07

246 22 2
                                    

Krist berbaring di lantai ruang kerja Petrus setelah hampir satu jam di cambuk oleh Petrus tanpa henti. Krist hampir kehilangan kesadarannya, yang ada dipikiran Krist saat ini hanya Xavier dia bahkan mengabaikan rasa sakit di punggungnya. Kawi bisa menebak kalau kulit punggungnya mungkin sedikit terkelupas dan mengeluarkan darah. Saat bertatap mata dengan Petrus, Kawi hanya melihat tatapan puas disana.

'Jika tahu Krist hanya dijadikan sasaran kemarahan mereka selama ini, seharusnya aku membawanya bersama ku' Batin Kawi lalu beradu tatap dengan Bian yang terlihat sedikit khawatir. Kemudian Krist kehilangan kesadarannya.

Pintu ruang kerja Petrus dibuka dengan kasar, dan berhasil mengejutkan mereka semua karena tidak ada yang berani melakukan hal seperti itu bahkan Xavier.

Plak!

Sebuah tamparan hinggap di pipi Petrus yang sedaritadi hanya melihat darah yang mengalir dari punggung Krist.

"Tuan muda" Lirih Xavier hampir menangis karena melihat keadaan Krist yang sedang terbaring tidak sadarkan diri lalu dengan tangan bergetar Xavier membawa Krist ke pelukannya membiarkan Ana sang pelaku pembukaan pintu dan penamparan Petrus mengurus Petrus.

Xavier tidak bisa menahan air matanya saat melihat mata Krist yang bengkak karena menangis dan bibir Krist yang kering dan bengkak karena terlalu banyak berteriak. Logan yang baru berani melihat keadaan Krist, tiba-tiba membeku.

'Apa yang aku lakukan? Aku tidak ingin Krist seperti ini' batin Logan lalu mencoba mendekati Xavier yang masih menangis sambil mengusap wajah Krist.

Saat Logan hampir menyentuh Krist, tubuh Krist langsung disembunyikan oleh Xavier dalam pelukannya dan dengan hati-hati Xavier membawa tubuh Krist keluar dari sana. Membiarkan bercak darah Krist mengenai pakaiannya karena yang ia pedulikan saat ini hanya keadaan Krist.

Setelah melihat Xavier yang membawa Krist pergi, Ana kembali menampar Petrus karena Petrus tiba-tiba menatap tangannya sendiri dengan tatapan kosong.

"Aku sudah memperingati mu terakhir kali tuan Petrus yang terhormat. Aku sudah berkata jangan sentuh Krist atau Xavier lagi jika kau masih ingin melihat Krist dirumah ini" Ujar Ana dengan nada dingin membuat Logan, Tian dan Bian menjadi bingung sedangkan Keysha memekik kesenangan dalam hatinya.

"Aku tidak perduli jika kau tidak menyayangi tuan muda atau kau sangat membencinya begitupun jika putra-putra kebanggaan mu hanya menyukai anak yang kau adopsi itu. Dan aku tidak perduli dengan alasan kau membawa anak sialan itu kesini dan mengapa kau sangat menyayanginya" Ujar Ana dengan tatapan dingin yang menusuk.

"Yang aku inginkan sekarang hanya kalian semua menjauh dari tuan Krist tanpa satu orang pun mengusiknya. Dan seharusnya kalian bersyukur karena tuan muda melupakan tentang traumanya sesuai harapan kalian tapi kalian malah membuat trauma itu bertambah lebih besar" Ujar Ana lalu meninggalkan ruang kerja Petrus dengan aura dingin. "Jika bukan karena janjinya dengan tuan Kawi saya yakin Logan sudah masuk rumah sakit saat ini" Ujar Ana sebelum menutup pintu ruang kerja Petrus dengan kasar.

"Bian bawa Keysha keluar dari sini sekarang" Perintah Petrus tanpa menatap Keysha yang sedang kebingungan mencerna apa yang telah Ana ucapkan.

'Apa Xavier sekuat ini hingga bisa membuat Logan masuk ke rumah sakit' batin Keysha yang sedang di gendong oleh Bian menuju kamar milik Keysha.

'Benar Xavier sangat kuat, bahkan pengawal ku tidak ingin berurusan dengan Krist karena Xavier yang menjadi pengawal pribadi Krist' batin Keysha membandingkan pengawal pribadinya dengan Xavier.

"Abang kalo Key minta ke daddy untuk buat bang Xavier menjadi pengawal pribadi Key gimana?" Tanya Keysha dengan polos sambil menatap Bian yang sedang meletakkan Keysha diatas tempat tidurnya.

"Kenapa emangnya? Apa Toni tidak cukup untuk Key sampai-sampai Key ingin Xavier?" Tanya Bian karena dia tau kalau Xavier sudah disiapkan oleh mommy nya untuk menjaga Krist walaupun sebenarnya itu bukan alasan utama Xavier dibawa ke rumah bak istana itu.

"Cukup, tapi Key ingin pengawal yang kuat seperti bang Xavier, abang" Rengek Keysha karena merasa kalau Bian menolak keinginannya.

"Tapi Xavier sudah di tentukan oleh mommy langsung untuk menjadi pengawal pribadi Krist, Key. Apa Key tidak bisa mengalah kali ini saja?" Tanya Bian sambil mengusap kepala Keysha dengan lembut.

"Tapi seharusnya kak Krist yang mengalah pada Key, abang" Rengek Keysha hampir menangis karena keinginannya tidak terpenuhi.

"Coba saja bicarakan pada daddy nanti, okay?" Tanya Bian tidak bisa membantu apapun.

" Okay abang" Balas Keysha karena dia tau Petrus tidak mungkin menolak keinginannya.

˚*・༓☾Sedangkan Di ruang kerja Petrus☽༓・*˚

"Tangan ini, tangan yang sudah menyakiti Krist berulang kali" Gumam Petrus lalu meraih belatinya yang ada diatas meja kerjanya. Tian dan Logan yang melihat itu panik dan menahan tangan Petrus agar tidak melukai tangannya sendiri.

"Daddy tenang, Krist tidak akan kenapa-kenapa" Ujar Logan mencoba melepaskan belati dari cengkraman daddy nya.

"Tidak, tangan inilah yang sudah berulang kali meyakiti Krist, tangan ini kotor oleh darah dan kesedihan Krist" Gumam Petrus mencoba melawan pergerakan dua putranya. "Lepaskan tangan daddy Tian, Logan. Daddy harus dihukum, tangan ini harus di lenyapkan" Ujar Petrus terus memberontak.

"Daddy tenang" Ujar Tian setelah menampar Petrus. "Tenang Daddy, Kit tidak akan kenapa-kenapa" Ujar Tian lalu Logan merebut belati dari tangan Petrus.

"Krist akan sedih kalau tahu daddy seperti ini" Ujar Logan bagaimanapun Logan tau apa saja yang sudah daddy nya lakukan pada Krist.

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚Disisi Xavier˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*

Xavier sedang mengobati luka di punggung Krist dengan masih menangis dan menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa bertahan sedikit lebih lama.

"Maaf tuan muda maaf seharusnya saya bertahan sedikit lebih lama" Ujar Xavier sambil menangis melupakan tentang semua luka lebam diwajahnya yang belum diobati.

"Maaf tuan muda maaf"

Mommy transmigrates Into His Son||BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang