Pagi harinya, Chaeyoung bersama Jennie sudah selesai menikmati sarapan mereka.
Mereka sudah menikmati nasi putih bersama sup rumpai laut yang dibikin oleh Jennie. Untuk permulaan, Chaeyoung cukup kagum dengan masakan istrinya itu.
"Terima kasih untuk sarapan yang luar biasa ini," ujar Chaeyoung; membantu Jennie mencuci piring kotor.
Jennie tersenyum malu "Itu hanya sup rumpai laut yang biasa. Aku mengikuti resep yang diberikan oleh Mommy,"
"Tapi itu adalah permulaan yang bagus," puji Chaeyoung "Sekarang, ayo berangkat ke sekolah," ajaknya.
"Kita berangkat bersama?" tanya Jennie.
"Iya. Mulai hari ini, apa pun yang kita lakukan, kita harus melakukannya bersama," Chaeyoung menghulurkan tangannya didepan Jennie.
Istrinya itu tersenyum sebelum menerima huluran tangannya "Ayo berangkat,"
Keduanya berganjak keluar dari apartment dengan tangan yang bergandengan.
"Parkiran?" bingung Jennie karena Chaeyoung membawanya menuju ke parkiran apartment.
"Aku meminta bantuan supir Papa untuk menghantar sepeda aku. Kita bisa menggunakan sepeda ini untuk berangkat ke sekolah," jelas Chaeyoung berganjak menaiki sepeda miliknya "Ayo naik,"
"A-Aku tidak pernah naik sepeda," ragu Jennie.
"Jangan takut. Aku tidak akan membiarkan kamu jatuh,"
Akhirnya Jennie berganjak duduk dibangku sepeda dibelakang Chaeyoung. Langsung saja Chaeyoung mengambil tangan Jennie, lalu dia melingkarkan tangan itu diperutnya "Peluk aku dengan erat agar kamu tidak jatuh,"
Tanpa membantah, Jennie langsung saja memeluk perut Chaeyoung dengan erat.
Setelah memastikan posisi Jennie sudah pas, Chaeyoung langsung mengendarai sepeda itu untuk menuju ke sekolah.
Disepanjang perjalanan, Jennie kelihatan takut. Dia hanya memejamkan matanya dengan tangannya yang mencengkram seragam sekolah Chaeyoung dengan erat.
"Angin pagi menyegarkan. Suasanya cukup indah," ujar Chaeyoung.
Perlahan-lahan, Jennie mula membuka matanya. Rasa takut yang dirasakan olehnya tiba-tiba menghilang bahkan ianya sudah digantikan dengan rasa antuasis.
"Lebih laju Chae!" seru Jennie.
"Bukannya tadi kamu takut?" bingung Chaeyoung.
"Ternyata ianya tidak menyeramkan. Lagian aku yakin kamu tidak akan membiarkan aku jatuh," ujar Jennie.
Chaeyoung terkekeh "Baiklah Princess," sepeda yang dikendarai oleh Chaeyoung akhirnya meluncur dengan semakin laju sehingga suara tawa Jennie kedengaran.
Beberapa menit kemudian, sepeda yang dikendarai oleh Chaeyoung akhirnya memasuki perkarangan sekolah.
Kedatangan keduanya membuat perhatian siswa dan siswi tertuju kepada mereka, namun Chaeyoung hanya bersikap cuek. Dia hanya mengendarai sepeda itu menuju ke parkiran sepeda.
"Cukup menyenangkan," ujar Jennie setelah berganjak turun.
"Syukurlah kalau kamu senang," balas Chaeyoung menampilkan senyumannya.
"Ayo aku hantar kamu ke kelas," keduanya berganjak menuju ke kelas Jennie tanpa mempedulikan perhatian siswa siswi yang masih tertuju kepada mereka.
"Kamu bisa ke kelas kamu," ujar Jennie setelah mereka tiba didepan kelasnya.
Chaeyoung mengangguk "Nanti jam istirahat, kita ketemu di kantin," dia mengusap kepala Jennie sebelum melangkah pergi dari sana.
Pipi Jennie pula sudah bersemu merah dengan tingkah manis yang dilakukan oleh Chaeyoung. Dengan menunduk, dia berganjak memasuki kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Love Story
FanfictionIni kisah cinta dua remaja polos yang terpaksa menikah diusia yang masih muda gara-gara perjodohan yang sudah dilakukan oleh keluarga. Bagaimana caranya kedua sosok polos itu mempertahankan rumah tangga mereka disaat mereka tidak mengetahui apa itu...