Bab 3

67 26 103
                                    

   "Kenapa kau tidak menghunus jantungku ...."

   Coatyl Dragon memejamkan mata ketika suara manusia itu berkata, "Umurmu masih terbilang belia (muda). Kau masih banyak kesempatan untuk hidup lebih banyak harapan daripada mati yang kau harapkan," jawab Coatyl Dragon menggelengkan kepalanya ke kanan bawah.

   "Kesempatan?"

   "Kesempatan konon yang kau katakan. Aku sudah bersedia dengan jiwa ragaku. Namun, kau memilih membiarkan aku hidup. Apa sebaiknya aku mencekik diriku saja!!!" Joel putus asa tak memandang dirinya maupun memahami perkataan Coatyl Dragon.

   Spontan Joel mengangkat setengah tubuhnya yang tak berdaya, lalu tangannya merayap langsung lehernya, "Aku tidak punya pilihan lagi ...."

   Setelah mendengarkan perkataan manusia, Coatyl Dragon tidak menerima manusia itu mati dengan rasa keputusasaan mengingkari janji Ibunya, "Kau masih ada pilihan untuk hidup. Biarpun jiwamu sudah tidak menginginkan hidup. Aku masih bisa memberimu kesempatan jauh lebih baik dari kematian," Coatyl Dragon membalikkan badannya untuk menggeliat kondisi manusia lagi.

   Nuraga yang di miliki Coatyl Dragon, dia bisa merasakan perasaan sembilu dan renjana terhadap orang tua—manusia tersebut. Tatkala karsa Coatyl Dragon bergerak menghampiri manusia tersebut. Adaini sudah terlihat di bawahan dagu mengerat akibat pegangan kedua tangan itu menekan erat di sekujur lehernya.

   Sampai wajah manusia itu memerah serta kondisi wajah sudah basah dengan tangisan. Jerit dan cegukan, tak menghalangi niat manusia itu semakin mengerat lehernya. Namun, Coatyl Dragon bergerak, beranjak duduk menghadapi wajah manusia sekaligus memerhatikan.

   "Penyakit penyempitan mana yang berada dalam tubuhmu. Aku akan menolongmu," ucap Coatyl Dragon menatapnya dengan serius, tetapi Joel membuka matanya sedikit, "mustahil! Orang tuaku berkata bahwa penyakit ini adalah penyakit langka dan sangat susah untuk disembuhkan! Aku sudah banyak melakukan metode penyembuhan dan percobaan segala macam,"

   "Tapi semua itu nihil, mustahil untuk bisa disembuhkan!" jelas Joel menggelengkan kepala.

   Coatyl Dragon menyahut, "Tidak ada yang mustahil, manusia. Penyakit itu bisa disembuhkan dengan caraku. Jika itu bisa dengan caraku sendiri. Maka aku bersumpah padamu, aku akan menyerahkan nyawaku sendiri padamu!"

   Joel tergemap, membeliak mata, "Apa kau serius? Penyakit ini bisa disembuhkan dengan caramu, Tuan Naga?" tanya Joel matanya berkaca.

   Coatyl Dragon menganggukkan kepala perlahan, "Aku bisa menyembuhkan dengan pertimbangan kau tidak mengingkari janji yang Ibumu sepakati!" tatapan mata serius Coatyl Dragon memperingati manusia yang berserobok mata dengannya.

   Alhasil ekspresi manusia itu berubah, tangan yang sebelumnya mengerat lehernya perlahan terlepas. Mendengarkan perkataan Coatyl Dragon bilang, "Tuan Naga yakin? Dengan kondisiku sekarang ini sedang kacau dan tidak memiliki tujuan untuk ke depannya," tanya Joel ke naga tersebut.

   Mendengarkan tentang kondisi manusia tersebut, Coatyl Dragon menerima manusia itu tanpa memilih kondisinya sedang keterpurukkan. Bagaimanapun dia adalah manusia yang masih memiliki perjalanan panjang di dalam hidupnya yang harus diisi dalam lembaran waktu.

   "Iya. Aku punya cara tersendiri untuk membangun tujuanmu sampai kau bisa menjadi seorang yang diinginkan oleh Ibumu." Coatyl Dragon tersenyum kecil membangunkan tubuhnya sembari menjeremba ke manusia untuk bangun dari masa sembilu.

   Seketika Joel tidak bisa berkata-kata maupun menyampaikan sesuatu oleh gerak tubuhnya ketika naga itu terpampang senyum mengatakan hal yang meyakinkan hatinya. Refleks, Joel menghindar dari jeremba, langsung mendekap naga tersebut secara erat. Entah perasaan yang campur aduk, pecah dengan sendiri ketika Joel tak bisa membayangi hidupnya yang sudah derana. Masih ada seseorang yang mau menyembuhkan dia kembali dari penyakit diidap dalam tubuh.

LIGIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang