Selamat pagi, sayang....

21 1 0
                                    

Aloo aloo....

Warning Typo!

Happy Reading...

***

~Perfect Husband~

Pagi harinya Arkan terbangun lebih dulu, padahal ia baru saja tertidur sekitar 2 jam. Dia melihat Mita di sampingnya yang masih tertidur pulas. Sangat cantik, wajahnya terlihat sangat polos bagai bayi. Beda sekali jika sudah bangun, ekspresinya bisa bermacam-macam, namun tetap cantik.

Setelah bermenit-menit menatapi wajah sang istri. Arkan pun mulai mencoba membangunkan Mita, mengingat sudah pukul setengah 5 pagi yang artinya sebentar lagi akan masuk waktu sholat subuh.

Semenjak menikah dan setelah Mita mulai menerima keadaan mereka. Arkan memang sudah membiasakan Mita untuk selalu melaksanakan shalat wajib tepat pada waktunya. Dia akan membimbing Mita pelan-pelan untuk menjadi manusia yang lebih baik. Tentunya tidak hanya Mita, Arkan pun juga belajar untuk menjadi lebih baik pastinya.

"Mita, ayo bangun, sudah mau masuk waktu shalat," Arkan mencoba membangunkan Mita dengan memanggilnya pelan. Namun tidak terlihat pergerakan dari Mita.

Akhirnya Arkan mencoba untuk menyentuhnya. "Mita, ayo bangun sebentar. Kita shalat ya," Arkan mengelus pelan dahi Mita dan menyingkirkan rambut gadis itu yang menutupi sebagian wajahnya.

Mulai terlihat pergerakan dari Mita. Gadis itu mencoba menyingkirkan tangan Arkan yang membuat wajahnya merasa geli dan menganggu tidurnya.

"Hei, bangun dulu, kita shalat. Mama juga kayaknya udah bangun," Arkan masih terus berusaha membangunkan sang istri.

Mita mengerjapkan matanya pelan, mencoba membuka matanya yang masih sangat terasa berat. Jelas saja, dia semalam sulit sekali tertidur. Entah jam berapa ia baru bisa terlelap.

Arkan yang melihat Mita kesulitan membuka mata langsung mengarahkan telapak tangannya ke depan wajah gadis itu. Ia menghalu cahaya lampu kamar yang terang karena tidak dimatikan.

Setelah tidak merasa silau baru Mita dapat membuka matanya dengan sempurna. Ia mendongak melihat Arkan yang berbaring dengan satu tangan menopang kepalanya dan menatap Mita tersenyum.

"Selamat pagi, sayang," ucap Arkan tiba-tiba.

Mita menelan salivanya sedikit sulit. Kenapa tidak ada yang pernah bilang jika wajah Arkan yang baru bangun tidur bisa setampan ini?

Terlebih sapaannya tadi. Dia hampir saja ingin melompat turun dari kasur karena terkejut dan salting, jika saja tubuhnya tidak lemas karena baru bangun.

"Hei, kenapa diam? Kepalanya pusing?" Tanya Arkan khawatir.

Arkan pun bergerak turun dari ranjang untuk mengambil air minum yang tersedia di meja kamarnya. Kemudian kembali naik untuk memberikan air tersebut pada Mita.

"Ini minum dulu, biar ga ngantuk dan pusing lagi," katanya.

Mita meraih minum itu, ia meminumnya dibantu oleh Arkan. Setelahnya Mita kembali menatap Arkan. Wajah tampan itu sulit untuk ia abaikan.

"Kok bengong lagi?" Arkan mengusap wajah Mita untuk menyadarkannya.

"Eh, iya, itu masih ngantuk aja," Mita mengalihkan pandangannya dan pura-pura menguap.

PERFECT HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang