7

515 33 5
                                    

"tunggu"

Darel keluar terlebih dahulu untuk menyiapkan kursi roda, perlahan ia membantu Aulian untuk duduk disana dengan aman.

"Plis gue malu kalau pakai kursi roda" keluh Aulian.

"Ada gue,malunya dibagi dua"

Dua pria dengan wajah yang sama itu kini menjadi pusat perhatian seluruh orang disana. Suara pekikan menghiasi jalan Aulian dan Darel.

"Eh kembar?"

"Demi apa?gue mau nyulik mereka"

"Gemes banget"

"Spill cara buat anak kembar dong"

"Eh, keluarga Adelard kan itu"

"Lah kok si Darel buka cabang"

"Kembaran goblok,lu kira toko bangunan"

"Fiks Tante akan angkat kalian jadi sugar baby, Tante cari uang buat apa,buat kalian lah"

"Congor lo, beli bakso aja ngutang sok-soan"

"Apa lo iri"



Darel berjalan ke depan Aulian, ia mengangkat tubuh Aulian ke gendongannya, Darel tak terima kembarannya ditatap penuh minat oleh orang-orang yang disana.

"Njing,ngapain lo gendong gue,turunin gak!" ronta Aulian.

"Ada tangga di depan,lo mau gue lempar aja?"

Tingkah kedua budak kembar itu tak luput dari perhatian geng black wolf. Dimana Darel adalah anggota termuda dari geng itu.

Ketua black wolf adalah Xavier kelas 12 IPA1 dengan Axel wakil ketua. Darel baru bergabung saat masa orientasi sekolah. Karena Xavier adalah sepupu Darel dari pihak sang mama. Ya, Darel masuk lewat jalur dalam, itupun karena paksaan Xavier karena ingin Darel yang menjadi penerusnya kelak.

"BANG VIER BAWAIN KURSI RODA LIAN!"

Aulian sontak mengikuti arah pandang Darel,dimana terlihat sekumpulan pria dengan jaket hitam berlogo serigala.

"Weh kaya perkumpulan tukang parkir nih" batin Aulian.

Xavier berjalan mendekat dengan di ikuti anggota inti black wolf, tapi bukannya mengambil kursi roda Xavier malah mengambil Aulian dari gendongan Darel.

"Bangs*t lo siapa berani pegang-pegang gue anj*ng" pekik Aulian.

"Jangan mengumpat"

"Bang Vier turunin adek gue! punya gue itu turunin!!" perintah Darel namun tak sedikitpun dipedulikan oleh Xavier.

Xavier memberi kode para anggotanya untuk membawa kursi roda milik Aulian.

"T*i turunin BANGSAT! lo budek ha! tuli! apa gak bisa bahasa manusia njing"

Xavier berjalan menuju deretan kelas 10 tanpa peduli dengan ocehan sepupu kecilnya.

"BANG VIER~" ingin sekali Darel menendang kepala batu milik kakak sepupunya itu. Enak aja main comot milik Darel seenaknya.




_____________________________





"Jadi lo punya bapak? terus si Darel kembaran lo" tanya Deva.

Aulian berada di kelas IPA 6 bersama sahabatnya Deva dan Cana, sedangkan Darel ada di IPA 1.

"Iya baru dipungut kemarin" ucap Aulian sambil mencoba kedua tongkat yang dibawa oleh Deva. Kemarin malam saat Raid mengharuskan Aulian pakai kursi roda,ia mengirim pesan pada Deva untuk membikan 2 tongkat untuknya.

"Lo sekarang tinggal dimana?" Tanya Cana

"Rumah bokap"

"Sukur lah nyet,lo nggak tinggal sediri lagi"

"Itu kaki kenapa? kena kdrt?" tanya Deva,bukan hanya kaki, masih ada goresan tipis di lengan Aulian.

"Amit-amit coy mulut lo,gue jatuh dari motor" yah walaupun yang nabrak bapak sendiri itungannya masuk kdrt bukan ya.

"Walaupun kemarin gak ketemu bokap, lo pasti bakal ketemu kembaran lo disini,secara lo berdua plek-ketiplek" yakin Cana.

"Lo pada simpen aja tu kursi roda di pojokan,berasa kaya aki-aki gue kalau pakai itu" Aulian duduk di bangkunya, menyandarkan tongkat itu pada tembok.





















_________________




VOTE.






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AulianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang