11. IMPIAN

9 1 0
                                    

Tak seperti biasanya, itulah yang para anggota club voli Inarizaki rasakan saat ini. Yang mana Atsumu tumben banget hadir latihan. Tapi, yang lebih mengejutkan adalah diamnya kapten dan pelatih mereka.

Padahal mereka kira, Atsumu akan diomeli habis-habisan karena absen latihan akhir-akhir ini. Nyatanya dua insan paling dihormati itu bungkam saja dan meminta agar latihan berjalan seperti biasa.

Tak hanya mereka, Atsumu selaku tokoh utama pun tak kalah gugup karena diamnya Kita dan sang pelatih. Ia kira, diamnya dua orang itu bermaksud akan melampiaskan segalanya di penghujung latihan nanti. Namun, ternyata dugaannya salah.

Seusai latihan pun Atsumu tidak dicegat, padahal ia sudah mati-matian menghindari Kita dan tidak berbicara dengannya. Sampai ketika setter itu hendak melangkah keluar ruang ganti, suara datar khas seorang Kita Shinsuke benar-benar mengagetkannya.

Bulu kuduk Atsumu sudah berdiri. Rasanya merinding apalagi di ruang ganti hanya ada mereka berdua. Entah kemana anggota lain yang tadinya berniat ganti baju.

'Maaf, Atsumu.'

Nyatanya mereka semua diam-diam keluar ketika melihat sang kapten berjalan menuju ruangan. Dengan sengaja Atsumu ditinggalkan untuk menerima seluruh amukan Kita.

"Ku dengar, tiga hari lagi akan ada festival kembang api kecil-kecilan. Kebetulan sekali tempatnya dekat dengan rumah sakit Yuuki-san." ucap Kita sebelum melepas pakaiannya yang penuh keringat.

"E-eh? Maksudnya Kita-san?" Atsumu bertanya sedikit takut.

"Ajaklah dia."

Atsumu terdiam sejenak, sebelum kesadarannya kembali untuk menjawab, "Osu!"

Kita tersenyum tanpa diketahui Atsumu. Sebenarnya dia mengetahui alasan Atsumu bolos latihan dari Osamu. Dirinya turut berempati akan kondisi [Name]. Padahal prestasinya di sekolah sudah menumpuk, namun pada saat-saat terakhirnya pun tak ada yang benar-benar peduli padanya.

Di sisi Atsumu, pemuda itu berniat mengunjungi [Name] sebelum kembali ke rumah. Meski matahari telah tenggelam dan lampu jalanan turut menyala, hal tersebut tak menghalangi niatnya.

***

Kret

"Yuuki-chan, aku-"

BRAK

"Yuuki-san!"

Pemuda itu dibuat terkejut. Atsumu terdiam saat melihat gadisnya terjatuh dan dibantu suster untuk berdiri. Sesaat kemudian, tubuhnya kembali mendapat kesadaran dan segera melangkah untuk membantu [Name].

"Atsumu?" tangan dan pinggangnya dipegang lembut untuk dibantu berdiri, dan dengan mudah tubuhnya pun diangkat ke kasur.

Atsumu dapat merasakan tangan kurus yang bertengger di pundaknya bergetar. Suster di samping mereka langsung ditatap tajam, seolah ia meminta alasan atas hal yang terjadi.

"Atsumu, jangan begitu."

"Yuuki-chan, apa yang terjadi?" [Name] seketika terdiam begitu ditanya, membuat Atsumu makin murka.

Tetapi, ia sadar kemarahan tidak akan menyelesaikan apapun. Dirinya telah berkali-kali menyakiti hati si gadis, dan kali ini tidak lagi.

Suster itu keluar setelah [Name] mengatakan bahwa ia sendiri yang akan menjelaskan. Awalnya dirinya dan Atsumu hanya saling mendiamkan, karena suasana masih canggung dan pemuda itu berniat menenangkan dirinya.

"Atsumu, untuk ke depannya aku tidak akan bisa pergi ke mana pun."

Spontan setter Inarizaki itu menoleh kaget. Meski dengan kapasitas otak seadanya, bohong kalau Atsumu tidak mengerti. Ia telah biasa dipermainkan oleh kata-kata gadis ini. Kiasan kalimatnya menunjukkan bahwa dunia ini indah, namun sekelilingnya terasa gelap.

WARNA [Miya Atsumu x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang