Jam sudah menunjukkan pukul 6 petang, dan Jisoo bersama yang lain akhirnya berpamitan untuk pulang bahkan sekarang mereka sudah berada di parkiran.
"Lim, bisa gue pulang sama lo?" tanya Jisoo.
"Minta saja dijemput sama Taeyong," balas Limario. Dia bergegas memasuki mobil dan berlalu pergi dari sana.
"Apa-apaan si tuh cowok!?" seru Joy dengan kesal.
Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Salah gue juga si. Dia pasti marah sama gue gara-gara gue dijemput sama Taeyong tadi pagi,"
"Ya tapi tidak harus seperti itu juga dong. Lo sama dia belum pacaran, kenapa dia marah pas lo berangkat sama Taeyong? Dia saja yang bodoh. Seharusnya dia berjuang untuk lo," gerutu Joy.
"Jis, mendingan lo jujur sama kita. Lo suka sama Taeyong, atau sama Limario?" tanya Seulgi.
"Memangnya gue pantas bersama Limario? Banyak gadis diluar sana yang lebih cocok bersama dia. Dia itu pangeran kampus, tidak layak bersama gue," balas Jisoo.
"Jadi selama ini lo pura-pura tidak percaya sama pernyataan cinta Limario gara-gara lo minder!?" seru Joy dengan tatapan tidak percayanya.
"Gue takut di labrak sama penggemar Limario. Dia kapten basket, sementara gue hanya gadis yang dianggap absurd,"
"Bisa-bisanya gadis secantik lo minder," keluh Joy.
"Kalau lo memang mencintai dia, seharusnya lo perjuangkan dia Ji," sambar Wendy.
"Kalian berdua itu saling mencintai Ji. Gue yakin Limario akan melindungi lo kalau ada penggemarnya yang melabrak lo," lanjut Seulgi.
"Gue sudah berjuang kok. Bahkan tadi pagi gue sudah membelikan susu kotak untuk dia. Tapi sayangnya belum sempat gue memberikan susu kotak itu, dia malah pergi tinggalin gue," balas Jisoo.
"Nanti lo coba bicara lagi deh sama Limario," ujar Irene.
"Iya," sahut Jisoo. Dia beralih menatap pasutri yang sedari tadi diam itu "Kita pulang duluan ya,"
"Iya Ji," sahut Jennie.
Jisoo beralih menatap Seulgi dan Irene "Bisa gue nebeng kalian? Tolong hantar gue ke sungai han,"
"Bisa kok. Tapi, kenapa lo ingin kesana? Sekarang sudah hampir jam 7 malam Ji," bingung Irene.
"Gue ingin mengajak Limario bertemu disana. Gue tidak bisa tenang jika dia terus bersikap dingin sama gue," jelas Jisoo membuat yang lain mengangguk paham.
*
*Jam sudah menunjukkan pukul 7.30 menit malam, dan Jisoo masih setia berada di sungai han walaupun badannya sudah gementar kedinginan.
Dia sudah mengirim pesan kepada Limario dan meminta cowok itu datang kesana, namun sampai sekarang cowok itu belum memunculkan dirinya.
"Lim, lo dimana si," berkali-kali juga dia berusaha menghubungi Limario walaupun panggilan darinya tidak dijawab.
"Mungkin dia sibuk," gumam Jisoo yang akhirnya memutuskan untuk pulang.
Baru saja kakinya melangkah untuk pergi dari sana, sosok yang memakai pakaian serba tertutup berdiri tepat didepannya.
"Kamu siapa?" tanya Jisoo.
Secara tiba-tiba, sosok misterius itu mengeluarkan pisau yang tersembunyi dibelakangnya.
Jisoo sontak mundur ketakutan "A-Ada apa?"
Sosok itu mendekati Jisoo membuat Jisoo langsung saja berlari dengan ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Love Story
FanficIni kisah cinta dua remaja polos yang terpaksa menikah diusia yang masih muda gara-gara perjodohan yang sudah dilakukan oleh keluarga. Bagaimana caranya kedua sosok polos itu mempertahankan rumah tangga mereka disaat mereka tidak mengetahui apa itu...