Hari keberangkatan menuju camp pelatihan mengundang semangat membara dari masing-masing anggota. Ini pengalaman langka yang mana mereka akan berlatih dengan beberapa tim hebat.
Hanya saja, lagi-lagi ada hal yang mengganggu para rubah ini sedari waktu keberangkatan. Atsumu yang murung di kursi belakang paling pojok sendirian. Osamu yang duduk bersama Suna hanya mengatakan...
"Biasa, bulok."
"Bulok apaan?"
Miya abu menelan onigiri dalam mulutnya, "Bucin tolol goblok."
Ada-ada saja memang. Tapi, benar apa adanya.
"Cuma seminggu. Sabar, dong, Atsumu." komentar Akagi, sedikit khawatir permainan mereka akan buruk.
"Seminggu itu kayak setahun, Akagi-san."
"Kok bisa Yuuki mau sama makhluk kek lu, tsum."
Atsumu memelototi Ginjama, "Maksud?"
"Modal ganteng, otak mana mudeng." kata Suna dengan entengnya.
Yah, mereka bukannya mencoba menghibur Atsumu malah berbalik membully nya.
Kadang heran juga pakai pelet apa sampai [Name] mau sama dia.
"Kalian jangan berisik terus. Biar Atsumu tenang dulu." Kita selaku kapten angkat suara, spontan semuanya langsung bungkam.
Setidaknya tinggal menunggu akhir dari hubungan ini. Karena [Name] itu monoton, hidupnya hanya untuk warna-warna yang tiada habisnya, walaupun gadis itu tidak bisa melihatnya.
Atsumu tidak menyukai hal-hal yang membosankan, terutama ketika pertandingan semuanya harus dibuat setegang mungkin agar lebih seru. Mustahil ia bisa tahan dengan tipikal seperti [Name].
***
3 hari camp pelatihan berjalan, selama itu pula Atsumu tidak bertemu [Name]. Bodohnya juga dia lupa minta nomor ponsel gadis itu, jadi pasrah sudah nasib Atsumu yang tiap hari berdebat dengan rasa kangennya.
Namun, tiba-tiba saja di hari ke-empat ponselnya menerima panggilan tak dikenal. Aran bilang, kalau ponsel Atsumu sudah berdering sedari tadi yang mengartikan nomor tersebut sudah berkali-kali memanggil.
"Yo, siapa?" tanpa curiga Atsumu mengangkat panggilan berikutnya, sedikit memelankan suaranya lantaran masih berada di gym.
"Atsumu? Syukur tidak salah nomor. Boleh minta tolong tidak?"
Seketika tenggorokannya tercekat, bahkan tanpa sadar hampir menjatuhkan ponselnya, "LHO?! YUUKI-CHAN?!"
"Iya? Ada apa tiba-tiba teriak?"
"Beneran Yuuki-chan? Dapat nomorku darimana?" Atsumu menajamkan pendengarannya, ia benar-benar tak salah tangkap suara ini.
"Panjang ceritanya. Sekarang bisa minta tolong sharelock?"
"Mau ngapain?"
"Berkunjung, aku juga ada di Tokyo."
Hatinya mendadak gusar sembari dahinya mengkerut dalam, "Ada apa sampai ke Tokyo?"
"Aku selesai jadi pembicara untuk salah satu kegiatan komunitas lukis di sini. Kau lupa? Padahal waktu itu sudah ku ceritakan."
"A-ah, iya juga. Kalau begitu, aku jemput saja!"
"Boleh? Sekarang masih siang, tidak ada set? Terlebih udara sangat terik."
Entah kenapa rasanya bahagia ketika [Name] seperti mengkhawatirkan nya. Atsumu tidak bohong, saat ini perutnya terasa tergelitik oleh kalimat barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARNA [Miya Atsumu x Reader]
FanfictionAtsumu terjebak dalam hubungan dengan seorang gadis. Siswi yang dikatakan hidup hanya untuk mengabdi pada seni. Awalnya, ia memang terlihat membosankan. Sampai hanya Atsumu melihat sisi lain yang tak tersentuh darinya. "Aku jatuh ke dalam pesonamu...