Pagi-pagi Kenyang

1.1K 49 1
                                    

Suara ayam terdengar kuat tepat disebelah kamar, membuat iza terbangun dari tidurnya yang nyaman dipelukan nandho. Iza yang memeluk nandho dengan kepala yang bersandar didada lebar nandho. Suara dengkuran kecil bang nandho dan tiupan nafas hangat yang menerpa rambut iza, membuat iza tidak ingin beranjak dari posisi tidurnya. Cahaya kamar masih redup dan gelap, iza mengira pagi masih pukul lima lewat.

Iza tidak bisa memejamkan matanya kembali. hanya diam menikmati dipelukan nandho, iza masih mengingat kejadian semalam. Kejadian memang diluar dugaan iza, bang nandho bisa menerima iza dan lebih lagi iza bisa menikmati burung bang nandho yang sangat nikmat. Memikirkan burung, tangan kanan iza mulai mengarah kebawah langsung ke burung bang nandho.

Keras, burung bang nandho keras sekali pagi ini. Reaksi alami lelaki yang tidur, memang burungnya mengeras. Iza mengenggam burung bang nandho perlahan, tangan iza sekarang langsung berada didalam celana dalam bang nandho. Iza tidak lagi ragu untuk beraksi diluar batas, karena memang bang nandho sudah mengetahui seksualitas iza dan juga memberi iza burungnya semalam.

Iza sangat senang memegang burung bang nandho yang keras dan hangat, iza menggerakkan genggamannya keatas dan kebawah. Puas dengan menggenggam batang burung bang nandho, iza turun ke area bulu jembut bang nandho. Iza mengelus dan menyisir dengan jari-jarinya pasa bulu jembut bang nandho yang lebat dan panjang. Bang nandho sepertinya sudah sangat lama tidak memotong bulu jembutnya sampai bisa sepanjang dan selebat ini, pikir iza.

Iza menurunkan elusan tangannya kedua biji bang nandho, biji bang nandho sangat tebal dan besar. Apa karena banyak isinya? Pikir iza. Iza jadi mengingat semalam ketika bang nandho menyemburkan spermanya kemuka iza seperti air mancur. Sangat banyak, dan sekarang masih setebal ini bijinya pasti masih banyak didalam. Pikir iza.

Iza mengangkat kepalanya dari dada bang nandho, mulai merubah posisinya menjadi duduk dengan tangan kanan yang masih menggenggam burung bang nandho. Tangan kiri iza menurunkan celana dalam bang nandho sedikit, membuat burung nandho tegak tegang dengan gagah keluar. Iza yang melihatnya langsung menundukkan kepalanya mendekat keburung bang nandho, iza menghirup aroma bang nandho yang pekat diarea burungnya. Sedikit aroma sabun juga tercium dari burung bang nandho. Iza membuka mulutnya langsung memasukkan burung bang nandho kedalam mulutnya, iza menurunkan kepalanya membuat burung nandho tenggelam perlahan masuk kemulut iza. Hidung iza sampai menyentuh bulu-bulu jembut bang nandho, Iza mendiamkan posisinya seperti itu. Lidah iza didalam mulut bermain keseluruh sisi burung bang nandho, dari kepala lalu menjulur kebatang yang semua masuk kedalam mulut iza. Iza merasakan rasa sedikit asin dan nikmat dari kulit burung bang nandho, lidah iza terus bermain liar menjilati burung bang nandho didalam mulutnya.

Iza bermain lama dengan kepala yang mentok menyentuh bulu-bulu jembut bang nandho. Iza yang puas memasukkan semua burung bang nandho didalam mulutnya dan mulai merasa keram diseluruh mulutnya pun mengangangkat kepalanya. Burung bang nandho yang baru keluar dari mulut iza, basah penuh dengan air liur iza. Iza yang menghirup nafas sebanyak mungkin karena memasukkan seluruh bang nandho kedalam mulutnya membuatnya susah mengambil nafas dengan baik.

Iza menggenggam batang burung bang nandho, dan iza menghisap dan menjilat kepala bang nandho seperti es krim. Iza kadang memasukkan kembali seluruh burung bang nandho dan mengangkat kembali kepalanya berulang kali. Iza sangat menikmati sarapan pagi ini.
Iza yang posisinya saat ini memasukkan seluruh bang nandho kedalam mulutnya, ingin mengangkat kepalanya tetapi tiba-tiba iza merasakan tangan lebar dikepalanya dan menahan agar kepalanya tidak lepas dari bung nandho. Iza memandang ke arah atas dan melihat disebalik jembut yang panjang ada mata tajam bang nandho dengan sedikit senyum.
"Nakal." Suara bang nandho terdengar dengan serak serak baru bangun tidur.

"Ehmmmgh" kedua tangan nandho menahan kepala iza tetap menempel tanpa jarak dari jembutnya agar burung nandho semakin mentok ditenggorokan iza. Nandho sampai mengangkat pinggulnya, membuat iza merasakan kepala burung bang nandho menabrak dinding tenggorokannya. Iza menepuk paha bang nandho, iza benar benar kehabisan nafas karena bang nandho masih belum melepaskan tangan dari kepala iza dan posisi pinggul nandho yang masih mendorong masuk.

Perawat DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang