Way Home

1.4K 99 11
                                    

"Kurasa mereka sudah baik-baik saja sekarang" seru ibu Hyunwoo setengah berbisik.

Dari nada bicaranya, ketara sekali ia tak mampu menyembunyikan kegembiraan dan kelegaan dalam hatinya.

Malam itu tanpa Hyunwoo dan Haein ketahui, seluruh keluarga Hyunwoo yang tak lain adalah ayah, ibu, dan kedua kakaknya ternyata berkumpul di sebuah ruangan yang tak jauh dari kamar Hyunwoo, mencoba mengamati apa yang terjadi.

Keluarga mana yang tidak gusar, saat mendengar sang anak beberapa minggu lalu berkata ingin menceraikan istrinya.

"Pokoknya tak usah ada yang mengungkit-ungkit soal perceraian, entah didepan Hyunwoo apalagi Haein. Mereka sudah baik-baik saja sekarang" bisik ibu Hyunwoo lagi, berkata kepada sang suami dan dua anaknya yang kini sama-sama duduk melingkar bak membahas rencana perang dunia ketiga.

"Benar.. benar.." sahut yang lain manggut-manggut menyetujui.

"Kau belum mengatakannya pada siapapun kan?" Tembak ibu Hyunwoo kepada Hyeontae, kakak laki-laki Hyunwoo.

"Astaga.. Eomma, kau pikir aku sebodoh itu?" Balas Hyeontae tak terima.

"Syukurlah.. " jawab sang ibu lega.

Pandangan mata seluruh anggota keluarga itu kini beralih ke Tn. Baek, ayah Hyunwoo, yang entah kenapa mendadak bersikap diam tak nyaman.

"Kenapa kau diam?" Tanya ibu Hyunwoo mulai curiga pada tingkah sang suami.

Ditatap dengan pandangan menghakimi, Tn. Baek makin salah tingkah.

"Aahh.. astaga, dengan siapa kau sudah berbicara?" Cetus ibu Hyunwoo, dengan mudah menebak apa yang terjadi.

"Ah.. itu.." balas Tn.Baek gelagapan, dan menggantung untuk beberapa saat, sebelum akhirnya kembali melanjutkan.

"Aku kemarin pergi minum dengan Yongsong. Kalian tahu, ditempat ini dia sudah seperti penasihat pernikahan, jadi.. aku bercerita padanya.." beber ayah Hyunwoo takut-takut.

"Yaakkk...!!!" Seru semua anggota keluarga yang lain, serempak mengutuk kecerobohan Tn. Baek.

Lalu malam itu juga, tanpa disuruh, lelaki paruh baya itu akhirnya segera berlari kerumah Yongsong untuk memastikan kabar rencana perceraian putranya tak menyebar ke telinga siapapun, terutama disaat sang menantu kini tengah berada di Yongduri.

"Tenanglah Tuan, aku tidak akan menceritakannya pada siapapun" timpal Yongsong meyakinkan.

"Kau kesini sekarang benar-benar hanya untuk itu?" Tanya Yongsong tak mampu menutupi rasa herannya melihat sang tetangga tengah malam menggedor pintu rumahnya.

"Tentu saja" sahut Tuan Baek.

"Maafkan aku mengganggumu malam-malam begini, tapi masa depan pernikahan anak dan menantuku bergantung padamu" tambahnya agak merasah bersalah telah mengganggu Yongsong malam-malam.

"Geure.. baiklah aku mengerti. Tenanglah aku belum berbicara pada siapapun sejak kemarin" ucap Yongsong menenangkan.

"Ah.. syukurlah, aku tahu kau memang dapat dipercaya" balas Tn. Baek lega.

"Yah.. tanpa kau minta akupun tak berniat menceritakannya pada siapapun. Aku hanya membicarakan ini dengan ibuku saja" teran Yongsong polos.

Tuan Baek langsung membeku di tempat.

"Astaga apa kau bilang?!!!" Cerca Tuan Baek tak mampu menutupi kekagetan dan ketakutannya.

"Gwencana.. kau tau sendiri seperti apa ibuku" sahut Yongsong menenangkan.

Lalu Tuan Baek dengan takut-takut melirik sekilas kearah ibu Yongsong. Matanya secara kebetulan bertemu dengan mata ibu Yongsong, lalu wanita paruh baya itu tiba-tiba berbicara setengah berteriak padanya.

Queen of Tears (Another Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang