Bab 3 tentang manda

141 28 11
                                    

Hello guys aku up lagi


Semoga kalian suka dengan alur ceritanya

Oh iya jangan lupa vote and komen yh biar aku semangat buat lanjutin ceritanya.

Hargai ketika sudah membaca!
Satu vote dari kalian sangat berarti buat aku.

*
*
*
*
*

"Secara batin aku terluka, secara emosi aku kacau, secara mental aku depresi, secara fisik aku tersenyum"

••••••

Dari mana aja kamu?

Anak gadis pulangnya jam segini, apa kata tetangga kalau mereka liat kamu selalu pulang larut malam, nggak malu kamu, dicap buruk sama mereka?

Manda memutar bola matanya malas ketika mendengar seseorang ketika ia baru saja memasuki rumah, ia pun membalikan badan dan melihat kehadiran seorang wanita yang berpenampilan seperti Nene sihir dengan mulut yang tak henti bernyiyir, yang tengah menatapnya dengan sinis.

Yh wanita itu adalah Rania saudara dari Rani ibu Manda, ia sering dijuluki Nene sihir oleh Manda krna sikap dan sifatnya yang sebelas duabelas persis dengan rania.

Wanita itu kemudian berjalan mendekati Manda. Ia menatap Manda, dengan kedua tangan yang disilangkan didepan dada.
"Dasar murahan" ucapnya

Manda menautkan kedua alisnya tak mengerti dengan ucapan Rania. "Maksud Tante apa yh? Aku pulang malam karena punya alasan tan, bukan krna aku keluyuran nggak jelas, atau seperti yang Tante pikirkan!" Jawabnya membela diri.

"Gausah alasan deh, ngaku aja! Ucapnya mengintimidasi

"Saya sudah jawab apa adanya tan, terserah Tante mau percaya atau nggak" ucap Manda menahan emosi.

"Maling mana ada yang mau ngaku, yang ada nanti penjara penuh!" Ucap rania semakin memperkeruh suasana

Manda merasa kesal, krna terus dituduh hal yang tidak ia lakukan, apa yang membuat Tante Rania segitu yakinnya gue nglakuin hal serendah itu. Namun ia hanya bisa diam dan pasrah mau bagaimanapun ia membela diri ia tidak akan pernah benar dimata Rania.

Sebenarnya beberapa hari ini, setelah sepulang sekolah Manda selalu melanjutkan untuk bekerja sebagai pelayan disebuah cafe, tanpa Tante dan mamanya tau. Ia bekerja karena tidak ingin merepotkan sang mama untuk biaya hidupnya, toh dia juga sudah besar nggak mungkin dia selalu merepotkan keluarganya.

Ia bekerja dari jam 17:00-22:00 makanya ia selalu pulang larut malam.

"Dibelakang banyak cucian yang menumpuk, skarang juga kamu cuci atau nggak Tante nggak akan kasi kamu makan" ucap rania sinis kemudian melangkah meninggalkan Manda.

*********

"Hidup gini amat, gue pulang niatnya istirahat mala di suruh kerja lagi" gumamnya dalam hati.

Ia pun mengambil baju yang sudah bertumpuk kemudian mengambil deterjen dan merendam pakaian tersebut, selang beberapa menit ia kemudian menyikat dan mengucak hingga selesai ia pun kemudian menjemur pakaian tersebut.

"Hufff cape banget hari ini, mana gue lapar banget lagi"

01:15 pm
"Ternyata udah jam segini" ucapnya menatap benda pipih yg berada ditangannya iapun menyimpannya kembali pada saku celana dan menuju dapur untuk mencari makanan

Manda membuka lemari makanan namun tak ada apa-apa didalamnya ia pun beralih membuka kulkas tapi nihil tak ada satupun makanan yang bisa ia makan. Ia pun beralih menatap meja dan mendapkan sepiring nasi namun ketika ia mendekat dan melihat rupanya itu adalah bekas makanan Rania.

"Yh cuman ada nasi, mana nasi sisa lagi, tapi nggak papa deh,lumayan buat ngeganjal perut, dari pada gue kelaparan" ucapnya tersenyum.

"Oh iya tadi gue lihat ada garam enak kali yh kalau gue pakai garam aja sebagai lauknya" gumamnya dalam hati.

Ia pun mengambil garam tersebut dan mulai memakan nasi dengan sangat lahap tanpa perduli itu nasi sisa dan hanya dengan lauk garam saja. Ia tersenyum getir betapa pahitnya hidup jauh dari seorang ibu dan hidup bersama nenek dan Tante yg sangat julid.

Disatu sisi ia ingin meninggalkan rumah ini, tapi disisi lain kemana lagi ia akan pergi, dirinya begitu tertekan dengan ocehan dari rania yang selalu memandangnya murahan ia hanya bisa tersenyum dan tetap kuat untuk menghadapi semua Lika liku kehidupan yang ia alami.

Sebenarnya dirumah ada banyak makanan tapi Rania menyembunyikan semua itu dari Manda. Betapa piciknya sang Nene lampir itu.

Setelah selesai makan Manda pun berjalan menuju kamarnya ia membersihkan diri kemudian berjalan ke arah jendela, ia termenung menatap langit tanpa adanya cahaya bintang dan rembulan yang selalu menghiasinya.

"Langit kemana mereka yang selalu menghiasi mu ketika malam hari, mengapa mereka hilang?" Tanyanya seakan langit bisa mendengarkan pertanyaan darinya.

"Memang kita selalu kesepian ketika berpisah dari mereka yang  selalu menghiasi hari-hari kita, perlahan pergi dan menghilang". Ucapnya lirih mengingat betapa kesepiannya ia ketika tak bersama teman dan sahabatnya.

Iapun berjalan kearah kasur dan membaringkan dirinya, ia kemudian menyembunyikan seluruh tubuhnya dibalik selimut tebal yang menghangatkannya.

*
*
*

Gimana part ini seru nggak?

Kalian pasti binggung kan kenapa Manda bisa tinggal bersama Tante dan neneknya, ada yang mau tau kenapa dan penasaran dengan cerita redup selanjutnya?

Kalau kalian pengen tau jangan lupa vote and komen yh guys!

Mau next?

Redup Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang