4

604 30 0
                                    

Mereka bertiga menunggu Aulian sampai berhenti menangis, hampir satu jam Aulian belum berhenti menangis membuat mereka semakin khawatir. Hingga suara gerbrakan pintu membuat Aulian kaget sampai menghentikan tangisnya sejenak.

Elard datang dengan terburu-buru dengan keringat membasahi pelipisnya, ia melihat seorang pria kecil yang tengah dipeluk oleh Darel, langsung saja ia mengambil alih pria itu ke gendongannya.

Aulian kaget dengan badannya yang tiba-tiba terangkat, ia menatap pria yang memiliki wajah dingin itu dengan sedikit takut.

"Kenapa?" tanya Elard sambil menghapus jejak air mata Aulian.

Aulian yang ditanyapun rasanya ingin menangis kembali "h-hiks...g-gue anak buangan"

"Siapa yang berani mengatakan itu hm,adek adalah anak berharga tidak mungkin di buang" Elard mengelus surai itu,betapa ia sangat merindukan adik kecil miliknya.

"t-temen"

"Tidak,adek bukan anak buangan jadi berhenti menangis"

"Berhenti menangis babyboy,Daddy takut nanti kamu muntah, kan tadi baru makan" bujuk Raid.

Sedari tadi Aulian juga sedang menahannya,perutnya sangat tidak nyaman.

"e-eum" Aulian memilih untuk berhenti menangis.

Elard duduk si sofa sambil memangku Aulian, dia baru sadar jika tubuh sang adik terluka.

"Kenapa bisa terluka?"

Aulian mendongah untuk menatap Elard "ditabrak Daddy".

Elard melayangkan tatapan permusuhan pada Raid. Sial,apa yang di lakukan ayahnya sampai menabrak adik kecilnya.

"Nanti kakak akan marahi Daddy"

"Eum"

"Babyboy maafkan Daddy,kamu ingin minta apa nanti Dady berikan" mau menyesal tapi karena itu lah ia bisa bertemu dengan anaknya yang hilang.

Aulian bersandar di dada Elard "nanti aja" siapa tau Aulian bisa plorotin harta ayah barunya.

"Daddy sudah dimaafkan?"

"Sudah"

Aulian mengangkat wajahnya "namanya siapa?"

Elard mengusap pipi Aulian gemas "Elard kakak pertama kamu, lalu Wildan adalah kakak kedua mu dan Darel adalah kembaranmu baby"

"Oh,kalau mama dimana?"

Elard membelai lembut kepala Aulian "maaf baby, mama sudah pergi terlebih dulu"

Aulian meresa sedih karena tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya "nanti ajakin ke makam mama" ucapnya sendu.

"Tentu".

______

AulianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang