-3-

645 101 39
                                    

Malam harinya, Chaeyoung bergegas bersiap-siap untuk menghantar sosok Krystal ke bandara.

"Tidak ada yang ketinggalan?" tanya Jieun.

"Tidak ada. Semuanya sudah dimasukkan kedalam koper aku," sahut Krystal.

"Chae," panggil Jieun.

"Iya Ma?" sahut Chaeyoung menghampiri sang Mama.

"Ini sudah malam. Bawa mobilnya hati-hati," ujar Jieun.

"Iya Ma," sahut Chaeyoung dengan patuh "Mama sama Papa mau kemana?" bingungnya ketika melihat pakaian kedua orang tuanya yang sudah rapi itu.

"Mama sama Papa bakalan keluar untuk ketemu sama sahabat Papa," jelas Jieun.

"Jadi nanti Mama sama Papa pulangnya telat?" tanya Chaeyoung.

"Iya Chae," sahut Jongsuk.

"Apa aku bisa ke cafe setelah aku menghantar Ital ke bandara? Teman-teman aku berkumpul disana," ujar Chaeyoung meminta izin kedua orang tuanya.

"Kamu bisa pergi. Tapi pastikan kamu pulang sebelum jam 10 malam," ujar Jieun.

Chaeyoung mengangguk patuh "Okay Ma,"

"Chae, ayo berangkat," ajak Krystal.

Dengan segera Chaeyoung membantu memasukkan koper Krystal kedalam bagasi mobil miliknya.

Setelah berpamitan, Krystal bersama Chaeyoung akhirnya berlalu pergi meninggalkan perkarangan mansion.

"Lo sudah punya pacar?" tanya Krystal memecahkan keheningan didalam mobil.

"Belum. Kata Mama, aku tidak boleh pacaran," sahut Chaeyoung.

Krystal mendengus "Lo polos banget si,"

"Memangnya iya?" bingung Chaeyoung.

"Iya goblok!" ngegas Krystal saking kesalnya.

"Memangnya aku harus bagaimana?"

Krystal memejamkan matanya dan menahan dirinya daripada mengeluarkan kata-kata kotor kepada sosok polos disampingnya itu.

"Sikap polos lo ini bisa bikin bahaya Chae!" ujar Krystal pada akhirnya "Gue hanya takut ada gadis yang akan mengambil kesempatan diatas kepolosan lo ini," lanjutnya.

"Ital tenang saja, aku tidak pernah dekat sama mana-mana gadis kok," ujar Chaeyoung tersenyum menenangkan.

"Bagus! Awas saja kalau lo dekatin mana-mana gadis. Dan lo tidak boleh dekat sama Suzy! Dia itu ulat bulu!"

Dahi Chaeyoung mengernyit "Ulat bulu?"

"Lupakan saja!" kesal Krystal.

Chaeyoung kelihatan bingung namun akhirnya dia kembali fokus menatap jalanan.

*
*

Dengan tangan yang bergandengan, Jieun dan Jongsuk berjalan memasuki sebuah restaurant mewah.

"Itu mereka," ujar Jongsuk menggandeng sang istri menghampiri sahabatnya.

"Jong!"

Jongsuk tersenyum dan memeluk sahabatnya itu dengan singkat "Sudah lama juga kita tidak ketemu," ujarnya.

"Lo tidak membawa anak lo?"

"Tidak. Dia harus menghantar sepupunya ke bandara," sahut Jongsuk.

"Bagaimana dengan anak-anak kalian? Dia tidak ikut bersama?" tanya Jieun.

"Jennie tidak bisa ikut. Tadi dia keluar sama sepupunya. Kai juga belum pulang dari perusahan," sahut Yejin.

"Mendingan kita bahas rencana kita sekarang saja," ujar Hyunbin menatap Jongsuk dan Jieun secara bergantian.

"Kalian yakin ingin menjadikan Jennie sebagai istri kepada Chaeyoung?" tanya Jongsuk untuk memastikan.

"Kita yakin. Ini satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah kita ini," sahut Hyunbin.

"Tapi Chaeyoung sama Jennie masih sekolah," ujar Jieun.

"Itu tidak masalah. Umur mereka juga sudah 18 tahun," sahut Hyunbin.

"Apa Jennie setuju?" tanya Jieun.

"Kita belum ngomong sama Jennie soal perjodohan ini," sahut Yejin.

"Chaeyoung juga belum tahu soal ini," ujar Jieun.

"Sekarang kita hanya perlu mempersiapkan semuanya," ujar Hyunbin.

"Soal tempat tinggal, kalian tenang saja. Aku sudah membeli satu apartment untuk Chaeyoung sama Jennie setelah mereka menikah nanti," ujar Jongsuk.

"Kalau begitu, kita akan menyiapkan aula pernikahan mereka," ujar Hyunbin.

"Tapi, kapan tanggal pernikahan mereka?" tanya Jieun.

"Minggu depan saja," sahut Yejin.

"Memangnya sempat?" tanya Jieun.

Yejin tersenyum "Aku akan meminta pembantu aku untuk menyiapkan semuanya. Pokoknya ini akan menjadi acara pernikahan yang cukup mewah untuk mereka,"

"Baiklah. Sekarang kita hanya perlu ngomong sama Chaeyoung dan Jennie soal ini," ujar Jongsuk disetujui oleh yang lain.

*
*

Chaeyoung sudah selesai menghantar Krystal ke bandara dan sekarang dia sudah tiba di cafe untuk bertemu sahabatnya.

"Datang juga lo. Gue pikir lo tidak akan datang," ujar Limario menarik Chaeyoung duduk disampingnya.

"Tadi aku menghantar Krystal ke bandara terus aku langsung kesini," jelas Chaeyoung.

"Lo sudah izin sama orang tua lo?" tanya Seulgi.

Chaeyoung mengangguk "Mama sama Papa aku memberi izin kok,"

"Chaeyoung polos banget ya. Sama seperti Jennie nih," ujar Jisoo menyenggol sosok Jennie yang sedari tadi diam itu.

"Dan ini pertama kalinya Jennie sama Chaeyoung bisa ikut kita nongkrong waktu malam," ujar Wendy.

"Kok bisa Jennie keluar? Bukannya dia sulit untuk diajak keluar?" tanya Limario dengan penasaran.

"Gue yang memaksa Jennie untuk ikut gue. Gue juga sudah minta izin sama orang tua Jennie kok," jelas Jisoo.

"Memangnya lo kenal orang tua Jennie?" tanya Seulgi.

"Babe, kamu lupa kalau Jisoo ini sepupu Jennie?" sambar Irene menatap pacarnya itu.

"Ah, aku lupa soal itu," sahut Seulgi terkekeh kecil.

Tanpa mereka sadar, sedari tadi Jennie menatap Chaeyoung dalam diam. Dia ingin mengucapkan terima kasih kepada cowok itu karena sudah membantunya disekolah, namun dia terlalu malu untuk memulakan perbicaraan.










Tekan
   👇

School Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang