Banyak sekali hal baru bagi Jeno, setelah malam dimana dirinya bercakap-cakap dengan Renjun. Tak ayal, Jeno masih sering terkejut dengan apa yang Renjun lakukan untuknya.
Seringkali ketika Renjun berkunjung ke lapangan, lelaki Maret itu membawa banyak sekali makanan untuk para pekerja. Terlihat tidak ada yang spesial bagi para pekerja lain, namun nyatanya Renjun selalu memberikan makanan ekstra untuk Jeno makan bersama dirinya.
Di suatu siang, ketika Mandor memberikan instruksi untuk beristirahat, Renjun yang sedang berada di sana meminta Jeno untuk menemani dirinya menyantap makan siang.
Melihat binar mata Jeno yang pertama kali menyantap pizza, membuat Renjun terkekeh gemas. Pun ketika mendengar cerita random yang keluar dari mulut Jeno, memiliki kesan tersendiri bagi Renjun.
Energi positif yang Jeno pancarkan, membuat Renjun merasa bersemangat tanpa sebab. Mungkin karna pada dasarnya, Jeno adalah anak yang ceria. Meski dengan baju kotor penuh keringat dan wajah berminyak, itu tidak mengurangi keceriaan yang terpancar dari diri Jeno.
Kemungkinan terbesarnya, itulah yang menyebabkan Renjun bersemangat berada di sekitar Jeno.
"Pelan-pelan saja, Jeno. Aku tidak akan mengambil pizza milikmu." hanya cengiran yang Jeno tunjukkan ketika Renjun mengambil saus di sudut bibirnya.
Renjun menyadari, banyak sekali perubahan yang Jeno tunjukkan setelah mereka lebih dekat beberapa minggu kebelakang.
Dulu, Jeno tidak pernah mau menatap Renjun. Lelaki April itu, selalu menunduk ketika Renjun menyapanya. Setelah kejadian malam itu, Renjun selalu mencari di mana Jeno berada ketika dirinya sedang di lapangan.
Dengan tubuh kurusnya, Jeno terlihat memprihatinkan. Memikul beban berat yang bahkan terlihat lebih besar daripada tubuh Jeno, adalah pemandangan yang sangat menyedihkan.
Tak sekali dua kali, Renjun menyapa Jeno dengan sapaan dan senyuman ramah yang ia tunjukkan. Namun, Jeno bersikap seolah-olah mereka tidak pernah menghabiskan malam bersama dengan penuh cerita. Di pertemuan ke-6 Renjun tidak lagi hanya menyapa, lelaki Maret itu mulai mengajak Jeno berbicara disela-sela istirahatnya.
Hebatnya, Jeno yang selalu menunduk, mulai membiasakan diri. Topik yang Renjun bawa selalu membuat Jeno tertarik. Lambat laun, mereka semakin dekat. Ditunjukkan dengan ; Renjun yang tidak pernah absen mengajak Jeno makan bersama —tentu ketika Renjun berada di lapangan, atau Jeno yang menunjukan sifat asli dirinya yang ceria.
Mengingat waktu kebelakang, Renjun hanya tersenyum. Tangannya mencubit penuh kegemasan pada pipi tirus Jeno yang kini penuh oleh Pizza yang Jeno makan, lantas bertanya, "Enak?"
"Enak! Terimakasih Renjun." Jeno terkekeh, menunjukkan mata sabitnya yang indah.
"Liburan hari raya besok, kamu memiliki agenda, Jeno?"
Jeno tidak pernah merasakan libur setiap minggunya. Pekerjaannya sebagai Kuli proyek, membuat Jeno harus terus bekerja di hari minggu sekalipun. Mengejar target, katanya. Hanya pada hari-hari besar, pekerja proyek diliburkan. Seperti hari raya atau pemilihan umum, misalnya. Sisanya, Jeno tidak pernah mendapatkan kebebasan berlibur.
Jeno balik bertanya sebagai jawaban atas pertanyaan Renjun, "Emm.. tidak. Ada apa?"
"Tidak ada, aku hanya ingin memberikan penawaran." Renjun terdiam sejenak, tangannya cekatan membuka botol mineral katika melihat Jeno yang cegukan, "Bagaimana jika menghabiskan waktu liburmu di rumahku? Aku ingin merasakan masakanmu, yang kamu ceritakan itu."
Jeno bimbang, "Bolehkah?.. Bolehkah aku berkunjung ke rumahmu?"
"Tentu." ucapan Renjun membuat Jeno semakin bersemangat. Ia mengangguk, mengiyakan ajakan Renjun.

KAMU SEDANG MEMBACA
He's A Liar [Renno] ✔️
Fiksi PenggemarDia pembohong. Namun bodohnya, Jeno mencintainya hingga akhir. • Bxb • Renno! • Renjun Dom! Jeno Sub! Start : 22 juli 2024 End : 1 Agustus 2024