"Iya Bu, ini iza baru aja sampai dirumah etek. Ini iza mau beres-beres barang-barang iza dulu bu, nanti iza telepon lagi. Iya, assalammualaikum."
Iza menghela nafas setelah mematikan telepon dari ibunya yang sekarang berjarak sangat jauh darinya. Ini pertama kalinya Iza jauh dari ibu, iza yang dari kecil sampai mendapatkan sarjana ditempat kelahiranya sekarang harus pergi merantau kepulau Jawa. Ibu sebenarnya ingin Iza kerja di Riau saja, tidak harus pergi merantau jauh sampai kepulau Jawa. Tapi Iza benar-benar ingin mencoba merantau dan merasakan suasana baru. Pokoknya semua baru, dari suasana, teman dan kenalan. Tidak ada lagi satu atau dua orang yang mengenal Reza Nur Akbar yang Gay, yang dulu semasa SD sampai SMP memiliki pasangan pria, yang dulu semasa SMA pernah menyatakan perasaan kepada pria dan ditolak, dan dulu semasa kuliah tidak ada teman dekat dikampus karena tidak ingin terlalu dekat dengan orang yang kabarnya "Gay".
"Iza, ayuk makan dulu nak." pintu kamar diketuk Etek Iza. Etek iza sudah lama merantau ke pulau jawa, tepatnya disalah satu desa di Bandung. Etek iza sudah berkeluarga dengan orang Bandung, kebetulan suami dari etek iza adalah kepala desa.
"Iya tek, ini iza baru selesai beres-beresnya." Iza keluar dari kamar dan ikut menghampiri etek dan om dimeja makan. perjalanan jauh dari Riau memang membuat badan iza pegal-pegal. Walaupun dari Riau ke Bandung iza menggunakan pesawat, tapi jalan menuju desa tempat etek berada sangat jauh.
"Makan yang banyak nak, besok om ajak keliling desa. Iza belum pernahkan liat pemandangan desa yang alami sekali dikelilingi gunung."
Om Beni suami dari etek memberi piring kepada iza. "Iya om, kan ditempat iza om tau. Cuma sawit-sawit, hahaha." Iza tertawa, karena memang salah satu alasan iza merantau ke tempat etek adalah karena alamnya. Iza suka dengan alam yang sangat indah alami, alam dengan sawah-sawah luas, air sungai jernih, dikelilingi pegunungan dan... lelaki desa. Biasanya hanya bisa iza nikmati diprovinsi tetangga sumatera barat. Tapi etek sering bercerita kalau dikampungnya lebih indah. Karena itu iza ingin merantau ketempat etek sekarang."Seminggu ini istirahat saja, senin depan saja iza mulai masuk kerja dipuskesmasnya. Puskesmasnya kecil loh za, maklum dikampung. Tidak banyak kerjaan juga dipuskesmas, atau iza mau dikota saja? Biar om hubungi teman om."
"Tidak apa om, iza mau coba disini dulu. Iza suka kok disini, walaupun dingin ya om padahal baru jam 8 malam." Sebelumnya iza juga sudah dibilang om dan etek juga untuk merantau dikota bandung saja, karena kasian katanya kalau dikampung. Tapi tetap iza ingin merasakan suasana kerja dikampung, apakah nanti seperti dicerita-cerita wattpad itu. Bisa dapat lelaki desa.
"Iya za, dingin kan. Nanti juga terbiasa, pakai saja jaket dulu biar tidak kedinginan. Etek dulu juga gitu pas pertama kali ikut om kesini, duh jadi takut mandi pagi. Hahaha." Etek tertawa dengan om. Etek sama om itu baik sekali sama iza dari kecil, etek sama om juga belum dikarunia anak. Ketika etek sama om tau iza mau coba merantau ke bandungpun etek sama om bahagia walaupun etek mengira iza merantau dikota tapi etek dan om jadi sering lebih bisa ketemu iza, ketika etek tau iza maunya dikampung saja etek lebih bahagia lagi sampai-sampai etek renofasi rumahnya dulu sebelum iza jadi merantau.
"Tapi sekarang iza tidak perlu takut mandi pagi, omkan udah pasang waterheater. Bisa mandi air hangat."
"Iya om, etek. Makasih ya, iza senang bisa merantau tapi tetap ada keluarga dekat disekitar iza."
"Aduh anak etek ini, hahaha. Sini piringnya biar etek bersihin, iza istirahat aja dikamar. Capekkan udah jauh dijalan tadi" etek tersenyum lebar sampai-sampai iza melihat mata etek berkaca-kaca. senang sekali ya etek.. iza ada disini,Dalam pikiran iza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perawat Desa
General FictionIza yang jauh-jauh memulai merantaunya sebagai perawat dipuskesmas desa yang sangat indah dengan pemandangan alam serta pemandangan pria-pria desa yang menggoda. Peringatan : cerita gay bagi homophobia dilarang untuk membaca.