-Part 48-

308 62 24
                                    

Dengan serius Chaeyoung meneliti semua barang bukti yang akan digunakan untuk persidangannya nanti. Sudah berminggu-minggu juga dia mencari semua barang bukti untuk membantu client nya itu.

"Apa kamu yakin saya bisa cerai sama Yungsik?" tanya Hanjoo menatap Chaeyoung dengan sendu.

Chaeyoung mengangguk yakin "Semua bukti sudah cukup. Laporan dari Dokter juga sudah kita dapatkan. Jadi Tuan Yungsik sudah tidak bisa membela dirinya lagi atas kekerasan yang sudah dia lakukan,"

Nyonya Hanjoo tersenyum "Terima kasih atas bantuan kamu,"

"Sudah menjadi tugas saya," sahut Chaeyoung.

"Baiklah, saya harus pergi. Kita bertemu di persidangan nanti," pamit Hanjoo sebelum melangkah pergi dari restaurant itu.

Chaeyoung pula menatap kepergian Hanjoo dengan tatapan sendu. Dia merasa kasian ketika melihat wajah wanita itu yang dipenuhi oleh luka pukulan.

"Ternyata masih ada cowok brengsek yang sanggup menyakiti wanita," gumamnya dengan lirih.

"Chaeyoung?"

Chaeyoung mendongak menatap sosok yang memanggilnya itu "Eunwoo-ssi,"

Eunwoo tersenyum. Tanpa izin, dia langsung duduk dibangku kosong didepan Chaeyoung "Sudah berbulan-bulan juga kita tidak ketemu. Bagaimana kabar kamu?"

"Seperti yang lo lihat. Gue baik-baik saja," sahut Chaeyoung.

Eunwoo mengangguk "Sekarang kamu pasti sudah menjadi pengacara yang hebat bukan?"

"Gue masih harus belajar untuk menjadi pengacara yang hebat," sahut Chaeyoung.

"Tapi kamu memang sudah hebat si,"

Chaeyoung hanya tersenyum tipis "Lo sekarang kerja di mana?" tanyanya untuk basa-basi.

"Aku bekerja di sebuah perusahan sebagai pegawai pemasaran. Walaupun awalnya aku ingin menjadi pengacara sama seperti kamu, takdir malah tidak berpihak kepada aku," sahut Eunwoo.

"Semua pekerjaan itu hebat. Yang penting, pekerjaan itu adalah pekerjaan yang baik,"

"Kamu benar," sahut Eunwoo "Ngomong-ngomong, aku mau minta maaf atas apa yang terjadi dulu. Tidak seharusnya aku menjelekkan pacar kamu. Aku tahu aku salah dan aku menyesali semuanya,"

"It's okay. Lupakan saja," balas Chaeyoung.

"Aku harap kita bisa menjadi teman," pinta Eunwoo.

"Terserah," balas Chaeyoung "Gue harus pergi. Pekerjaan gue masih banyak," pamit Chaeyoung buru-buru menyimpan barang-barangnya sebelum kakinya melangkah pergi dari restaurant itu.

"Awalnya gue mendekati lo hanya untuk membantu Jeffri. Tapi sekarang gue sudah benar-benar jatuh cinta sama lo. Maaf Limario, gue akan mengambil Chaeyoung dari lo," gumam Eunwoo tersenyum tipis.

*
*

Sementara itu di sebuah cafe, terlihatlah Limario yang baru selesai menikmati makan siangnya. Dia tidak bisa menikmati makan siang bersama Chaeyoung karena pacarnya itu harus makan siang bersama client.

Drtt drttt

Tangan Limario beralih menyambar ponselnya yang mengeluarkan deringan itu. Terlihatlah nomer Jisoo yang menghubunginya.

"Anak ayam, lo dimana?"

"Di cafe. Kenapa?"

"Sama Chaeyoung?"

"Gue sendirian kok. Chaeng lagi kerja,"

"Kasian ya, makan sendiri,"

Limario mendengus ketika mendengar ledekan itu "Ck, Hyung mau apa si?"

Terdengarlah suara kekehan Jisoo "Gue hanya mau ingatkan lo agar lo tidak lupa kalau minggu depan gue sama Jennie bakalan menikah,"

"Eh, secepat ini?"

"Apaan yang cepat jirr! Sudah hampir 7 bulan ya gue menyiapkan semuanya!"

Limario terkekeh "Maaf Hyung. Gue lupa. Pekerjaan gue terlalu banyak,"

"Lo sama Chaeng belum dapat izin libur?"

"Semua kasus yang gue urus sudah selesai kok. Gue juga sudah mendapat izin libur. Tapi Chaeng masih punya satu kasus,"

"Kapan kasusnya bakalan selesai?"

"Mungkin besok soalnya besok persidangannya,"

"Bagus! Nanti lo ngomong sama Chaeng untuk bantu Jennie uruskan persiapan pernikahan gue ya,"

"Iya, nanti gue ngomong,"

"Bye-bye anak ayam!"

"Bye-bye juga bapak ayam!"

Tut

Panggilan akhirnya dimatikan. Limario langsung menyimpan ponselnya didalam saku jasnya.

Baru saja menatap kedepan, dia malah dikagetkan dengan sosok gadis yang sudah duduk dibangku didepannya itu.

"Hansoo!?"

"Hai Lim. Miss me?" tanya Hansoo.

"B-Bagaimana lo bisa ada disini?"

"Ini cafe. Siapa-siapa juga bisa datang ke sini,"

Limario mendengus "Bukan itu maksud gue! Gue hanya bingung, kenapa lo bisa muncul didepan gue selepas lo menghilang selama berbulan-bulan,"

Hansoo tersenyum "Aku dipaksa sama Daddy untuk membantu Daddy mengurus perusahan Daddy yang ada di Italy itu. Tapi sekarang aku kembali ke sini karena aku ingin minta maaf sama kamu,"

Dahi Limario mengernyit "Minta maaf?"

"Aku ingin minta maaf karena sudah mengganggu kamu selama ini. Maafin aku karena sudah mengganggu hubungan kamu sama Chaeyoung. Tolong maafin aku Lim. Aku janji tidak akan mengganggu hubungan kalian lagi," lirih Hansoo.

"Gue sudah memaafkan lo kok," ujar Limario.

Hansoo tersenyum "Terima kasih. Kamu memang baik dan Chaeyoung beruntung karena bisa mendapatkan kamu,"

"Gue yang beruntung karena bisa mendapatkan Chaeng. Hanya dia satu-satunya pemilik hati gue,"

"Aku akan terus berdoa agar kalian bersama untuk selama-lamanya,"

Limario tersenyum "Terima kasih Soo,"

"Bisa kita menjadi teman?" tanya Hansoo.

"Walaupun kita mantan, kita tidak seharusnya musuhan bukan?" balas Limario "Mulai hari ini, kita temanan,"














Tekan
   👇

Sacrifice of Love✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang