VIII

311 21 2
                                    

1 minggu setelah mereka studytour itu, sekolah di liburkan untuk para siswa yang mengikuti studytour. Alasannya sudah pasti karena lelah bukan?

Jadi, hari pertama jisung habiskan untuk maraton anime dan malas-malasan. Mama nya pun hanya bisa geleng-geleng melihat kelakuan malas anaknya itu.

Hari kedua jisung habiskan untuk bermain video game menggunakan komputer butut miliknya yang sudah lama. Ia tak memiliki niat untuk membeli yang baru karena ia jarang bermain komputer, jika ia membeli yang baru itu akan menjadi barang terbengkalai sebab jarang sekali ia pakai.

Cklek!

" jisung, udahan dong main game nya kamu belum makan " ucap mama han begitu melihat kondisi kamar jisung yang sedikit berantakan dan si jisung yang masih menatap layar komputernya.

" iya ma bentar! " ucap jisung. Matanya masih fokus menatap layar komputer itu yang sedang menampilkan sebuah game tembak-tembakan.

" mama mau ngomong sesuatu sama kamu " jisung mengernyitkan dahinya bingung lalu menatap mama nya meminta penjelasan.

" biasanya mama kalo mau ngomong gak tanya dulu, emang ada apa ma? "

" kita ngomong sambil makan aja ji.. Kamu belum makan kan? Mama udah masakin makanan kesukaan kamu " jisung mengangguk lalu mempause game nya sebentar kemudian beranjak bangun menuju ruang makan.

Jisung duduk kemudian matanya melihat semangkuk nasi dan beberapa lauk. Ia mulai mengambil nasi itu dengan sumpit lalu memasukkannya kedalam mulut dan mengunyahnya.

" oh ya, mama mau ngomong apa? " tanya jisung. Ia melihat mama nya hanya diam menatap dirinya.

" jisung... Papa kamu mau pulang hari ini " sontak ekspresi jisung yang awalnya biasa saja menjadi sangat terkejut. Matanya membola kaget mendengar ucapan mamanya barusan.

" a-apa ma? Jisung gak salah denger kan? " tanya jisung memastikan, bisa saja ia salah dengar tadi kan. Tapi melihat respon mama nya yang hanya diam saja, sudah pasti itu benar.

" tapi kenapa ma? " jisung meletakkan sumpit nya lalu menatap nyalang mama nya.

" Maaf ji.. " mama nya menunduk saat melihat tatapan kecewa dari sang anak.

" Kenapa mama gak ngelawan papa? Mama takut? " Tanya jisung dengan nada tingginya. Ia masih tidak bisa menerima kalau papa nya kembali.

" Nggak bisa ji... Mama minta maaf " tak terasa, setetes air mata lolos membasahi pipi wanita tua itu.

" Ma.. mama gabisa gini dong. Gimana kalo papa balik terus kembali ngelakuin hal kaya dulu ke keluarga kita? " Tanya jisung sedikit membentak.

" Maaf ji.. " sang mama masih setia menundukkan kepalanya, wajahnya merah karena menangis.

" MAMA CUMA BISA MAAF DAN MAAF. MAMA GAPERNAH MIKIRIN DIRI MAMA SENDIRI. MAMA NGEBIARIN LELAKI BAJINGAN ITU KEMBALI KE RUMAH INI. MAMA PUNYAOTAK GAK SIH? JISUNG KECEWA SAMA MAMA!! "

Okey, jisung manusia. Dia juga berhak mengeluarkan unek-unek nya saat ia merasa lelah. Jisung memang sangat mengerikan saat marah.

" MA JAWAB JISUNG! " Sekali lagi jisung membentak sang mama. Ia juga tak tau kenapa ia membentak mama nya.

" Jisung, maaf.. "

" MAMA CUMA BISA MAAF. JISUNG BENER BENER KECEWA SAMA MAMA! " Jisung bangkit dari duduknya kemudian berjalan cepat menuju kamar, mengambil jaket lalu berjalan menuju pintu.

BLAM!!

Sang mama menangis sejadi-jadinya begitu jisung meninggalkan rumah. Ia menjadi sangat bersalah kepada jisung, sampai sampai anaknya yang jarang marah dan membentak dirinya kini malah mengeluarkan semuanya. Ia hanya berharap, jisung masih mau memaafkannya.

•••

" Hiks! Lu bodoh banget ji! Bisa bisanya lu bentak mama! Jisung bodoh! Bodoh! Bodoh! Ih bodoh banget jisung! " Jisung memukul-mukul kepalanya sendiri. Ia merasa sangat bersalah sudah membentak dan memarahi mama nya.

Setelah keluar dari rumah, jisung memutuskan untuk menenangkan diri di pinggir sungai. Udara yang sejuk bisa membuat beban pikirannya berkurang.

" Ma- hiks mama jisung minta hiks maaf huu " jisung menangis ketika membayangkan betapa sedihnya sang mama saat ia membentaknya. Udara sejuk pun tidak bisa menghilangkan beban pikirannya itu.

Sret

Jisung menoleh kesamping saat merasakan pundaknya di tepuk pelan. Ia memandang orang itu dengan dahi mengernyit, wajah merah dan mata sembab nya.

" Banyak banget pikiran lu " itu minho. Entah apa yang dilakukan pemuda itu di siang hari seperti ini.

" Bacot " jisung kembali termenung dalam pikirannya. Minho yang melihatnya hanya menghela napas nya lalu mengelus lembut punggung jisung.

" Kenapa? Ada masalah sama mama lu? "

" Gaada urusannya sama lu! "

" Cerita aja jisung "

" Sana pergi jangan ganggu gue! " Jisung memberontak saat dengan tiba-tiba Minho memeluknya. Minho menahannya, ia meraih pinggang jisung lalu mendekap tubuh mungil itu dalam dekapannya lebih erat.

" Minho lepas.. hiks.. Minho lepass huu " pada akhirnya jisung lebih memilih menangis dalam dekapan Minho. Entah kenapa jantungnya berdebar kencang dan dalam waktu bersamaan ia tak bisa menahan tangisannya. Air matanya pecah dalam dekapan hangat Minho.

" Mau cerita? " Tanya Minho lembut. Sungguh sangat lembut, jisung pun terkejut mendengar nada lembut Minho barusan.

" Gapapa? " Jisung mendongak menatap manik Minho lengkap dengan wajah merahnya. Lucu batin Minho.

" Cerita aja ji, gue siap dengerin semuanya " jisung kembali menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Minho dan kembali menangis.

" Shut! Jangan nangis ji.. " Minho mengusap punggung jisung, berusaha meredakan tangis si tupai.

" Janji lu bakal dengerin " ucap jisung lirih, tetapi masih bisa terdengar jelas oleh Minho.

" Janji! Udah jangan nangis " Minho melepas pelukannya kemudian menangkup kedua pipi chubby jisung.

Cup!

Minho mengecup singkat bibir jisung kemudian memeluknya kembali sembari mengusap surai jisung lembut.

" Gue cerita ya ho.. "

•••

Allo guys aku kembaliiiiii
Setelah berdiskusi bersama tangan ini, akhirnya aku memutuskan untuk kembali melanjutkan book ini.... Seneng kan!!! Makannya jangan lupa di vote, aku udah capek capek nulis ini tauk, mana lupa Ama alurnya lagi huhhhhhhhh

See you next chapter guysss
Love you all^⁠_⁠^

-hannieandknow-

ENEMY'S ||• MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang