"Hah ... hah ... hah." Hirup pikuk napas terdengar dari langkah anak remaja tersebut terbirit-birit, melarikan diri dari tawanan yang tidak diketahui olehnya.
Surya yang tenggelam pada saat ini, bagi anak remaja itu adalah suatu jentaka untuk dirinya. Dia terlihat takut, wajahnya menderaikan air mata yang membasahi di pelipisnya. Tanpa membiarkan dirinya tertangkap oleh mereka. Dia terus berlari dan berlari menghindar dari mereka. Di belakang anak remaja itu terdapat dua tawanan berjubah gelap, wajahnya tidak tampak sama sekali. Hal itulah, membuat anak remaja tersebut ketakutan dan berlari menghindarnya.
"Apa yang sebenarnya Master inginkan dari anak itu?" tanya tawanan berjubah gelap menoleh kepalanya ke kawan sebelah saat kondisi mereka tengah mengejar.
Mendengarkan pertanyaan tersebut, kawannya menjawab, "Tidak ada sebenarnya,"
Tawanan itu mengernyit, "Lalu? Apa tujuan kita mengejar anak itu?" tanyanya kembali.
"Menghilangkan jejak."
Jawaban dilontarkan, singkat, seketika reaksi tawanan langsung berubah diam, terseringai dalam wajah persembunyian. Bagaimanapun, inilah pekerjaan mereka, yaitu menghilangkan jejak sekaligus menghabisi target yang telah dititahkan.
"Cukup ringan saja. Karena dia anak Duke Vincent yang cacat—tidak memiliki mana. Dari informasi Master berikan, anak itu memiliki riwayat penyempitan mana di bagian jantungnya. Walaupun dia lolos dari tangkapan kita. Aku akui, anak itu cukup gesit berlari cepat dari kejaran kita," ujarnya memberitahukan kelebihan anak itu, "setelah membunuhnya, kita harus segera membawa jasadnya ke hadapan Master, sama halnya dengan jasad Ibunya yang telah tertangkap. Apa kau mengerti?"
"Baik. Kita harus bekerja sama." Balas tawanan tersebut terseringai kecil, melajukan langkahnya melewati akar pepohonan yang melintang.
Kembali lagi ke suasana anak remaja itu. Dia tidak acuh kepada medan yang dilintas. Tanpa pandang bulu, dia berlari menghadang segala semak, akar pohon, bebatuan yang menghalanginya. Biarpun anak remaja itu dalam kondisi menahan air matanya dan pakaiannya lusuh, kotor terkena serpihan ranting semak serta dedaunan.
Identitas anak itu benar yang dijelaskan oleh tawanan jubah hitam. Dia adalah Vincent Joel Kenneth dipanggil Joel—anak bungsu dari Keluarga Bangsawan (Keluarga Vincent). Dari lahir hingga beranjak 9 tahun, anak ini memiliki riwayat penyakit langka dari lahir, yaitu penyakit penyempitan mana. Penyakit ini jarang sekali diidap oleh anak-anak yang ada di LIGIA. Hanya ada 1 perbandingan 10 orang yang memilikinya sehingga termasuk dikategorikan penyakit ini jarang disorot.
Sebab itu, riwayat penyakit ini membuat pengguna tidak bisa menggunakan sihir maupun kekuatan yang bersumber dari mana. Dan paling menyakitkan lagi, hidupnya hanya belenggu menjadi orang biasa atau orang cacat—lemah. Di tengah masih menghadapi kejaran berjujai di hutan. Joel masih memikirkan nasib pengawal, Ibu, dan Ayahnya menjadi korban penyerangan tak diketahui asal muasal mereka lakukan secara bergerilya.
Joel menghirup ingusnya yang membleh sekaligus menyeka air matanya yang masih berderai. Entah apa yang dirasakan, kondisinya tidak bisa membuat Joel mendeskripsikan lewat kata-kata. Ironisnya, Joel menganggap dirinya tidak berguna dalam melindungi Ibunya.
"Ibu ... Ayah ...."
Terisak tangkisan Joel mengingat orang tuanya tak dapat dibendung olehnya. Hingga akhirnya, dia keluar dari hutan yang dilewati tadi, tetapi Joel disambut dengan kabut malam. Kabut yang menutup jarak pandangnya, membuat dia tergemap. Memberhentikan langkah di daratan terbuka.
"Apa ini?" Joel membuka matanya perlahan. Lalu matanya merunduk diikuti kepala. Untungnya, dia berhenti semeter dari ujung mulut jurang.
Jurang lebar ini memisahkan daratan. Di bawa jurang terlihat dalam, gelap, dan terdengar suara bergema terusan arus air mengalir menabrak bebatuan yang ada di bawah. Perasaan Joel tidak enak, lantaran pelarian dia sudah telak. Tak menyerah, Joel memandang ke sana-kemari mencari solusi pelarian lagi. Namun, semuanya sudah terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGIA
AdventureVincent Joel Kenneth, salah satu anak terakhir yang selamat dari penyerangan yang dilakukan oleh komplotan tidak diketahui identitas pada keluarganya. Meskipun dia selamat, banyak hal yang perlu ia tahu dengan misteri apa yang menyebabkan keluargany...