5.

404 57 29
                                    

Ayo klik vote, dan penuhin chapter ini dengan komentar 😊

"Lagi?"

Renjun tidak terkejut ketika melihat seorang wanita cantik dengan rambut panjang, sedang bersedekap dada di ruang tamu rumahnya. Matanya menunjukan sorot kemarahan. Seolah tidak terima atas apapun itu, yang Renjun lakukan.

Karina mengikuti Renjun yang berjalan lebih masuk ke dalam rumahnya, "Lagi-lagi kamu tidak membalas pesan ku, Renjun." kepalang kesal, Karina menarik tangan Renjun, hingga membuat si lelaki Maret menatap Karina dengan tajam.

Wanita itu tidak takut sama sekali dengan tatapan tajam Renjun. Malah, Karina balik menatap Renjun dengan sinis. Seolah memberi tahukan lelaki itu jika dirinya bisa melakukan hal yang sama seperti yang Renjun lakukan.

"Lepas!" Renjun berkata dengan penuh penekanan.

Karina mengabaikan perintah Renjun. Dirinya masih merasa sangat kesal dengan semua pengabaian yang Renjun lakukan padanya. Tidakah Renjun sadar, jika segala sikap Renjun dapat menyakiti hati Karina?

Akan tetapi, Renjun tidak peduli. Sama tidak pedulinya dengan Karina yang berteriak marah karna Renjun yang pergi begitu saja, setelah menghentakkan tangan Karina dengan cukup keras.

"Aku tau apa yang membuatmu selalu mengabaikanku." Karina berseru marah. Dan Renjun tetap tidak peduli. "Bukankah lelaki itu tidak setara denganmu?"

Langkah Renjun terhenti seketika.

Renjun mengerti dengan ucapan tanpa dasar yang Karina lontarkan. Sedari awal, Renjun bahkan sudah memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Termasuk dengan sikap Karina yang sekarang ia lihat.

Karina tertawa meremehkan, "Kamu tidak lagi mencintaiku, Renjun?" lantas melingkarkan tangannya pada leher Renjun.

Satu kecupan Karina beri pada rahang tegas milik Renjun. Tangannya menuntun tangan Renjun untuk meremas dadanya. Desahan sengaja Karina kumandangkan guna merangsang Si Lelaki.

Nakal sekali perbuatan Karina. Renjun sampai menggeram merasakan semua sentuhan yang Karina beri. Efeknya selalu sama seperti sebelumnya. Efeknya selalu membuat Renjun merasakan nafsu yang melambung sangat tinggi.

Hewan buas dalam diri Renjun, tidak dapat ia tahan. Renjun jelas lelaki normal. Mendapat godaan seperti Karina, jelas tidak akan Renjun biarkan. Dengan tergesa, Renjun melumat bibir ranum milik Karina. Terasa menuntut, yang semakin lama, terasa semakin panas.

Karina terkekeh sembari menyeka air liur di bibirnya, "Kamu tahu, bukan? Aku tidak suka berbagi." wanita itu mendekatkan wajahnya pada ceruk leher Renjun, menghisapnya dengan kuat hingga meninggalkan jejak kemerahan.

Renjun menjawab, "Aku tahu."

Nafsu masih menguasai diri. Renjun belai rambut panjang Karina, lantas membuka satu persatu kancing kemeja yang Karina gunakan, "Kamu tidak perlu khawatir. Aku tetap Renjunmu yang dulu."

Karina menjauh ketika Renjun siap menghisap salah satu belah dadanya. Mengengancingkan kembali baju miliknya, lantas pergi mengambil air minum untuknya.

Renjun tidak terima dengan tingkah Karina yang mengabaikan dirinya, ketika ia sudah berada di puncak nafsu ingin menyetubuhi. Membuat Renjun mengikuti kemana Karina melangkah.

"Jelaskan! siapa dia, Renjun?" Karina berkata tegas.

Renjun melingkarkan tangannya pada perut Karina. Menghirup aroma tubuh yang menyegarkan. Dulu, aroma ini menjadi favoritnya. Sebelum akhir-akhir ini tergantikan oleh aroma tubuh milik Jeno.

He's A Liar [Renno] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang