Bab 5

37 23 8
                                    

Happy Reading!

***

Reina bergegas keluar dari kamar. Lampu di dalam rumahnya sudah banyak yang dimatikan. Cahaya lampu taman mengintip dari sela-sela jendela. Reina berjalan mengendap-endap agar tidak diketahui ayahnya. Sesampainya di depan rumah, Reina menemukan Reyhan yang masih setia berdiri di depan gerbang dengan senyuman yang kian merekah.

"Lo ngapain ke sini?!" Reina menarik Reyhan untuk menjauh dari rumahnya.

"Kangen," ucap Reyhan mengerucutkan bibirnya lucu.

"Pergi gak lo!" usir Reina.

Bukannya takut, Reyhan malah menyunggingkan senyumnya, "Kamu imut banget sih kalau pakai bando gini!" seru Reyhan mencubit pipi Reina gemas.

"Lepasin!" seru Reina memberontak.

Reyhan melepaskan cubitannya pada pipi Reina, "Jalan yuk Rei!"

"Ogah!" jawab Reina.

"Ayo, lah Rei! Bentar aja," ucap Reyhan membujuk.

"Ogah. Pulang aja sono lo!" usir Reina.

"Aku gak bisa pulang sekarang. Liat nih muka aku," ucap Reyhan menunjukkan wajahnya yang penuh dengan lebam. Reina memerhatikan wajah Reyhan sekilas. Memang banyak luka lebam di wajah Reyhan.

"Urusannya sama gue?" cuek Reina.

'Padahal ini ulah fans kamu Rei,' ucap Reyhan dalam hati.

"Temenin jalan bentar deh ya? Aku gak bisa pulang sekarang," bujuk Reyhan.

"Rumah lo jadi tempat tawuran?"

"Bukan gitu juga kali," dengus Reyhan.

"Yaudah sono pulang!"

"Bunda jam segini belum tidur. Nanti kalau aku pulang yang ada dimarahin," jelas Reyhan. Reina mendengus kesal.

"Terus apa hubungannya sama gue?"

"Kan aku pacar kamu," ucap Reyhan.

"Menurut gue engga!"

"Ayo lah, bentar aja!"

"Gak!"

"Yaudah kalau gak mau, kita ngobrol di rumah kamu aja,' ucap Reyhan. Reyhan berjalan mendekati gerbang rumah Reina dan bersiap masuk sebelum Reina kembali menahan langkahnya.

"Gila lo!"

"Jadi mau ngobrol di rumah atau jalan sama gue?" senyum Reyhan tak henti-hentinya tersunggingkan.

"Tunggu," ucap Reina sebelum berlalu ke dalam rumahnya. Setelah berganti pakaian dan mengunci pintu kamarnya, Reina kembali mengendap-endap keluar rumah.

Tidak ada yang sepesial dengan penampilannya malam ini. Reina hanya berganti celana panjang dan menggunakan hoodie oversize. Setelah memindahkan motor Reyhan menjauh dari pekarangan rumah Reina, Reyhan melajukan motor metic nya dengan Reina yang berada di jok belakangnya. Suasana malam itu sangat damai. Angkasa menunjukkan gemerlap cahayanya dengan mengirim bulan dan bintang.

"Pegangan Rei," ucap Reyhan menarik tangan Reina untuk memeluknya.

"Modus lo!" Reina menarik tangannya paksa. Reyhan tertawa di balik kemudinya.

Sesampainya di pasar malam, Reyhan memarkirkan motornya dan berjalan memasuki pasar malam. Lautan manusia memasuki indra penglihatannya. Suara musik khas pasar malam terdengar bergemuruh. Lampu-lampu berkedip indah meramaikan suasana. Reina menatap biar pemandangan yang sudah lama tidak ia saksikan itu.

Mengangkasa [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang