Elard memasuki mansion dengan tas hitam ditangan kirinya,tangan yang satunya ia pakai untuk melonggarkan dasi. Proyek kali ini cukup untuk membuatnya pusing, karena klien menuntut ia untuk kembali mengawasi jalannya proyek. Namun ia merasa tak rela jika harus meninggalkan adik yang baru ditemukan.
Mendengar suara tv dari ruang keluarga, kaki Elard sontak berjalan ke arah sana berharap jika ia bisa menemukan seseorang disana.
Ia berdiri sejenak untuk melihat pemandangan langka ini, kedua adik kembarnya tengah tidur dengan bersandar satu sama lain. Sungguh menggemaskan.
Perlahan tapi pasti, Elard memindahkan kedua adiknya ke pangkuan kaki kiri dan kanannya. Ia mengelus surai kedua adiknya dengan lembut.
"Maaf, Abang tidak bisa menemukan kembaranmu lebih cepat Darel"
"Aulian juga pasti kesepian, maafin Abang"
____________
Darel tengah membantu Aulian untuk memakai baju karena sedari tadi kembarannya itu menolak baju darinya.
"Rel ganti baju lain gue ogah" Aulian mencoba untuk melepaskan baju itu kembali.
"Lo gak kasian sama gue?" Tanya Darel dengan mata berkaca-kaca.
"Gue udah siapin itu dari lama, gue selalu pengen pakai baju kembaran Lian"
Satu butir air lolos dari mata Darel, membuat Lian kelabakan.Agak aneh juga sih melihat wajah yang sama dengannya sedang menangis "okey okey Lian pakai baju ini, Darel gak usah nangis lagi" Aulian membawa Darel ke dalam pelukannya. Menepuk pelan punggung Darel yang ternyata lebih besar ketimbang dirinya.
Tok
Tok
Tok
Pintu dibuka dari arah luar,menampakkan Waldan dan Elard membuat Aulian dan Darel menguraikan pelukan mereka.
"Lucunya adek Abang" ucap Waldan menghampiri dua adik kembarnya yang tengah memakai baju tidur bergambar kuromi.
"Makan malam" ucap Elard lalu menggendong koala tubuh Aulian.
Sedangkan Waldan menggendong Darel untuk turun ke bawah.
"Bang El, Lian kapan boleh masuk sekolah?" Tanya Aulian sambil menyandarkan kepalanya di bahu Elard. Mana berani Aulian berbicara informal pada kakak pertamanya.
"Kakimu masih sakit baby"
"Tapikan bisa pakai tongkat"
"Nanti baby jatuh"
"Kan ada Darel, boleh ya besok sekolah sama Darel" rayu Aulian.
"Tidak baby"
"Abang~"
Rengekan itu terdengar oleh Raid yang telah duduk di kursi meja makan "ada apa dengan baby".
"Besok ingin sekolah bersama Darel" ucap Elard lalu mendudukan Aulian di kursi.
"Dady Lian mau sekolah boleh ya, nanti Abang Darel yang jaga Lian janji gak bakal jatuh"
Darel duduk di samping Aulian "adek di rumah aja"
Aulian mencubit perut Darel hingga membuat kembarannya terjengit kaget "lo bantuin gue, lo mau gitu jauhan sama gue?" bisik Aulian.
"Darel yang jagain adek di sekolah,Darel mau sama adek. Dady gak bisa pisahin kita" ucap Darel yang mendekat untuk memeluk tubuh Aulian posesif. Aulian adalah kembarannya berarti adalah miliknya.
"Kakinya baby sedang sakit Darel"
"Nggak, Darel nggak mau jauhan sama adek, adek itu kembarannya Darel bukan Dady"
"Okey, tapi Aulian harus pakai kursi roda ,gak boleh ada bantahan" kata Raid yang melihat Aulian ingin membuka mulut.
Tidak papa, dari pada ia sendirian di mansion yang besar ini,ngeri.
________
Tap
Tap
KAMU SEDANG MEMBACA
Aulian
Teen Fiction"gak mau! Lo siapa bangsat jauh jauh sana!" "hukuman menantimu babyboy"