Kalo boleh minta tolong, tolong klik vote dan kasih komentar ya. Itu berarti banget untuk aku 😅
•
Renjun meremas kertas dengan skesta tak beraturan yang ada di atas meja kerjanya. Ini, sudah yang ke-12 kali Renjun melakukannya.
Pikirannya buntu, entah mengapa. Tangannya seolah tidak pernah memiliki bakat dalam membuat sketsa sebelumnya. Rasanya kesal sekali, terlebih ketika besok siang, Renjun harus menyerahkan gambaran kasar dari design rumah yang kliennya inginkan.
"Ayolah.." Renjun kembali menggoreskan pensilnya di atas kertas. Yang hasilnya, sama seperti sebelumnya —Renjun remas, lalu membuangnya.
Karirnya dipertaruhkan sekarang. Bukan hanya karna citra kerja yang telah Renjun bangun selama ini, yang membuat Klien memiliki ekpektasi tinggi atas apa yang mereka bayangkan. Tapi juga, karna kliennya sekarang, adalah pejabat pemerintahan yang sangat disegani semua orang. Jika Sang Kepala Daerah tidak merasa puas atas apa yang Renjun kerjakan, Renjun khawatir itu akan membuat citranya menurun.
Selama enam tahun karirnya, ini kali pertama Renjun mengalami ide buntu. Bahkan untuk sekedar berfikir bagaimana bentuk awal sebuah bangunan yang akan ia buatpun, Renjun tidak bisa.
Renjun butuh ketenangan. Renjun butuh kedamaian.
Maka, di sinilah ia. Tersenyum sumringah melihat lelaki yang tengah bersila di teras rumah dengan menggunakan hoodie kebesaran, milik Renjun. Ada sketch book di atas pahanya, dan ada pensil dalam genggamannya.
"Oh? Kenapa kemari selarut ini, Renjun?" Jeno terkejut atas kehadiran Renjun yang tiba-tiba.
Omong-omong soal hoodie, Renjun memang memberikan beberapa pakainya untuk Jeno. Renjun berfikir, pakaiannya mungkin saja bisa menemani Jeno pada hari-harinya, ketika Renjun tidak bisa menghampiri si taurus.
Renjun mendekat. Mendekap si lelaki April dengan erat, "Aku merindukanmu." Jeno terkekeh mendengarnya. Lantas membalas pelukan yang Renjun beri.
Ada rasa damai yang Renjun cari. Ada rasa tenang yang Renjun butuhkan.
Setelah hari itu, Renjun tidak pernah melewatkan moment sedikitpun dengan Jeno. Jeno mungkin tidak pernah memiliki waktu untuk bersenang-senang, sepanjang hari ia hanya akan ada di lapangan proyek hingga petang. Namun, Renjun memiliki caranya sendiri untuk menghabiskan waktu bersama Jeno.
Ada malam dimana Renjun menghampiri Jeno —seperti malam ini. Sembari membawa gitar milik temannya, Renjun mengajarkan bagaimana cara bermain gitar. Keduanya bernyanyi bersama, ditonton ribuan bintang. Ada tawa yang menghiasi ketika Jeno melontarkan lelucon. Atau, ada decak kesal ketika Jeno lagi dan lagi salah memetik kunci gitar.
Di lain hari, Ketika Renjun harus turun ke lapangan. Jeno akan menjadi tujuan pertamanya ketika tiba. Meski dengan sikap yang harus Renjun beri seprofesional mungkin, Renjun tetap menyapa Jeno dan menepuk kepala Jeno —yang mengenakan safety helmet, dengan lembut. Mengucapkan sepatah dua patah kalimat, agar Jeno bersemangat. Dan jika memungkinkan (tidak ada pekerja lain di sekitar mereka) Renjun akan mengecup bibir Jeno dengan cepat.
Atau.. di lain waktu, Renjun menjemput Jeno dari lapangan proyek, untuk menghabiskan malam bersama di rumahnya. Sebelum besoknya, Renjun kembali mengantar Jeno untuk berkerja.
"Mengapa masih terjaga?" Renjun melepaskan dekapannya, "Kamu harus terlelap agar memiliki tenaga untuk bekerja."
Jeno tersenyum, menunjukkan mata sabitnya yang indah, "Seperti biasa, aku menghabiskan waktu untuk menggambar."

KAMU SEDANG MEMBACA
He's A Liar [Renno] ✔️
FanficDia pembohong. Namun bodohnya, Jeno mencintainya hingga akhir. • Bxb • Renno! • Renjun Dom! Jeno Sub! Start : 22 juli 2024 End : 1 Agustus 2024