I

1K 48 3
                                    

Lee minho. Remaja yang kerab di panggil minho itu memiliki wajah yang sangat tampan. Kulitnya yang putih serta badan yang kekar itu menjadi perhatian para siswi di sekolahnya baik adik tingkat, teman seangkatan, ataupun kakak tingkatnya.

Selain memiliki fans, dia juga memiliki seorang musuh/haters dirinya.

Namanya han jisung. Entah mengapa ia begitu membenci pria berhidung bangir itu.

" ouch! " rintih minho ketika merasakan kepalanya terbentur sikut seseorang. Dia mendongak untuk melihat siapa pemilik sikut yang membentur kepalanya tadi.

Biar ku jelaskan. Minho kini tengah berada di kantin. Duduk di salah satu bangku untuk menyantap makanannya bersama beberapa teman dekat nya.

" l-lu?! " minho terlihat kesal kepada orang pemilik sikut yang membentur nya.

Jisung kini sedang menatap minho dengan tatapan tak bersalah. Ya, orang itu adalah han jisung musuh dari Lee minho.

" oh sorry " jawab jisung singkat dengan wajah datarnya dan bersikap tak peduli.

" shit! " umpat jisung ketika merasakan sebuah cengkraman yang kuat di tangannya.

Minho yang melakukannya langsung mengeratkan cengkraman nya lalu melepasnya dan beranjak pergi dari sana.

" awas lu ho!! Gue bakal balas dendam ke lo! Gue bakal buat lo nyesel! " ancam jisung sedikit berteriak

" coba aja " gumam minho lirih, sembari menunjukkan senyum smirk nya yang tentu tak dilihat oleh jisung

                                       •••

Kini minho tengah sibuk dengan buku-buku yang menumpuk di atas meja belajarnya. Mengingat dia adalah murid yang teladan, tentu ia dengan sangat senang menerima banyak pekerjaan rumah dan mengerjakannya sangat awal, bahkan satu minggu sebelum kumpul dia sudah menyelesaikannya.

" minho! Sini bantu mama! " minho yang mendengar mama nya membutuhkan bantuannya, segera menutup buku nya dan beranjak pergi keluar kamar.

" bantu apa ma? " tanya minho ketika sampai di hadapan sang mama.

" itu tolong panggilin mama jisung ya, mama butuh banget bantuannya ini mama repot " minho yang mendengar kata jisung itu langsung mengganti raut wajahnya.

Yang awalnya menunjukkan raut wajahnya bersedia membantu, kini berubah menjadi wajah malas dengan decakan tak suka darinya.

" yaudah ma " dia tetap akan pergi ke rumah jisung karena tak mau berdebat dengan mama nya sekarang

Oh ya. Sebenarnya rumah minho dan jisung tak terlalu dekat. Butuh waktu 5 menit untuk minho agar bisa sampai ke rumah jisung. Walau begitu, orang tua keduanya sangat dekat berbanding jauh dengan anak mereka yang saling membenci dan akan bertengkar dimanapun dan kapanpun mereka berada.

" eh minho, ada apa nak? " kebetulan mama jisung sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya, jadi dia tak perlu repot-repot menghabiskan suaranya hanya untuk memanggil wanita tua yang cantik itu.

" tante di suruh mama buat bantuin mama di rumah. Tante bisa kan? " tanya minho

" oh boleh. Pasti mama repot banget ya, bentar ya nak minho " minho mengangguk.

Membiarkan wanita cantik itu menyiapkan diri. Tak lama, wanita cantik itu keluar dengan membawa sebuah totebag yang di kaitkan pada bahunya.

" oh ya nak minho, tante boleh minta tolong gak buat jagain jisung bentar? "

" memang jisung kenapa tante? " tanya minho penasaran. Padahal baru tadi pagi dia berdebat dengan jisung dengan masalah kecil.

" tadi pulang sekolah dia bilang ke tante, katanya pusing. Dia kalo pusing gak bisa ditinggal sendirian. Jadi nak minho mau gak bantu tante jagain jisung? " tanya mama jisung sekali lagi yang di balas anggukan oleh minho.

" yaudah tante. Minho bakal jagain jisung, tante tenang aja semuanya aman kok " ucap minho meyakinkan wanita tua berparas cantik di hadapannya.

" makasih ya nak minho. Yaudah tante pergi dulu ya " wanita itu melenggang pergi meninggalkan minho di halaman rumahnya.

Dengan perasaan malas bercampur lega, minho masuk ke dalam kediaman jisung. Membuka knop pintu lalu menutupnya kembali.

" ji? Lu dimana? Tidur kah? "

Hening. Tak ada jawaban, jadi minho mengira bahwa jisung sudah tertidur. Jadi ia memutuskan untuk menonton televisi sambil bersantai di sofa.

Tak lama, terdengar suara orang sedang merintih kesakitan. Suaranya dari lantai atas. Bisa di pastikan bahwa suara itu berasal dari mulut jisung.

Dengan cepat minho berlari menuju kamar yang di huni oleh jisung.

" euh mama.. Sakit maaa "

" hiks! Kepala jisung sakit "

Minho yang melihat jisung kesakitan itu panik. Bukan karena khawatir, tapi karena takut jika pemuda itu malah kehilangan nyawanya di saat itu juga.

Maafkan author kalau bahasanya agak aneh.. Salam setan~

" woy sung! Lu kenapa ege, jangan mati dulu gue belum puas ledekin lu " entah mengapa minho malah mengatakan kata kata yang tak sesuai dengan kondisi saat ini.

Jisung terdiam sejenak memandang minho kemudian kembali nangis histeris.

" hueeeee lu ngapain disini! "

" mama ada maling... Huuuu "

Minho menjadi kebingungan saat mendengar jisung yang tak kunjung berhenti menangis.

Dia memutar otaknya. Memikirkan apa hal yang dapat membuat jisung lebih tenang dan berhenti menangis.

" udah sung diem gua sumpel lu pake kain kalo ga diem " ucap minho, dia sudah tak bisa berpikir lagi hanya itu yang ada di pikirannya.

" lu ngapain disini sih?! Gue gamauuuu mama mau peluk mama... Huuuu "

Seketika minho tau apa yang harus ia lakukan. Memandang jisung sejenak dengan tatapan tajam.

" ngapain lo liatin gue kaya gitu? "

Minho menggenggam bahu jisung, kemudian memeluknya dengan erat.

Apa apaan itu? Hei apa minho apa kau tidak sadar kalau status kalian adalah musuh? Sungguh apa yang dipikirkan minho saat ini adalah bagaimana caranya agar jisung dapat menghentikan tangisnya. Hanya itu saja.....
Mungkin?

                                       •••

Sebelumnya aing minta maaf, karena mungkin ceritanya kurang ngefeel.
Karena ini kali pertama aku bikin cerita buat di publis jadi tolong jangan hujat aku.
Betewe selamat membaca!!!!!!!!
Love you all♡♡

~ hannieandknow

ENEMY'S ||• MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang