Bab 11 Menerima

50 9 0
                                    

Hy maaf baru up
Selamat membaca

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan komen dan vote yh😉




"Lo ngapain sih kabur-kaburan
dari rumah, nggak tau apa orang pada khawatir!". Celoteh Adel kepada orang disampingnya

"Lo mana ngerti perasaan gue, kalau lo diposisi gue, gue yakin lo bakal lakuin hal yang sama"  ucap ashel membela diri.

"Dasar pala batu, dibilangin malah ngebantah" ucap adel geram mencubit tangan ashel

"Awww......Sakit tau" rintih ashel memegangi tangannya.

"Makanya jangan bandel"

"Terserah minggir Lo gue mau tidur". ucap ashel mendorong orang disampingnya itu.

"Nggak sopan banget sama tuan rumah" celoteh Adel

"Bodo amat" balas ashel sinis

"Untung teman gue, kalau bukan udah gue gebukin" ucap adel pelan tapi ternyata didengar oleh ashel

"Ngomong apa Lo, jangan pikir gue nggak dengar yh" ucap ashel dengan mata melotot.

"Apa sih, orang gue nggak bilang apa-apa" ucap adel bohong

"Lo kira gue budek"

"Emang"

"ih nyebelin banget Lo del, sumpah" ucap ashel mengehela nafas menahan emosi

"Tapi Lo suka kan" kata adel menggoda dengan mengedipkan mata sebelahnya.

"Huwek, jijay tau nggak" balas ashel

"Ngaku aje lu" ucap adel lagi

Sementara ashel sudah pasrah dan tidak membalas perkataan Adel lagi ia memilih untuk membelakangi sahabatnya itu
 
"Ashel...." panggil Adel

"Apaan" jawab ashel

"Balik sini dulu" pinta adel

Ashel membalikan badannya dan mendapati wajah adel yang sangat dekat darinya.

"Lo beneran nggak mau pikir-pikir lagi, tentang pernikahan nyokap Lo" kata adel ketika ashel sudah berhadapan dengannya.

"Lo apaan sih del, udah yh gue nggak mau bahas hal itu lagi" ucap ashel malas hendak membalikan badannya namun ditarik oleh Adel.

"Coba Lo pikir selama ini nyokap Lo kerja buat penuhin semua kebutuhan Lo, Lo nggak ada pikirkan gitu buat balas semua jasa yang udah dia lakukan" ucap adel mulai membujuk ashel

"Bukannya nuntut tapi gue rasa dengan Lo menerima nyokap Lo menikah lagi, dia mungkin lebih bahagia lagi" lanjutnya kemudian menatap wajah ashel

Ashel bangun dan bersandar pada dinding kamar itu, mencoba mencerna perkataan yang diucapkan Adel

"Gue rasa nyokap Lo suka marah-marah, itu mungkin karna efek dia kecapean seharian habis kerja" ucap adel kemudian bangun juga dan duduk disebelah ashel

"Iya sih" ucap ashel singkat

"kalau Lo izinin dia buat nikah lagi mungkin pekerjaan dia sedikit berkurang karna ada suami yang gantiin dia, yh walaupun nggak semuanya tapi mungkin sedikit bebannya terkurangi, bisa aja dari situ dia nggak akan suka marah-marah lagi" ucap adel masih mencoba membujuk ashel

"Tapi kan Lo tau del, gue nggak mau kalau cinta nyokap gue itu berpaling dari bokap gue" balas ashel menyenderkan kepalanya pada pundak Adel

"Ashel.... liat gue coba" ucap adel yang langsung membuat Ashel mendongakkan kepalanya

"Semua orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya, coba Lo ingat udah brapa tahun bokap Lo ninggalin nyokap Lo?" Tanya Adel

"Mungkin udah 7 tahun" jawab ashel masih memandangi wajah orang disampingnya

"Gue rasa itu sudah cukup lama, dan sekarang saatnya nyokap Lo cari pendamping baru dalam hidupnya, kita sebagai anak nggak boleh egois shel, kita juga harus ingat kebahagiaan orang tua kita" ucap adel mengusap kepala ashel.

"Hiks, hiks. Gue takut del, kalau nanti perhatian mama makin berkurang setelah dia menikah lagi, gue cuman nggak mau itu semua terjadi" ucapnya sendu

"Hei, Lo nggak boleh berpikir negatif, Lo nggak boleh mikir kek gitu, gue yakin Tante anin akan selalu sayang sama Lo" ucap adel memegang dagu ashel dan mengusap Air mata sahabatnya itu.

Sedangkan ashel hanya terdiam memandangi perlakuan Adel ia tak kuasa membendung air matanya dan menangis didalam dekapan Adel.

"Cup..cup..udah yh jangan nangis lagi" ucap adel menghapus air mata ashel

"Aku cape mau tidur" ucap ashel dengan suara serak

"Yaudah kita tidur" ucap adel kemudian mempersilahkan ashel tidur. mereka pun segera tidur

••••••••••••••••••

Tok.... tok....tok....

Kini ashel telah berdiri didepan pintu rumahnya, ia memutuskan pulang dan bertemu dengan anin setelah mencerna dan memikirkan perkataan Adel semalam.

Terdengar Suara ketukan dari luar rumah, anin yang berada diruang tamu segera berdiri dan menuju ke arah pintu untuk membukanya

Ia mendapati ashel yang tengah berdiri disana

"Ashel" ucap anin bahagia seraya memeluk putri nya itu sementara ashel hanya diam

"Mama senang kamu sudah pulang" ucapnya terus tersenyum

"Mah" panggil ashel

Anin melepas pelukannya dan menatap putrinya yang juga sedang menatapnya.

"Ashel minta maaf yh sama mama, selama ini ashel egois dan nggak pernah mikirin kebahagiaan mama" ucapnya menunduk

"Aku udah berubah pikiran dan aku izinin mama buat nikah sama om regie"

Anin menatap putrinya itu dengan tidak percaya pasalnya kemarin ashel sangat tidak setuju dan sekarang ia sudah setuju

"Pasti ini semua karna Adel, trimakasih yh nak adel" batinnya 

"Kamu beneran mau Restui mama sama om regie" tanya anin lagi memastikan

"Iya mah ashel Restuin mama sama om regie buat nikah" ucap ashel tersenyum.

"Trimakasi sayang, mama sayang sama kamu" ucap anin memeluk ashel

"Iya mah" ucap ashel singkat ia kemudian membalas pelukan anin walaupun masih ada sedikit rasa tidak rela di hatinya.





Mau next?    

Redup Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang