8. Posesif Seorang Kakak

55 14 0
                                    

Assalamu'alaikum
Haii guys!!
Happy Reading!!!

Sekarang pukul 03.00 WIB dimana santri akan melakukan shalat tahajud. Selesai tahajud mereka mengaji sebentar, lalu mereka mandi dan diberi batas sampai adzan subuh berkumandang.

Abel berdecak sebal, karena saat mandi pun harus mengantri. Mana mandinya lama semua, padahal kalau Abel mandi cuman butuh waktu 15 menit. Di sini Abel hanya sendirian, maksudnya tidak ditemani Aisha. Karena Aisha sedang ada di ndalem.

"WOI, SIAPA YANG DI DALAM? CEPET GUE UDAH NUNGGU LAMA INI" teriak Abel sambil mengetuk ngetuk pintu kamar mandi. Para santriwati yang sedang mengantri, menutup erat telinga mereka. Teriakan Abel membuat telinga mereka pengang.

"Woi santri baru!" panggil seorang santriwati membuat Abel menolehkan kepalanya.

"Gak usah teriak teriak napa. Kuping gue pengang tau gak" komen seorang santriwati yang kesal dengan Abel.
Abel pun menatap sanriwati itu sinis.

"Biarin. Mulut mulut gue, yang sewot lo" celetuk Abel membuat santriwati itu berjalan kearahnya. Santriwati itu mendekati Abel dan memegang hijab Abel.

"Oh, lo berani sama gue?" tanya santriwati itu lalu tersenyum smirk.

"Berani lah, orang sama sama makan nasi" cetus Abel.

Santriwati itu sudah menggenggam kan tangannya dan melayangkan tonjokan untuk Abel. Tapi Abel dapat menangkisnya, ia memegang tangan santriwati itu. Lalu Abel tersenyum smirk.

"Gue gak selemah itu" ucap Abel sembari menjatuhkan tangan santriwati itu.

Santriwati lainnya yang sedang mengantri, hanya bisa melihat pertengkaran itu. Mereka tidak ada yang berani melerai, karena lawan Abel adalah santriwati yang paling ditakuti di pesantren ini.

"Awas lo! Gue tandain wajah lo" ucap santriwati itu, kemudian melenggang pergi.

Abel terkekeh. "Cemen banget" monolog Abel. Seseorang yang ada didalam kamar mandi itu keluar. Abel pun langsung masuk dan melakukan ritual mandinya.

✨🪐

Abel dan Aisha berjalan kaki untuk pergi ke sekolah. Di dekat pesantren, terdapat sekolah SMA yang bernama SMA Edelweiss. Jarak SMA Edelweiss tak jauh dengan pesantren Al-Amin. Hanya berjarak 600 m saja. Banyak para santri yang sekolah di sana. Memang di pesantren Al-Amin para santri di wajib kan untuk sekolah di luar, agar mereka bisa mempelajari pelajaran selain agama. Tahun depan Abel akan lulus, berarti ia sekarang duduk di kelas 12.

Sesampainya di SMA Edelweiss, Abel mengedarkan pandangannya di sekolah barunya. Ia mengamati satu persatu bangunan di sekolah ini. Sekolah ini lumayan luas, terdapat 2 lantai dan halaman yang luas.

Namun, berbeda dengan SMA Dirgantara, sekolah Abel yang dulu. SMA Dirgantara memiliki 3 lantai, dan masing masing olahraga memiliki lapangannya sendiri sendiri.
Tentunya halaman SMA Dirgantara lebih luas dibanding SMA Edelweiss.

Aisha mengantar kan Abel ke kelasnya. Karena Abel murid baru di sini, jadi ia tidak tau dimana kelasnya. Mereka pun akhirnya sampai ke kelas Abel. Terdapat tulisan kelas XII IPA 1. Aisha pun hanya mengantarkan sampai di depan pintu saja.

"Makasih Aisha" ucap Abel.

"Iya, sama sama mbak. Kalau ada apa apa, panggil aku di kelas XI IPS 1 ya mbak" balas Aisha. Abel pun menganggukkan kepalanya.

Aresha ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang