🐏15🐏

73 14 0
                                    

"Kami hanya ingin tahu jika kau nyaman di sini." Si Kepala Desa, begitulah caraku menyebut pria itu. Senyum ramahnya tidak pernah lepas dari bibirnya sembari memandang ayahku. "Kondisimu belum pulih, kamu perlu istirahat bersama putramu. Tidak perlu terburu-buru, kamu bisa mulai kapan saja." Dia ucapkan dengan suara halus terasa prihatin, barangkali membahas bekas luka pada diri Papa.

O'Hare yang berdiri di sisi Kepala Desa, memandang Papa tanpa ekspresi seperti biasa. Secara fisik Kepala Desa yang paling besar, membuat pria telinga panjang itu tampak begitu pendek kalau berdiri berdampingan, sekitar sebahu tepatnya. Tangan O'Hare memegang erat tas cokelat yang berukuran sedang. "Kau masih saja memaksakan diri, nanti repot sendiri kalau lukanya makin parah." Dia berucap sedikit sinis, matanya menyipit saat memandang luka pada ayahku.

Papa tidak menyahut, tangannya yang kasar mengelus punggungku. Aku balas dengan membaringkan kepala ke dadanya, ingin dia tenang meski semua terasa berbeda. Papa biarkan kedua pria itu masuk. Tepat di depan pintu masuk memang menyatu ruang makan dan tengah sekaligus, sehingga mereka duduk di meja makan. Aku yang berada di meja kembali diangkat ke pelukan Papa, duduk di lingkaran lengannya. Saat dia melangkah dari meja makan–barangkali ingin mengambil sesuatu–Kepala Desa memberi isyarat untuk duduk.

"Makan saja, kamu perlu memulihkan diri." Kepala Desa tersenyum, barangkali melihat makanan Papa yang sedari tadi tidak tersentuh. Mata hitamnya tertuju padaku yang kini duduk di pelukan Papa. "Sore, Lamby. Bagaimana rumah barunya?"

Aku tidak tahu cara menjawab, hanya memandang Kepala Desa dengan mulut ternganga. Masih menjaga jarak, aku merapatkan diri pada pelukan Papa, berlindung di balik lingkaran lengan ayahku.

Papa mengelus rambutku. "Dia menyukainya."

Kepala Desa mengalihkan pandangannya pada Papa. "Kau perlu istirahat setidaknya beberapa hari dulu. O'Hare akan merawatmu."

Tanpa menunggu persetujuan, O'Hare berdiri mendekat, dia buka tas cokelat, tumpukan benda yang tidak kukenal muncul. Di antara benda panjang aneh yang kulihat pernah dipakai kepada ayahku saat lukanya dibersihkan, ada lagi beberapa benda yang berupa cairan dioles pada luka di kulit yang terluka hingga minuman kecil.

Seketika saja O'Hare berkata, "Putramu harus banyak minum susu." Tangannya masih bergerak menyusuri tas, dia ambil lagi beberapa benda yang tidak kukenal.

Pandangan Papa beralih padaku, mata hijaunya di sebelah tampak pudar, kontras dengan kulitnya yang separuh lebih gelap sejak terluka. "Aku tidak bisa memberinya ASI." Sejak kemarin, aku terus minum dari botol, walau rasa serupa tapi kehangatan pelukan ibuku tidak pernah terasa kembali sejak malam terakhir kulit dinginnya menyentuh jariku. Pelukan Papa juga hangat, tapi kulitnya terasa kasar setelah malam itu, gerakan jarinya yang biasa mengelus pipiku kini lebih kaku. Aku sendiri tidak mengerti mengapa malam penuh cahaya merah itu mengubah kehidupan kami.

Saat kupandang kembali tas yang O'Hare bawa, mataku tertuju pada beberapa kantong susu di dalam, bau wangi yang familier membuat perutku keroncongan, satu-satunya hal menarik yang kulihat di antara barang yang dibawa. "Nyu." Aku ulurkan tangan ingin meraih kantong berisi susu itu. "Nyu!"

Papa menahan tanganku, sepertinya dia tidak ingin aku meminum susu lagi. Saat semakin dekat untuk meraih kantong susu, dia rapatkan aku ke pelukannya dan aku meronta. Dia bisikan bunyi pelan seperti mendesis yang biasa lakukan jika sikap ini tidak pantas. Kutatap Papa dengan mulut ternganga, tidak paham mengapa tidak boleh mengambil susu. Aku mau susu!

"Na!" Aku meronta, berusaha melepaskan diri dari tangan ayahku yang menahan. Kaki menendang, berharap Papa melepas. Namun, dia terlalu kuat. Aku mengeluarkan suara sekencang mungkin, ingin ayahku setidaknya mengizinkan aku mencicipi barang sedikit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little Lamb AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang