Pagi menjelang, kala kokok ayam terdengar saling menyahut menyambut sang fajar yang akhirnya terbit, anyir pengkhianatan yang menimpa keluarga Hong juga ikut menguar keluar, menjadi bahan omongan dan tontonan orang-orang seantero negeri.
"Ini adalah kejadian yang belum pernah terjadi dalam dunia bisnis. Rapat pemegang saham sepakat mengambil alih hak keluarga Hong atas perusahaan.
Pione Investment, investor baru dalam Queens Resor membeli 14,7% saham Queens di awal bulan ini, dan mengumumkan partisipasinya dalam management. Pione mengumpulkan total 24,3% saham.
Setelah ketua Hong kehilangan kesadarannya akibat serangan jantung yang mendadak, Pione menggunakan hak konversi dan mengambil 6,7% sahamnya.
Dengan total 31% saham yang dimiliki ,mereka menjadi pemegang saham terbesar kedua saat ini.
Lalu Pione mengadakan rapat umum pemegang saham sementara. Dengan surat kuasa Mok Seul hee yang berpihak pada pione investment, sebanyak 68,1% mendukung pemecatan keluarga Hong, dan hanya 31,9% persen yang menentangnya.
Industri bisnis kini dikejutkan dengan peristiwa yang belum pernah terjadi, dimana keluarga konglomerat kehilangan kekuasannya karena pertentangan antar para pemegang saham"
Begitulah bunyi celoteh berita pagi ini yang mengumbar hal serupa hampir disetiap saluran berita.
Bagai kicau burung yang tak paham arti kata harmoni, pagi buta para wartawan sudah semangat sekali saling berlomba mengocehkan suara mereka, meramaikan saluran TV orang-orang yang merau-raung menyala.
"Haein tidak ikut?" Tanya Tuan Hong, sesaat setelah ia melihat Baek Hyun Woo yang hanya datang seorang diri memasuki paviliun tempatnya tinggal selama di Yongduri ini.
"Maafkan aku Abeonim, semalam Haein agak susah tertidur, aku sengaja tidak membangunkannya sekarang" balas Hyunwoo menjawab pertanyaan sang ayah mertua.
Ini adalah pagi pertama keluarga Hong berada di tanah Yongduri.
Perut mereka bahkan belum juga terisi oleh sarapan pagi, namun keluarga konglomerat itu sudah duduk melingkar dengan gusar, mengadakan rapat keluarga dadakan menumpahkan sisa amarah mereka yang tak sempat dikeluarkan semalam.
"Apa semua ini masuk akal Baek Seobang? Bagaimana mungkin Mok Seul Hee sialan itu bisa mengusir kami dari rumah ayah kami sendiri?!!" Ucap Bibi Boemja bersungut-sungut marah. Ia masih tak terima ditendang begitu saja dari kediamannya.
"Kita dapat menuntut hak sebagai penghuni rumah. Namun itu semua harus diajukan lewat gugatan, dan itu butuh waktu, tak bisa serta merta sekarang" terang Baek Hyun Woo menjelaskan.
Untuk sesaat ia tampak mengambil nafas sejenak, sebelum akhirnya kembali melanjutkan.
"Namun ada satu masalah besar yang terjadi saat ini. Kakek telah memasukkan klausul hak konversi dalam kontrak dan menempatkan keluarganya sebagai jaminan. Properti, saham, rekening bank pribadi milik seluruh keluarga akhirnya harus dibekukan" beber Hyunwoo membuat gema kepanikan kembali terdengar lagi.
"Oh.. astaga Ayahku, yang benar saja" keluh Bibi Boemja lemah.
"Tunggu dulu, apa itu benar yeobo?" Tanya ibu Haein gelagapan.
"Entahlah, aku juga bingung" jawab Tn. Hong lemah.
"Sebaiknya media tak mengetahui keberadaan kalian saat ini. Maka dari itu, hingga semuanya selesai, mohon untuk bertahanlah disini. Ini adalah tempat paling aman untuk sekarang, untuk kita bisa memikirkan langkah selanjutnya kedepan" pinta Hyunwoo.
“Oh ya Tuhan, kegilaan apa sebenarnya yang sedang terjadi sekarang..?!!” Ibu Haein mulai histeris.
"Terimakasih banyak Baek Soebang. Bantuanmu pada keluarga kami sangat banyak" ungkap ayah Haein berusaha setenang mungkin mengendalikan emosinya yang juga memuncak menghadapi malapetaka ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Tears (Another Story)
FanfictionBagaimana jika, dimalam saat Baek Hyun Woo dan Hong Hae In bermalam bersama di Yongduri berakhir dengan cerita yang berbeda? Akankah mereka menjalani kisah rumah tangga yang sama? Bagaimana jika sebuah jiwa lain mendadak hadir ditengah-tengah kemelu...