Keesokan paginya, Krist terpaksa harus ikut sarapan bersama karena saat bangun tadi langsung mendapatkan ancaman dari pengawal pribadi dari ayahnya. Dengan malas-malasan Krist menyuapi dirinya sendiri, karena biasanya dia disuapi oleh Xavier. Sedangkan Xavier berdiri tak jauh dari sana karena dirinya dilarang tuan besar untuk masuk ke ruang makan.
"Mau disuapin bang Xavier" Gumam Krist masih bisa di dengar oleh Tian yang duduk di sebelahnya.
"Sini abang suapin" Ujar Tian sambil mengambil piring di depan Krist.
"Ngga usah gua bisa sendiri" Ujar Krist dan kembali mengambil piringnya dari Tian.
"Ih kak Krist nggak boleh manja tau, yang boleh manja itu cuman Key aja" Ujar Keysha lalu menerima suapan sarapannya dari Bian.
"Diem ulat keket, lu kagak di ajak ngomong" Balas Krist lalu kembali menyuapi dirinya dengan sarapannya.
"Ih kak Krist kenapa sih manggil Key ulat keket terus kan Key manusia bukan ulat keket" Ujar Keysha merajuk.
"Suka-suka gua dong mulut mulut gua kok, kagak usah komen deh lu" Balas Krist tidak santai.
"Ihh tapikan ulat keket jelek kak Krist,seharusnya kasih panggilan ke Key itu princess bukan ulat keket" Ujar Keysha merajuk dengan mata berkaca-kaca membuat ayah dan 3 bersaudara menatap Krist tajam.
"Dih para penyembah ulat keket nya dah marah, enak gua main sama bang Xavier lagi" Ujar Krist sambil turun dari kursi lalu berjalan menuju Petrus. "Minta duit dong" Ujar Krist sambil menjulurkan tangannya.
"Minta yang sopan" Balas Petrus.
"Tuan besar saya minta uang untuk beli ponsel baru dan keperluan hidup lainnya" Ujar Krist malas.
"Nanti daddy transfer ke kartu kamu" Balas Petrus.
"Kartu? Gua nggak ada tuh kartu kredit dari lu" Ujar Krist nyolot tapi dia jujur karena Xavier yang selalu memberinya uang selama ini.
"Nggak ada? Daddy udah ngasih ke kamu sejak masuk SMA" Ujar Petrus bingung, dia yakin sudah memberikan kartu itu melaui Keysha.
"Idih kagak ada ya, gua aja di kasih duit sama bang Xavier terus" Balas Krist nyolot.
"Key bukannya daddy nyuruh kamu ya ngasih kartu kredit ke Krist" Ujar Petrus pada Keysha yang terlihat panik lalu kembali menormalkan ekspresi wajahnya.
" U-udah aku kasih kok daddy" Balas Keysha gugup.
"Heh ulat keket kalo bohong badan lo bentol bentol loh" Balas Krist nyolot.
"Mungkin lu kali salah letakin Krist" Ujar Bian.
"Heh Bianjing ponsel gua aja hilang semenjak jatuh dari tangga, udah berkali-kali gua hubungi dari ponselnya bang Xavier masih aktif kok tapi nggak tau dimana, sedangkan gua jatuh aja di sekolah" Ujar Krist dengan wajah marah tapi Krist ingin menangis karena tidak ada yang percaya dengannya.
"Yaudah ini kartu baru, pakai aja ini" Ujar Petrus mengalah sambil memberikan kartu berwarna hitam pada Krist. Dengan cepat Krist mengambil itu lalu berlari ke Xavier untuk minta di gendong.
✧༺♥༻✧
Rumah menjadi sepi setelah semua keluarga Krist pergi ke sekolah, kuliah dan bekerja, sedangkan Xavier Krist minta untuk membeli ponsel baru untuknya dan sebuah lego apapun yang bisa Krist mainkan untuk menghilangkan bosannya karena dia dilarang ke sekolah hingga minggu depan.
Krist berbaring di sofa ruang keluarga, karena kamarnya dan semua ruangan milik Krist yang berada di lantai dua sedang di bersihkan demi kesehatan Krist. Dan akhirnya Krist harus mengungsi di lantai satu untuk bermalas-malasan.
Tak lama kemudian, Xavier datang sambil membawakan Krist ponsel baru dan lego yang Krist minta. Krist mulai membongkar lego nya membiarkan Xavier memindahkan nomor-nomor penting dari ponselnya ke ponsel baru Krist.
Waktu lama berlalu hingga Krist dan Xavier sedang menyusun legi di kejutkan dengan banyaknya suara tawa dan langkah kaki memasuki rumah menuju ruang tamu yang tepat di sebelah ruang keluarga.
"Sepertinya itu teman-teman Tuan Bian dan Tuan Tian, apa tuan muda ingin pindah ke ruang bermain milik tuan saja yang ada di lantai dua?" Tanya Xavier pada Krist yang terlihat terganggu dengan suara berisik dari ruang tamu.
"Lantai dua lagi dibersihkan kata bibi Ana, jadi Kit nggak boleh kesana dulu kata bibi Ana nanti banyak debu" Jawab Krist kembali menyusun lego yang sudah setengah jadi. "Abang, Kit mau jus jeruk boleh?" Tanya Krist sambil menatap Xavier.
"Boleh tuan muda, saya buatkan sebentar taun muda tunggu disini saja ya" Ujar Xavier lalu berdiri dan berjalan menuju dapur.
Krist masih duduk lesehan di lantai sambil merakit legonya, mengabaikan semua canda tawa dari ruang tamu. Krist tidak menyadari kalau orang-orang ya g ada diruang tamu disuruh pindah ke ruang keluarga karena pelayan mengatakan kalau mereka akan kedatangan tamu tak lama lagi.
"Bang Xavier kok lama ya" Gumam Krist sambil merakit legonya tidak menyadari banyak mata yang menatap dirinya. Hingga tiba-tiba Xavier terjatuh dan membuat semua lego yang Krist rakit kembali hancur dan berantakan.
"Bang Xavier nggak apa-apa?" Tanya Krist panik saat melihat baju Xavier basah dan Xavier yang berdarah karena terkena pecahan gelas.
Tiba-tiba Keysha menangis dan nemplok ke Xavier karena tadi Keysha yang (tidak) sengaja mendorong Xavier hingga jatuh.
"Bang Xavier ini...ini salah Key Key tadi jatuh jadi nggak sengaja dorong bang Xavier" Tangais Keysha sambil memeluk lengan Xavier.
"Ish ulat keket jangan peluk-peluk bang Xavier gua" Ujar Krist sambil mendorong Keysha lalu memeluk Xavier agar tidak di hinggapi oleh ulat keket lagi.
"Huwaaa sakit....sakit" Tangis Keysha setelah sadar semua mata mengarah pada Krist bukan padanya.
'Sial seharusnya gelas itu mengenai kepala Krist' batin Keysha sambil menangis dengan keras.
Tian, Bian dan teman-teman mereka menatap Krist marah dan geram karena berani mendorkng Keysha hingga jatuh. Dengan segera Bian menenangkan Keysha yang terus menangis, sedangkan Krist dia lebih perduli dengan Xavier yang terus minta maaf padanya.
"Maaf tuan muda, karena saya lego yang sedang anda rakit menjadi hancur" Ujar Xavier membuat Krist ingin menangis karena Xavier lebih mementingkan lego miliknya dari pada luka di tangan Xavier sendiri.
"Nggak abang nggak salah, lego nya bisa kita rakit sama-sama lagi, jadi abang jangan minta maaf" Ujar Krist hampir menangis sambil mengelap darah di tangan Xavier dengan pakaiannya.
"Tuan muda, pakaian Anda bisa kotor nanti" Ujar Xavier sambil menghentikan tangan Krist.
"Nggak papa, Petrus banyak uang jadi bisa dibeli lagi" Ujar Krist membuat Tian, Bian dan teman-temannya sedikit menatap Krist tidak percaya karena berani memanggil nama daddy nya langsung. "Ayo ke kamar bang Xavier aja, nanti Kit bantu untuk obatin luka bang Xavier" Ujar Krist sambil membantu Xavier berdiri meninggalkan semua kekacauan dan Keysha yang masih menangis sambil menggenggam tangannya dengan kuat.
'Krist harus menderita! Krist harus menderita! Pokoknya Krist harus menderita!!' Batin Keysha yang sedang menangis polos di pelukan Bian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy transmigrates Into His Son||BL
FanfictionKawi yang sedang melakukan operasi sesar tiba-tiba masuk ke tubuh anaknya yang sudah berusia 16 tahun??