New Chapter

1.2K 254 91
                                    

Minggu terakhir, ferrel memutuskan untuk kembali ke jogja. Ia berniat untuk menuju ke panti asuhan, tempat ia tinggal. Panti asuhan yang sudah sangat layak huni, para anak di sana mendapatkan tingkat pendidikan yang sesuai dengan kalangan umur mereka, bahkan ada juga pengembangan minat bakat dari akademis maupun non akademis. Mungkin terkesan terlalu elit untuk sekelas panti asuhan, namun begitulah gracio yang tidak tanggung tanggung dalam berbagi.

"Assalamualaikum....." sapa ferrel yang baru datang pukul 10 malam

"walaikum....FERREL???" kaget ibu panti yang kemudian memeluk ferrel

"Ya Allah, ya gusti, tambah ganteng aja kamu le, mana istrimu?"

"hahaha, zee lagi ga ikut bu, soalnya ini sekalian jalan aja, ada kerjaan kebetulan, jadi sekalian mampir"

"owalah ayo duduk sini"

"Yaampun, ih ibu tu kangen banget lo, tak batin kok ga dateng-dateng, kok jarang ngabari ya....eh tiba tiba muncul sendiri" Ucap ibu panti yang kemudian duduk sambil membawakan minuman dingin dari kulkas

"jalangkung dong hahah"

"gimana rumah tangga mu le?"

"nah, tujuan aku kesini mau minta saran dari ibu, jadi rumah tangga ku lagi di tahap yang mengkhawatirkan, zee ............." Ferrel menjelaskan tanpa melebih-lebihkan, bahkan ia mengurangi beberapa perkataan zee yang mungkin tak enak di dengar.

"Astaghfirullah, serius dia bilang gitu?" Ferrel hanya menggeleng lemas, ibu panti langsung memeluk ferrel saat itu juga

"yang sabar le, keputusan ada di kamu, kalo dia udah beneran menyesal, dan kamu mau maafin, akan lebih bagus, inget, perceraian itu ga dosa, tapi bikin Tuhan sedih, yang seneng itu setan karna berhasil menggoda kalian sampe kalian pisah. Itu tugas setan, mendekatkan yang haram menjauhkan yang halal. Makanya orang pacaran ga banyak yang sampe nikah, dan orang nikah banyak masalahnya ya karna itu kerjaan setan. Jadi, kalo menurut ibu sih, kamu coba pertahanin aja dulu, toh istrimu udah berkali-kali minta maaf kan"

"iya bu, besok aku mau tanya ayah sama bunda dulu, semoga mereka jawab lewat mimpi"

"jangan lupa sholat istiqarah juga, biar Allah langsung yang kasih kamu petunjuk"

"nggih bu, aku nginep di sini boleh ga nih?"

"oh ya boleh to! malah pake izin kamu ini"

Malam itu ferrel habiskan dengan beristirahat. Ia menjalankan apa yang ibu panti sarankan sebelumnya, yaitu sholat untuk meminta petunjuk. Ia berdoa penuh keseriusan, jika dirinya harus melepas, maka ia akan ikhlas, apabila ia memutuskan untuk bersama, berarti itu adalah yang terbaik. Pagi harinya ferrel melepas rindu dengan anak-anak di panti tersebut, tentu mereka kaget melihat ferrel yang tiba-tiba datang. Namun karna masih hari sekolah, anak-anak tersebut tak memiliki banyak waktu untuk bermain dengan ferrel.

Ferrel meminta izin ke ibu panti untuk pergi sejenak menuju makam ayah bundannya. Betapa senang, sedih, dan haru menjadi satu di sana, ia melihat makam kedua orang tuannya yang bahkan tidak pernah ia lihat. Ia melihat makam yang sudah dikelilingi banyak rumput liar, tanah mulai gersang, dan kotor. Ia sedikit membersihkan itu dengan air mineral yang ia sudah beli sebelumnya, menyirami batu nisan, mencabuti rumput, dan membersihkan bercak tanah yang menempel, sebelum ia berdoa dan meminta pendapat.

"Assalamualaikum ayah, bunda..... udah lama ya ferrel ga kesini. Maafin anak mu ini ya, dateng kalo lagi ada masalah aja hehehe, yah, bun aku mau minta pendapat dong, jadi aku sama zee lagi ada masalah, masalahnya itu.............." Ucap ferrel yang mulai berbicara layaknya anak yang curhat kepada orang tuanya

"jadi menurut ayah, sama bunda aku harus pertahanin atau gausah nih? aku sakit hati banget baca chat zee yang jelek-jelekin ayah bunda, aku marah yah, bun. Kalaupun harus pisah, aku bakal lakuin kok. Sekali lagi, tolong beri aku petunjuk ya...hiks" Ferrel sudah tak kuasa membendung air matanya. Ia memeluk nisan kedua orang tuannya, ia membayangkan apabila orang tuanya masih ada, semua perkataan zee tentang dirinya, membuat ia membayangkan apa yang akan orang tuanya rasakan ketika anaknya dihina seperti itu oleh istrinya sendiri. Tangis ferrel semakin menjadi-jadi, sampai waktu sudah memsuki waktu dzuhur.

Such an Ordinary Guy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang