Malam sudah sangat larut, namun Kimi masih tetap terjaga dari tidurnya. Berkali-kali dia berjalan mondar mandir tidak karuan di dalam kamarnya. Dia masih memikirkan kejadian tadi sore saat Malik mengantarnya pulang.
Issh..Kimi mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri seakan dengan cara itu dia berhenti memikirkan Malik. Memang sih, tidak ada yang spesial tadi sore, tapi entah mengapa tatapan jahil Malik membuat dirinya kaku. Sepertinya dia harus cepat tidur kalau besok tidak mau kesiangan.
Matahari mulai memperlihatkan cahayanya. Kimi pun terbangun karena cahaya matahari masuk melalui gorden kamarnya. Dia meraba-raba nakas yang berada di sebelah ranjangnya untuk mencari handphone.
Lima menit lagi bisa kali ya..
Dia melirik jam yang terpampang jelas di layar dan....
Ya ampun, jam tujuh! Gilaaaa...gue terlambat!!
Tanpa pikir panjang dia berlari menuju kamar mandi untuk berganti pakaian--tanpa mandi--sambil menabrak apa saja yang menghalangi jalannya.
Selesai berpakaian dan dandan alakadarnya, Kimi keluar dari kamarnya.
"EYANGGG!!"
"Eyang di belakang, sayang." sahut Lidia.
"Eyang kok nggak bangunin aku?"
Lidia pun membersihkan tangannya yang penuh tanah sehabis menanam bibit baru tanaman cabai.
"Tanya saja om kamu kalau eyang dan dia sudah bangunin kamu sampai teriak-teriak tapi kamunya nggak bangun-bangun juga. Eyang kira kamu pingsan." jawab Lidia.
"Terus om El sudah berangkat dong? Terus aku berangkat sama siapa?" rengek Kimi.
"Naik taksi saja, Kim. Atau kalau nggak mau macet kamu naik ojek online saja."
Kimi menghembuskan nafasnya dengan kasar. Sekarang bukan saatnya untuk merengek. Segera dia memesan ojek online dari handphonenya.
**
Kimi berjalan terburu-buru menuju dapur. Dia sudah sangat terlambat. Ini semua salah El. Om-nya itu sengaja meninggalkan dirinya karena kesiangan. Kalau saja semalam dia tidak memikirkan Malik, mungkin jadinya tidak akan seperti ini.
Kimi berjanji tidak mau memikirkan laki-laki kolot itu lagi. Tidak mau. Saat pintu dapur dia buka, seluruh mata tertuju padanya. Bukan karena dia seorang miss Indonesia tapi dikarenakan dia terlambat. Semua koki beserta pelayan lain sudsh bersiap di briefing oleh sang owner. Kimi menciut di tempat karena El memasang wajah membunuhnya.
"Kenapa kamu terlambat?" tanya El dengan aura mematikannya.
Kimi mengulin ujung kemeja denimnya karena gugup. "Kiminara Utami, apa yang menyebabkan kamu terlambat, huh?" tanya El lagi.
"Hmm..anu..pak..saya kesiangan. Maafin saya " cicit Kimi nyaris kehilangan udaranya. Sebenarnya yang membuat Kimi gugup bukan karena aura mencekam sang om melainkan malunya itu loh. Di omelin di depan teman-temannya yang lain.
Ini sungguh memalukan. "Saya kasih kamu kesempatan, kalau seperti ini lagi, saya nggak segan-segan akan memberikanmu SP 1. Paham?" tegur El.
"Paham, pak. Terima kasih." Kimi berjalan menyamping seperti kepiting dan masuk ke dalam barisan. Di barisan belakang Kimi mendelik kesal pada om-nya itu.
Awas saja lo Malik. Akan gue kasih pelajaran.
◆◆
"El, kalau nanti anak mba lahir cocoknya namanya siapa ya?" tanya Chika pada El. Dia memegang dagu sembari mengerutkan dahinya seakan dia sedang berpikir keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Target Kimi
RomanceMisael Arkandi Irawan belum juga menikah diusianya yang sudah 35 tahun. Maminya sibuk mencarikannya jodoh kesana kemari. Lain halnya dengan sang keponakan Kiminara Utami yang sudah 'kebelet' ingin menikah dengan kekasihnya namun ditentang oleh sang...