Part 10 - Terbius Suara Merdu dari Atas Panggung

357 28 0
                                    

Hari libur nasional ditambah dengan akhir pekan dimanfaatkan Kimi dan El untuk mengajak Lidia berlibur ke villa milik keluarga di Bandung. Mereka berangkat sangat pagi agar tidak terjebak kemacetan. Tiba di villa hampir mendekati jam makan siang.

Sesampainya disana mereka disambut bu Esih dan suaminya yang dipercaya untuk menjaga villa. Pasangan suami istri itu sangat terhibur dengan celotehan Kimi.

"Om El, sini masuk. Nggak kedinginan apa di luar?" tanya Kimi.

"Nanti dulu. Om lagi cari sinyal." seru El.

"Cari tuh istri bukan cari sinyal. Hahaha."

"KIMIII!!"

Kimi segera berlari masuk ke dalam kamarnya sebelum El keluar tanduk di atas kepalanya.

"Ada apa sih berisik banget kalian?" tanya Lidia yang tengah menonton tv di ruang tengah.

"Biasalah cucu kesayangan mama nyebelin banget. Eh kok mama belum tidur?"

"Mama belum ngantuk. El, mama mau bicara sebentar selagi kita punya waktu senggang." Lidia menepuk tempat disebelahnya yang kosong. El pun duduk. "Bagaimana kelanjutan kisahmu dengan Zeefana?"

El tersenyum tipis sambil menggaruk tengkuk lehernya. "Ya nggak gimana-gimana sih, ma."

"Mama sudah pernah nanya sama Zeefana. Dia sebenarnya bukan mencari pacar tapi cari suami. Zeefana baik dan juga dia sopan."

"Ma, El kan sudah pernah bilang kalau El.."

"Nggak akan menikah duluan sebelum Kimi juga menikah?" potong Lidia cepat. "El, mama masih sanggup menjaga Kimi sendirian. Dia juga pasti mengerti dan mama juga belum rela kalau dia menikah lebih dulu."

"Tapi, ma.."

"Kamu teringat janjimu sama Chika? El, kakakmu itu akan mengerti. Niat baik jangan ditunda-tunda. Nggak baik."

"Iya, ma. El ngerti kok." jawab El lesu lalu memeluk mamanya. Tanpa sepengetahuan mereka, Kimi bersembunyi di balik tembok pemisah kamarnya dengan ruang tengah. Gadis itu amat merasa bersalah pada El karena dirinya penyebab El yang tak kunjung menikah.

Kali ini targetku bukan lagi menikah cepat-cepat tapi membantu om El untuk segera menikah dengan mba Bidadari itu. Harus!

**

Di hari Sabtu pagi yang cerah, Kimi sudah mendapat pemandangan segar saat membuka jendela kamarnya. Dia segera menuju balkon menghirup udara pegunungan yanh menyejukkan. Aroma tanah yang begitu kentara membuat Kimi merentangkan tangan sambil menutup kedua matanya.

Dasar sok seksi banget sih, om El.

Matanya menyipit saat melihat tubuh shirtless itu tengah berenang dengan membelakanginya. Kimi menggeleng-gelengkan kepalanya karena dia yakin kalau laki-laki yang sedang berenang itu bukanlah El.

Sejak kapan om El punya tato di punggung?

Saat tubuh itu berbalik..

"WHHAAAATTT??!!!"

"Hay Kimi!" seru laki-laki itu. Lebih tepatnya adalah Malik. "Mau ikut berenang bareng saya?"

Kimi bergedik ngeri saat melihat Malik di kolam renang villa. Lalu Kimi menutup dadanya dengan menyilangkan tangan. Ini sama saja mengumpankan dirinya untuk Malik. Buru-buru dia masuk kembali ke dalam kamarnya dan menyambar kardigannya.

Adduhhh diriku ternoda!

"Kamu sudah bangun, Kim? Sarapan dulu sayang." ujar Lidia saat melihat Kimi turun dari tangga. Dengan wajah cemberut Kimi duduk di meja yang berada di seberang Lidia. "Pagi-pagi nggak boleh ngedumel. Nggak bagus ah." tukas Lidia sambil mengolesi roti tawar gandum dengan selai blueberry.

Target KimiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang