Terimakasih buat teman-teman yg setia membaca cerita saya, dan terimakasih buat yg sudah membaca sampai di bab sini, mohon maaf jika cerita saya yg banyak kata-kata yang salah karna saya masih belajar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌹🌹🌹 Keduanya berjalan bersama tapi tidak sejajar tentu saja Gus zizan yg di depan, Gus zizan menghentikan langkahnya,itu membuat shanum kaget dan bingung mengapa dia tiba-tiba berhenti.
"Maaf teh, mau antar ke kamar mandi atau keliling"
"Di sini saja, nanti gue bisa sendiri, Lo boleh pergi"
Hati zizan terasa tersentuh, mendengar suara shanum apa mungkin Guz zizan mengenal nya,
(Gue? Ternyata dia gaul juga) Dlm hatinya zizan.
"Gue udah janji sama bunda"
"Gue gak mau sama Lo"
Zizan hanya mengangguk sambil tersenyum kecut.
"Kalau bukan bunda gue gak mau tuh."
(Dasar rese, so ganteng, bagus Lo gak kenal gue)
"Pak Syam antar teteh ini keliling ya".
"Siap tuan muda, calonnya tuan?
Guz zizan hanya tersenyum sinis.
"Bukan pak, dia tamu bunda"
"Oh"
"Yasudah saya tinggal ya pak"
"Siap tuan muda"
Shanum begitu muak dengan jawaban yang zizan berikan,tapi mengapa itu membuat hati shanum sedikit tergores, padahal itu memang benar. Dan akhirnya pak Syam membawa shanum berkeliling pesantren,banyak santri yg jelas melirik ke arah shanum, karna baru ada orang baru di pesantren ini apalagi dia perempuan, mereka mengira shanum calon dari Gus zizan.
"Neng? Beneran bukan calon nya tuan muda" cakap pak Syam.
"Tuan muda, dia pak?
"Iyah neng"
"Bukan pak, dia umur berapa pak?
"Tuan muda, baru mau 20 tahun neng, makanya dari kecil di panggil tuan muda, soalnya beliau masih muda tapi sudah berbisnis menjadi model"
Shanum hanya mengangguk mendengar pak Syam cerita.
(Dasar masih bocah )
"Kalau sama neng cocok juga, tuan muda belom pernah Deket sama perempuan neng, setau bapak hehe"
"Emang tuan muda gak kuliah"
"Bapak denger mau kuliah tapi belom tau di mana neng"
"Bapak orang mana?
"Kalau bapak asli orang sini, rumah bapa, saja dekat, bapak udah lama kerja sama tuan sama nyonya sejak mereka baru menikah"