Di malam hari kediaman Miya, dua kembar keluarga tersebut harusnya sudah terjun ke alam mimpi masing-masing.
Sayang saat Atsumu hampir menuju lelap tidurnya suara Miya abu menginstrupsi pendengarannya. Andaikata sekarang siang hari maka ia pasti sudah menghajar Osamu yang menganggu waktu istirahat nya.
"Bisa diam tidak?"
"Tsumu, ada yang ingin ku katakan."
Atsumu mengambil posisi duduk, kepalanya menengok ke kasur tingkat bawahnya, "Ish! Apaan, sih?"
"Kau... tidak pernah bertanya alasan Yuuki gemar menggambarmu?" Osamu turut melakukan hal yang sama, hanya saja dia tidak memandang ke arah Atsumu.
"Tidak, tuh. Pernah, sih, sekali."
"Cih, yang jelas blok." umpat Osamu.
"Sekali doang aelah!"
"Namanya pernah, Tsumu!"
"Iya, iya. Sewot amat."
Hanya dalam beberapa detik Atsumu kembali tiduran, kedua tangannya ia taruh di belakang kepala sebagai bantalan.
"Katanya, sih, karena aku menarik untuk dijadikan objek gambarnya. Sejujurnya aku kaget ketika dia ingin menggambarku." bahkan Atsumu tidak pernah se tertarik ini pada seorang gadis sebelumnya.
Bahkan kalau kala itu [Name] tidak datang padanya, dirinya tidak akan tahu ada seorang perempuan seindah [Name] yang hidup di dunia ini.
"Tsumu, kau tahu? Ini bukan pertama kalinya Yuuki menjadikan mu sebagai objeknya."
"Apa maksudmu?" Atsumu menegakkan badannya, seingatnya mereka belum pernah bertemu.
"Ketika di pameran, ada...."
***
Hari-harinya berjalan seperti biasa, diiringi perdebatan dengan saudara kembarnya, jatah latihan yang semakin bertambah seiring mendekati liburan musim panas.
Eskul voli Inarizaki diundang untuk mengikuti camp pelatihan pada minggu kedua. Pelatihan tersebut bertempat di Tokyo yang juga dihadiri beberapa eskul voli dari sekolah lain yang tak kalah elit.
"Atsumu, kau sakit, ya? Kayak gak ada tenaga aja."
"Tidak. Aku baik-baik saja." tukas Atsumu, sontak saja dahi Ginjama tambah mengkerut.
Tak biasanya setter mereka yang hiperaktif kini hanya terduduk lemas di pinggir lapangan. Rekan-rekan nya yang melihat hal tersebut bertanya pada Osamu, mereka saudara pasti ia tahu masalah kakak kembarnya itu.
Kita selaku kapten telah berkali-kali menegurnya lantaran kurang fokus latihan. Adik kelasnya pun menolak latihan dengannya sebab kerutan sangar di wajah Atsumu.
"Dia kesal karena tidak akan bisa bertemu Yuuki selama seminggu." jawab Miya abu.
"Yuuki? Siapa?"
"Ah! Jangan-jangan senior dari eskul seni itu, ya?" tebak Riseki yang nimbrung.
"Kau pacaran dengannya, Atsumu?"
Sejujurnya beberapa dari mereka telah mendengar rumor itu. Sayangnya karena [Name] dikenal sebagai tipe membosankan banyak yang tidak percaya Atsumu bisa tertarik padanya.
"Aelah cuma seminggu. Semangat, dong, Atsumu." Akagi, si libero Inarizaki menepuk punggungnya guna menyalurkan semangat.
"Seminggu itu lama, Akagi-san!"
"Wow, santai bro. Aku cuma bilang, kalau kau tidak mau sabar ya sudah."
"Alay banget. Padahal waktu kau berpacaran sebelumnya tidak pernah sampai begini."
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNA [Miya Atsumu x Reader]
FanfictionAtsumu terjebak dalam hubungan dengan seorang gadis. Siswi yang dikatakan hidup hanya untuk mengabdi pada seni. Awalnya, ia memang terlihat membosankan. Sampai hanya Atsumu melihat sisi lain yang tak tersentuh darinya. "Aku jatuh ke dalam pesonamu...