-Part 47-

329 75 19
                                    

Dengan senyuman, Chaeyoung berganjak keluar dari ruangan Dokter Jessica.

"Chaeng. Bagaimana?" tanya Limario buru-buru menghampiri Chaeyoung.

"Aku sudah sembuh Rio! Akhirnya aku berjaya melawan trauma aku!" Chaeyoung tersenyum haru lantas dia memeluk Limario dengan erat "Terima kasih Rio. Semuanya gara-gara kamu,"

Limario membalas pelukan Chaeyoung tidak kalah eratnya "Selamat Chaeng. Kamu hebat karena sudah berjuang sehingga saat ini,"

Setelah pelukan dilepaskan, Limario menangkup kedua pipi Chaeyoung lalu dia mengecup dahi pacarnya itu dengan lembut "Aku bangga sama kamu,"

Mata Chaeyoung berkaca-kaca "Terima kasih, Rio,"

Drtt drttt

Limario menatap ponselnya yang mengeluarkan deringan itu.

"Siapa?"

"Ah, bukan siapa-siapa," sahut Limario mematikan panggilan itu.

Mata Chaeyoung memicing tajam "Rio, jujur sama aku,"

"Hansoo," jujur Limario pada akhirnya.

"Sini ponsel kamu," pinta Chaeyoung.

Tanpa ragu, Limario langsung menyerahkan ponselnya kepada Chaeyoung.

Drtt drttt

Bersamaan dengan itu juga, Hansoo kembali menghubunginya.

"Kamu diam," arah Chaeyoung sebelum mengangkat panggilan itu.

"Lim! Akhirnya kamu mengangkat panggilan dari aku! Kamu kemana saja? Kenapa orang tua kamu mengembalikan tanah itu? Kamu tega ya menghancurkan hati orang tua kamu hanya gara-gara gadis itu! Seharusnya kamu mempertahankan restaurant orang tua kamu itu. Syaratnya juga tidak buruk. Kamu hanya perlu menikahi aku. Aku janji akan menjadi istri yang baik untuk kamu. Aku bisa bikin kamu melupakan Chaeyoung,"

"Sudah selesai ngebacot?" dingin Chaeyoung.

"Chaeyoung!? Bagaimana bisa ponsel Limario ada bersama lo!?"

"Gue pacarnya. Memangnya salah kalau ponsel pacar gue ada bersama gue?" balas Chaeyoung.

"Dimana Limario!?"

Chaeyoung berseringai "Rio? Ah, dia lagi dikamar mandi si. Katanya gerah,"

"Apa yang sudah kalian lakukan!?"

"Apa perlu gue menjelaskan semuanya kepada lo? Gue takut lo kepanasan saja si,"

"Cewek gila!"

"Lo yang gila! Lo yang ingin mengambil Rio dari gue dengan cara yang kotor!"

"Gue lebih berhak untuk cinta Limario!"

"Ohya? Sayangnya cinta Limario sudah menjadi milik anak gue si,"

"Anak!?"

"Ah, gue lupa mau ngomong sama lo kalau gue hamil. Rio hebat banget bukan?"

"Cewek sialan! Mati saja lo sialan!"

Chaeyoung terkekeh sinis "Jangan ganggu Rio lagi. Dia sudah bahagia bersama gue dan calon anaknya!"

Tut

Chaeyoung langsung mematikan panggilan itu lalu dia memblokir nomer Hansoo agar gadis itu tidak bisa menghubungi Limario lagi.

"Awas saja kalau kamu dekatin ulat bulu itu!" ancam Chaeyoung kembali menyerahkan ponsel sang pacar.

Limario sontak terkekeh kecil "Jadi sekarang Chaengnya aku hamil hurm?" godanya.

Pipi Chaeyoung bersemu merah "A-Aku sengaja ngomong seperti itu agar dia tidak mengganggu kamu lagi,"

Sacrifice of Love✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang