kerumunan zombie.
Leo merangkul Aira dan menepuk punggung nya untuk menenangkannya. Untung saja Aira bisa menangis senyap tanpa mengeluarkan suara. Tapi itu sangat menyakitkan bukan? Menangis dalam diam. Leo mendekati mulutnya ke telinga Aira.
"Kau bisa menangis keras ketika kita keluar dari sini. Saat ini waktu nya belum bisa. Kau akan memancing zombie ke sini." bisik Leo kepada Aira yang terisak.
Aira berhenti sejenak dan melihat Leo dengan mata sembab. Leo tersenyum ketika melihat Aira berhenti menangis.
"Everything is fine." tutur Leo dengan tersenyum manis. Aira awalnya hanya diam lalu memasang wajah jijik dan mendorong Leo menjauh dengan kasar.
"Berhenti mengucapkan kata menjijikan! Laki-laki sialan!! Aku tidak akan pernah termakan oleh ucapan laki-laki!!" bentak dan jelas Aira lalu berdiri dengan angkuh dan menyeka air matanya.
Leo meringis kesakitan karena dorongan Aira yang tiba-tiba. Karena kelengahan nya Leo terbentur ujung meja. Leo menatap Aira dengan mata tajam dan wajah jengkel.
"Masih untung aku berniat untuk menghibur mu!!" kesal Leo lalu berdiri sambil menggosok punggung nya.
Aira membuang muka dan berdehem angkuh. Lalu mengibaskan rambutnya, berjalan lalu duduk disamping Mary.
"Udah nangis nya, hm?" cela Leo.
Aira hanya memasang wajah cemberut lalu wajah murung karena teringat temannya yang tergigit.
"Yang sabar ya, Kak." bujuk Mary dengan wajah khawatir dan Aira menarik napas lalu menghembusnya. Aira tersenyum dan menepuk kepala Mary agar dia tidak khawatir.
"Iya sayang, kamu jangan tergigit juga ya?" ucap Aira dengan senyuman tulus.
"Lihat, bagaimana perlakuan nya terhadap laki-laki dan perempuan sangat berbeda." bisik Nicho kepada Leo sambil memandang Aira menepuk kepala Mary dengan lembut. Leo menganguk mengerti dengan cibiran.
"Kecuali laki-laki itu adalah Vero." balas dan bisik Leo.
Mereka terkekeh kecil karena bisikan dan omongan mereka tadi. Aira dan Mary memandang mereka aneh dan curiga.
"Kenapa tertawa?!" cetus Aira dengan mata tajam.
Tawa mereka terhenti dan membuang muka satu sama lain. Tidak menjawab apa pun. Aira hanya menghela napas dan mengabaikan mereka.
"So? Mau lanjut atau tidak?" tanya Leo sambil bersedekap dada. Aira hanya diam di tempat dengan wajah murung. Leo merasa prihatin melihat wajah murung gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LIVING DEAd SCHOOL
Mystery / ThrillerKiamat atau bencana yang menyerang suatu daerah disebabkan oleh penyebaran virus berasal dari sekolah megah di kota Jakarta. Apa yang menyebabkan kiamat itu terjadi?