5

507 28 0
                                    

Aulian tertidur dan dibawa ke kamar Elard, ia menemani adiknya tidur. Saat dihubungi oleh ayahnya bahwa ia telah menemukan adiknya yang hilang ia buru-buru kembali dari luar negri.

"Tak akan kubiarkan siapapun menyentuhmu baby"

_____

"Eugh"

Aulian terbangun dari tidurnya. Matanya mengerjap, sekarang ia ada dimana? Ini bukan kamar yang ia tempati tadi.

Aulian berjalan keluar walaupun tertatih-tatih, ia bepegangan pada tembok sampai ia menemukan lift dan masuk kedalamnya.

Baru saja ia sampai ke lantai dasar Aulian langsung menerima tatapan tajam dari Wildan.

Tanpa aba-aba Wildan langsung menggendong tubuh adiknya "nakal,kenapa jalan-jalan?"

"y-ya t-tadi bangun tidur gak ada orang"

"Jangan di ulangi" Wildan menggendong Aulian ke ruang keluarga. Disana sudah ada Raid,Elard dan Darel.

Darel langsung pindah tempat untuk duduk di sebelah Aulian "masih sakit?"

"Enggak"

Darel menoel-noel pipi Aulian yang terlihat lebih berisi dari pada pipinya.

"Babyboy, kamu sekolah dimana?"

"Di internasional high school"

"Adek satu sekolah dengan ku?" Tanya Darel

Aulian hanya mengedikkan bahu tidak tahu "gue gak ikut mpls"

"Aulian,pakai bahasa yang benar" tatapan dingin Raid ia tujukan pada anak bungsunya.

"Em aku gak ikut mpls"

"Kenapa?" Tanya Raid.

"ribet harus ini itu jadi males"

"Huh,ya sudah untung kamu satu sekolah dengan Darel, kalau tidak Daddy akan memindahkan sekolahmu"

Kesabaran Aulian sudah habis pada Darel yang sedari tadi memainkan pipinya, ia menangkup wajah Darel dan menggigitnya sebagai bentuk balas dendam. Setelah mendengar pekikan Darel baru lah Aulian merasa puas.

__________

Setelah mandi dan ganti baju,kini Aulian tengah duduk di ruang keluarga menonton tv, kakinya ia selonjorkan di sofa panjang untuk mencari posisi yang nyaman.

Waldan duduk di karpet di bawah Aulian untuk mengobati luka-luka kecil pada tubuh Aulian. Sedangkan Darel memilih untuk menyuapi kripik kentang ke mulut adik bungsunya.

Yah hanya ada mereka bertiga disana, Raid dan Elard mengurus pekerjaan kantor yang mendesak karena Elard yang tiba-tiba pulang meninggalkan proyek penting.

"Jadi bang Darel belum pernah ketemu mama?" Tanya Aulian.

"Pernah, cuma waktu itu abang masih kecil jadi gak inget"

"Tapi ya,gue masih percaya kalau lo abang gue secara kita kembar. Lah gue liat bang Elard gak ada tuh mirip-miripnya"

"Ssstt dia emang titisan setan"

"Lo sama abang sendiri ngehina gak baik tau cekcekcek gue setuju"

"Kalau abang? mirip nggak sama adek?" Tanya Waldan yang telah selesai mengobati tubuh Aulian.

"Lumayan lah, abang masih ada miripnya walau dikit"

Jawaban itu membuat Waldan cukup puas,setidaknya ia masih mirip dengan adik bungsunya walau sedikit.

"Eh loh,bang Darel kok gak sekolah?" Tanya Aulian.

"Adek juga nggak"

"Dih sok ngikutin,gue kan lagi sakit ya wajarlah gak masuk"

"Kita kan kembar,sakitnya adek juga sakitnya Abang"

"Eh ya mana bis-sejak kapan gue jadi adek lo jadi abang? Gak gue yang jadi abangnya"

"Lebih tinggi gue jadi gue abangnya"

"Sok tau,itu karena lo pake sendal sedangkan gue enggak"

"Nggak ngaruh dek,masih tinggi abang"

"Nyenyenye"




























________________

Tap tap








AulianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang