Jepang

870 174 28
                                    

Setelah 2 minggu di Amerika, Pasangan itu menuju ke destinasi terakhir mereka sebelum akhirnya kembali ke tanah air dan mulai sibuk dengan pekerjaan masing-masing, Jepang.

"HAAAAHHHH Finally!!! akhirnya ke jepang lagi!" kata Zee dengan penuh semangat saat tiba di narita airport.

"bisa ketemu captain tsubasa ga ya ahhaha" jawab Ferrel dengan antusias.

Mereka berdua mulai merencanakan perjalanan mereka, mencari beberapa tiket untuk untuk bisa naik kereta kemanapun, mengatur akomodasi lainnya, dan merencanakan tempat-tempat yang akan mereka kunjungi. Mereka melanjutkan perjalanan mereka dari bandara untuk ke tujuan pertama mereka.

Setibanya di Tokyo, Ferrel langsung terpesona dengan apa yang ia lihat tentang kota ini. Tak pernah terbayang di benaknya kalau ini semua sama persis dengan apa yang ia sudah lihat sebelum-sebelumnya di komik maupun anime. Tokyo adalah kota yang sibuk, modern, dan penuh energi.  Tanpe berlama-lama, mereka segera menuju ke hotel mereka di Shibuya, salah satu tempat paling ikonik di Tokyo.

"Gila sih ini zee, aku dari tadi speechless banget, ga LA, ga New York, ga Jepang, semuanya kaya ga nyata" kata ferrel dengan mata berbinar. Sedari tadi di perjalanan dirinya hanya bengong. Matanya menyusuri setiap sudut kota tersebut.

"HAHAHA, dari tadi aku cuman diem aja ngeliatin kamu yang speechless ahaha, lucu banget sih mas" jawab zee gemas.

Setelah menaruh barang-barang mereka di hotel, mereka memutuskan untuk menikmati secangkir kopi hangat dan melihat view dari atas, kamar mereka.

"Aku ga bisa percaya kalo aku di sini zee, aku bener bener di sini" seru ferrel dengan mata yang tak bisa lepas dari pemandangan yang ia lihat.

"sama, aku sih udah pernah. Yang jadi ini spesial, karna aku ke sini sama suami aku!" Ucap zee lalu menghamburkan pelukannya ke ferrel. Untuk hari pertama, ditutup dengan adegan kasih sayang mereka.

Hari kedua, Zee dan Ferrel memutuskan untuk menyusuri bagian cagar budaya di tokyo dengan mengunjungi Asakusa dan kuil Sensō-ji. Mereka naik kereta ke Asakusa dan segera disambut oleh pemandangan Nakamise Street, jalan yang dipenuhi dengan toko-toko suvenir dan makanan ringan tradisional. 

"Suasana di sini enak ya mas, kaya slow gitu, ga se padet shibuya" kata Zee sambil melihat-lihat toko-toko.

"Iya, tapi ga kalah rame sih, cuman ga sepadet shibuya" jawab Ferrel.

Saatnya ke part yang zee sukai. Mereka berjalan-jalan di Nakamise Street, mencoba berbagai makanan ringan seperti taiyaki dan manju. Zee sangat menikmati suasana tradisional dan berbagai barang yang dijual di toko-toko tersebut. Sudah tak tau berapa banyak jajanan yang sudah zee makan sedari tadi. Ferrel hanya melihat ke arah istrinya itu gemas, tanpa ferrel sadari, dirinya hanya bisa bengong melihat zee yang excited makan, belepotan, makanannya ga sengaja jatuh, dan beberapa kecerobohan zee. Sifat yang tidak cukup baik, namun entah mengapa itulah zee, istrinya.

Setibanya di kuil Sensō-ji, mereka merasa kagum dengan arsitektur kuil yang megah dan suasana yang tenang. Zee dan Ferrel mengikuti tradisi lokal, dan menikmati keindahan taman di sekitarnya.

"Gila, feeling-nya tenang banget sih di sini" kata Zee dengan senyum.

"iya, enak banget sambil ngelamun" jawab Ferrel.

Hari ketiga, Zee dan Ferrel memutuskan untuk menjelajahi dua tempat yang sangat berbeda namun sama-sama menarik: Akihabara dan Harajuku. Pagi hari, mereka mengunjungi Akihabara, distrik yang terkenal dengan elektronik, anime, dan budaya otaku. Zee sebernya bukan wibu yang gimana gimana sih, cuman di depannya banyak sekali hal-hal yang memanjakan matanya, dari merch anime kesukaannya dan beberapa barang yang sangat iconic. Zee sempat ingin gacha, namun itu tidak diperbolehkan oleh ferrel karena itu bukanlah suatu hal yang diperbolehkan dalam islam, dirinya cukup sedih, namun ia harus tetap mengerti.

Such an Ordinary Guy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang