1. KESALAHAN

60 7 0
                                    

Yuuki [Name], anggota eskul seni di Inarizaki yang dikenal sebagai 'penunggu ruang seni'. Lantaran kalau tidak berada di kelas maka dia ada di ruang eskul.

Kecintaannya pada menggambar terbukti dari ia yang sering menjuarai berbagai lomba, membuat reputasi non akademik nya di Inarizaki melonjak naik. Sayangnya ada rumor beredar bahwa [Name] itu pribadi yang tertutup, sampai-sampai akan jadi berita besar bila ia berbicara banyak kepada orang lain.

"Itu, kan, rumor setahun lalu, memangnya masih ada yang percaya?" Ginjama Hitoshi bertanya, sambil menyeruput susu kotaknya.

"Anak baru pasti percaya-percaya saja." sahut Miya Osamu di samping kirinya.

Sementara di kanannya ada Suna Rintarou yang diam menyimak, sebelum mata rubahnya menyelisik ke ruang eskul seni yang gorden nya terbuka.

Dia bergumam pelan, "Setelah melihat dua orang itu banyak menghabiskan waktunya berdua, apa rumornya masih berlaku?"

Dua temannya ikut melihat momen yang tidak terulang dua kali. Terlihat di dalam sana terdapat dua insan berlainan jenis yang tampak mengamati lukisan milik salah satunya.

Akhir-akhir ini Inarizaki kembali mendapat berita panas, di mana gadis 'penunggu ruang seni' didekati oleh setter kebanggaan tim voli Inarizaki. Tidak ada yang menduga keduanya akan dekat, sayangnya tak semata-mata Atsumu rela berduaan dengan [Name] yang bukan siapa-siapa.

"Yuuki-chan, keren! Gambarmu realistis sekali!"

"Iya, tapi bagian rahang agak cekung, jadi kelihatan agak tirus. Seperti kurang nutrisi."

Atsumu lagi-lagi membuang napas panjang. Entah sudah berapa lama dirinya terjebak di sini sampai harus izin eskul.

Menurutnya, [Name] itu terlalu perfeksionis. Padahal bagi Atsumu, gambarnya sudah bagus, bahkan dengan waktu 30 menit saja [Name] sudah bisa menggambar proporsi wajahnya dengan sangat indah.

"Kau tidak bosan melihat wajahku, ya?" matanya tetap memperhatikan gadis itu yang mempersiapkan media baru.

"Wajahmu itu objek ku. Tidak ada hal yang tidak menarik untuk ku gambar."

"Berarti kau tertarik pada wajahku, ya, Yuuki-chan?"

[Name] tidak menjawabnya, sampai ia selesai menata kertas baru untuk memulai aktivitas nya, barulah mulutnya berucap.

"Demi club."

Yah, jawabannya tidak sesuai ekspetasi Atsumu. Gadis ini terlalu kaku untuk digoda, bahkan dia saja jarang menampakkan emosinya membuat Atsumu sulit menebak perasaan si gadis.

Langit berubah warna menjadi biru gelap, bintang-bintang berhamburan di langit menerangi perjalanan dua siswa Inarizaki dalam keterdiaman nya.

"Gimana tadi?"

"Ha? Apanya?"

"Cih, ya waktumu sama Yuuki, pake nanya!" Osamu berucap kesal.

"Biasa saja. Dia membosankan." wajah Atsumu sama sekali tidak memiliki ketertarikan.

Andai begitu sejak awal ia menolak saja dan memilih bersama gadis lain untuk mengisi waktunya.

"Tapi, kau seperti menikmati."

"Hah?! Ngawur. Dia saja hanya cinta dengan alat lukisnya." seru Atsumu tak terima.

Osamu menggeplak kepala kembarannya itu, "Kau tolol atau gimana, sih?"

"Ha?"

"Dia pasti tidak sembarangan memilih orang untuk menjadi objek gambarnya. Tanyakan, dong!"

"Buat apa blok? Pasti jawabannya menoton juga!"

Osamu yang terlanjur kesal berjalan duluan, membiarkan Atsumu mengejarnya yang berada jauh di depan.

Aneh dengan sikap kembar abunya, Osamu lebih sensitif bila berbicara tentang [Name]. Bahkan dibanding Atsumu, Osamu terlihat lebih peduli.

***

"Yuuki-chan ternyata ada di sini!" Atsumu menggeser keras pintu ruang eskul seni, membuat penghuni di dalamnya terlonjak.

"Maaf, Yuuki-chan." kakinya menghampiri [Name] yang sedang menata botol-botol warna di dalam kotak, "Padahal masih jam pelajaran, lho. Kenapa ada di sini?"

"Kelas ku jam kosong."

"Setidaknya diam di kelas saja."

"Ngaca."

Oke, Atsumu teringat fakta bahwa dirinya juga meninggalkan kelas di tengah pelajaran saat ini.

"Ah! Mau ku bantu?"

"Tidak, tidak usah."

"Ayolah, Yuuki-chan. Sini, sini, aku bantu saja."

"Tidak- Atsumu, jangan sentuh!"

Kotak yang berisi botol-botol warna tersebut jatuh berserakan di lantai, membuat cat warna di dalamnya ikut tumpah begitu saja dan saling bercampur.

Atsumu kikuk, merasa bersalah karena telah memaksa membantu lalu berujung malapetaka. Berbeda dengan [Name] yang langsung terduduk untuk kembali menata botol-botol nya.

"Atsumu, " jantungnya terasa akan keluar begitu namanya disebut, dugaan bahwa Atsumu akan kena amukan besar ternyata salah, "bisa tolong deskripsikan warna ini."

Setter Inarizaki itu melebarkan matanya begitu bersibobok dengan tatapan hampa [Name].

Continue.

WARNA [Miya Atsumu x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang