Bagai sebuah mimpi, Haein kini mendapati dirinya tengah mengandung benih cintanya bersama Baek Hyun Woo sang suami.
Usianya baru dua minggu, masih sangat kecil. Teramat kecil malah, untuk menjadi pemain baru dalam drama kehidupan seorang Hong Hae In yang penuh liku.
Hening saat ini masih betah menyelimuti ruang rawat pewaris tahta Queen Grup itu.
Butiran air mata masih enggan untuk mengering di pelupuk mata indahnya.
Dokter yang tadi dipanggil Hyunwoo telah meninggalkan kamar rawatnya sejak sepuluh menit yang lalu.
Namun hingga kini, baik dirinya dan Baek Hyun Woo sang suami, tak satupun dari kedua orang itu yang berniat memecah kesunyian ruangan yang mendadak terasa dingin ini.
Keduanya masih memilih diam terpekur, menenangkan perasaan masing-masing dulu.
"Haein-ah.." panggil Hyunwoo pada akhirnya.
Haein, si pemilik nama yang tadi dipanggil Hyunwoo hanya diam bergeming tak merespon.
Entah karena memang ia tak mendengar, atau masih enggan untuk diajak bicara.
Namun Hyunwoo tak menyerah, perlahan tangan kekarnya lalu meraih jemari lemah sang istri yang kini terpasang selang infus.
Digenggamnya dengan erat telapak tangan rapuh itu, sebelum akhirnya dengan cepat-cepat berkata.
"Ayo lakukan apa yang disarankan dokter.." pintanya dengan tatapan pilu.
Kata-kata itu sempurna langsung menyeret kesadaran Haein. Wanita itu sontak menatap sang suami dengan pandangan tak percaya.
"Apa maksudmu?" Tanyanya dengan tatapan penuh kengerian.
Untuk sesaat Baek Hyun Woo tampak mengatur nafasnya yang kian tercekat.
Ketara sekali ia pun tengah menahan tangisnya sekuat tenaga saat akhirnya kembali memaksa mulutnya untuk berbicara.
"Kau dengar sendiri apa yang sudah dokter jelaskan. Kehamilan ini terlalu beresiko untukmu. Kita harus merelakannya sayang, hmm? Kita bisa memiliki anak lagi setelah kau benar-benar sembuh" bujuk Hyunwoo, dengan mata yang juga basah.
"Yaakk Baek Hyun Woo..!!! sadarkah kau dengan apa yang kau katakan sekarang?!!!" Teriak Haein, dengan nafas yang menderu menahan emosi.
Hyunwoo mengerang frustasi, tak tahu apa yang harus dilakukan.
"Apa kau sudah lupa, kita berdua hampir gila saat kehilangan calon anak kita dulu? Kau ingin mengalaminya lagi? Tidak Baek Hyun Woo.. aku tidak akan sanggup" tangis Haein pecah.
"Haein-ah.. maafkan aku.." erang Hyunwoo semakin putus asa.
"Jangan pernah mengatakan hal itu lagi Baek Hyun Woo.." pinta Haein pilu.
"Asal kau tahu, belakangan aku tak lagi meminta Tuhan untuk menyembuhkanku dan memberikanku umur yang panjang. Aku hanya meminta pada Tuhan, agar Ia berbaik hati memberikanku cukup waktu untuk melahirkan anakku saja" Tambah Haein, masih dengan tangisnya yang menyesakkan.
"Yaa..!!! Hong Hae In...!! Apa yang baru saja kau ucapkan??!!!" Giliran Hyunwoo yang berteriak ketakutan.
"Memangnya apa yang akan kau lakukan setelah melahirkannya? Apa kau berencana meninggalkannya padaku begitu saja? Yakk.., kau pikir aku mampu mengurus seorang bayi sendirian?!!! Kau pikir dia tak akan mencari ibunya?!!!" Ucap Hyunwoo lepas kendali.
Haein tak mampu menjawab apapun. Ia hanya terus tergugu dalam tangisnya yang menyesakkan.
Kepalanya bahkan terus menggeleng beberapa kali, seolah bentakan Hyunwoo barusan benar-benar menohok hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Tears (Another Story)
FanfictionBagaimana jika, dimalam saat Baek Hyun Woo dan Hong Hae In bermalam bersama di Yongduri berakhir dengan cerita yang berbeda? Akankah mereka menjalani kisah rumah tangga yang sama? Bagaimana jika sebuah jiwa lain mendadak hadir ditengah-tengah kemelu...