6. emosi

129 8 0
                                    

Bab ini bakalan ke isi konflik yang cukup panjang, gua jadiin satu bab aja yah (◍•ᴗ•◍) happy reading

________________________________________________

Dengan perasaan kesal wooin masuk ke dalam mobilnya, menutup pintu mobil dengan cara kasar. Joker hanya menatapnya jengah. Joker tau, wooin adalah orang yang sangat hati hati, dia tak suka jika rencananya kacau sekecil apa pun itu.

Joker menyusul masuk ke dalam mobil, melajukan mobil itu menuju apartemen wooin, sepertinya dia akan menginap. Wooin akan melakukan hal aneh jika dia tak mengawasinya, apalagi ini kasus yang cukup berat.

Suasana mobil sangat canggung, cukup menyeramkan sebenarnya. Wooin dengan mood buruknya benar benar membuat udara di sekitar mobil itu menjadi mencekam, joker tak berani bertanya apa pun. Takut jika temannya ini akan mengamuk dan mengakibatkan kecelakaan

Perjalanan itu akhirnya berhenti di salah satu gedung, ya itu apartemen wooin. Wooin keluar tanpa memperdulikan joker, joker hanya menghela nafas, menyusul wooin ke kamar apartemen nya.

Baru juga sampai, wooin sudah mengamuk. Joker yang baru membuka pintu di kejutkan dengan sebuah vas yang melayang ke arah nya

Prangg.......

Vas itu mendarat pada tembok di sebelah joker. Joker menghela nafasnya berat, berjalan ke arah wooin mencegah tangan kecil itu untuk menghancurkan lebih banyak barang.

" LEPASKAN SIALAN! " teriak wooin tepat di muka joker

" berhenti merusak barang barang, itu bukan salah mu " joker mencoba menenangkan wooin

Tangan kiri wooin yang bebas memecahkan sebuah gelas yang berada di meja sebelahnya membuat ujung gelas itu menjadi tajam, dia menodong gelas itu tepat di hadapan joker

" tutup mulut mu atau ku robek mulut sebelah mu " kalimat itu penuh dengan penekanan dan emosi yang ingin wooin lampiaskan

Alih alih takut dengan ancaman itu joker hanya menatap wooin dalam diam. Meski joker tak banyak bicara dia mengerti perasaan di sekitarnya. Joker hanya bersikap dingin namun hatinya tak sedingin itu untuk tak mengerti perasaan orang lain apalagi itu menyangkut wooin.

Wooin yang kesal di tatap akhirnya menggores tangan joker yang menggenggam tangan kanannya, cairan merah kental mengalir dari lengan joker. Membuat cengkraman joker terlepas dari tangan kanan Wooin. Wooin melangkah pergi menuju kamarnya, meninggalkan joker dengan darah yang mengalir dari tangannya.

Joker menatap kepergian wooin, menghela nafasnya lelah dia mulai membersihkan kekacauan yang wooin perbuat. Pecahan gelas, vas, bantal banyak yang isi nya wooin keluarkan. Semuanya joker bereskan dengan telaten.

Selesai dengan kegiatan bersih bersinya, joker berniat membuang sampah keluar. Saat akan meninggalkan kamar wooin sebuah suara menginstrupsinya

" joker? "

Merasa di panggil sangat empu akhirnya menoleh

" noah? "

Joker sedikit kaget dengan adanya noah di hadapannya, bukankah noah berada di luar negeri? kenapa dia di sini sekarang?

Banyak pertanyaan di kepala joker, pasalnya joker dan noah telah lama berpisah. Dulu mereka adalah teman masa kecil, namun orang tua noah memutuskan untuk pergi keluar negeri karna sebuah urusan, sebab itu joker tak pernah lagi tau tentang sahabat kecilnya ini.

" hai, sudah lama yah tak bertemu, kau semakin tinggi saja " ucap gadis itu dengan kekehan kecil

" ya, kau juga mewarnai rambut mu yah "

" hehe kau tau lah kehidupan di luar negeri itu gimana "

Ceklek......

Belum sempat menjawab obrolan noah, sebuah suara pintu terbuka mengalihkan pandangan joker, pria mungil yang berada di balik pintu itu menatap aneh pada noah, sesekali si mungil menatap tajam pada joker seakan ingin mengulitinya hidup hidup

Brakk.......

Pintu itu kembali di tutup dengan kencang, membuat dua orang yang berada di luar tersentak.

" apa apaan sih orang itu, dasar aneh " gerutu noah kesal

Joker yang mengerti situasinya segera menyudahi obrolannya dengan noah

" noah sudah dulu yah, aku akan buang sampah, bye "

Joker pergi meninggalkan noah di belakangnya

" JOKER AKU TINGGAL DI KAMAR UJUNG, BERKUNJUNG LAH JIKA KAU RINDU AKU "

Suara teriakan itu menggema di lorong apartemen itu, joker mendengarnya, namun malas menjawabnya. Selesai dengan acara buang sampahnya joker kembali ke kamar apartemen wooin, netranya mencoba mencari keberadaan makhluk mungil yang sedang dalam mood buruk itu

Joker memutuskan untuk menuju kamar wooin, perlahan dia buka namun dia merasa sebuah benda kembali melayang ke arahnya, dengan sigap dia menutup pintu itu.

Prang......

Sebuah benda kaca pecah menghantam pintu kamar itu. Joker kembali membuka pintu itu, matanya tertuju pada wooin yang duduk lurus sejajar dengan pintu kamarnya, memegang sebuah botol minuman keras yang salah satunya dia lempar tadi. Botol itu kosong sehingga tak membuat kamarnya basah

" berhenti lah melempar sesuatu wooin "

Joker hanya menatap wooin lelah, joker tak terlalu suka wooin yang benar benar emosi, itu mengerikan.

" siapa wanita itu "

" teman kecil ku " jawab joker dengan kegiatan membersihkan pecahan gelas di balik pintu itu

Wooin mendekat pada joker, sebuah pisau tepat mengarah pada mukanya

" jangan mencoba lari dari ku hajun " tatapan membunuh wooin berikan pada joker.

Joker bangkit, menurunkan tangan wooin yang memegang pisau. Dia sedikit menghela nafas lelah, mengikis jarak antara dirinya dan wooin, menurunkan kepalanya

Cup....

Kecupan ringan dia berikan pada si mungil yang berada di depannya itu. Memeluk pinggang ramping wooin dan menggendongnya ala koala.

" jangan berpikiran bodoh seperti itu wooin " suara lembut joker mencoba menenangkan wooin.

Wooin yang merasa dirinya di perhatikan melepaskan pisau di tangannya, memeluk tubuh joker dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher joker, dia sedikit terisak.

Dia benci saat rencananya gagal, dia takut orang orang sekitarnya akan menghilang. Wooin terlalu takut untuk sendiri lagi. Apalagi saat dia melihat joker berbicara dengan perempuan itu, wooin kesal, benar benar marah. Dia yang berniat meminta maaf dan mengobati tangan joker malah melihat hal yang membuat emosinya semakin naik.

Joker hanya mengusap punggung si mungil, mencoba menenangkan pria dalam gendongannya itu. Sebuah senyum kecil tercipta di bibir joker. Ingin rasanya dia bilang bahwa dia hanya mencintai wooin tapi rasanya ini bukan waktu yang tepat. Joker hanya diam dan terus mencoba menenangkan wooin.


( ̄∇ ̄)
Hehe maap yah kalau makin ngawur, buntu banget soalnya
Makasih yang udah baca book ku
Jangan lupa vote dan komen yahh
See you next chapter ᜊ

Btw ini next chapter mau bikin flashback, bagusan flashback yang wooin atau noah joker nih?

 | Wooin x Joker | late realizing your love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang