Happy Reading!
***
Pagi hari menyapa dengan riang. Sang mentari berusaha bangkit dari persembunyiannya. Cahayanya lembut menerpa bumi yang masih kedinginan. Burung-burung bertengger di dahan yang menjulang. Kicauannya turut meramaikan suasana.
Di balik kisi-kisi jendela, Reina sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Jam menunjukkan pukul 06:10. Tangannya gesit memasukkan buku dan keperluan sekolah yang ia perlukan. Mulutnya tak berhenti menggumamkan materi pelajaran yang akan ia ujikan hari ini. Namun kegiatannya terhenti saat ponselnya berdering, menandakan adanya pesan masuk. Reina membuka ponsel yang berada di atas meja belajar.
Rey
Lagi apa?
Semedi
Tanya beneran juga
Kenapa?
Berangkat bareng yuk
Gak, makasih
Setelah menjawab chat dari Reyhan, Reina bergabung dengan ayahnya di ruang makan. Sepotong roti dan satu gelas susu terhidang di meja. Reina menikmati makananya dalam diam. Begitu juga dengan Haris yang tengah berkutat dengan lembaran portofolio peserta didiknya. Setelah menghabiskan makanannya, Reina mencuci peralatan makanannya sendiri.
"Ayah puasa?" tanya Reina setelah menyelesaikan kegiatannya.
"Insya Allah," ucap Haris, "Berangkat sekarang?" Reina mengangguk, bersiap menggunakan sepatunya.
"Nanti pulang ayah jemput, biar sekalian ambil baju seragam," ujar Haris mengingatkan.
"Kan ambil bajunya gak di sekolah," ucap Reina.
"Makanya nanti sama ayah, biar bisa sekalian dicobain," jelas Haris.
"Iya yah," jawab Reina pasrah.
Setelah mengenakan sepatunya, Reina dan Haris berangkat menggunakan sepeda motor. Jalanan kota hari ini tidak terlalu padat. Sinar matahari yang semakin meninggi menyilaukan mata. Hal itu menjadi salah satu faktor pengendara saling berebut jalanan. Namun, tidak membutuhkan waktu lama Reina sampai di depan pintu gerbang sekolahannya yang menjulang tinggi.
Setelah berpamitan dengan Haris, Reina memasuki gerbang kebesarannya. Suasana ramai sekolah telah memasuki indra penglihatan gadis berambut panjang itu. Headset yang terpasang di kedua telinganya turut meramaikan suasana. Namun langkahnya terhenti saat headset yang berada di telinga kirinya terlepas karena seseorang. Reina menatap tajam Reyhan yang tengah tersenyum sambil memakai headset di telinganya.
"Berangkat sama bokap?" tanya Reyhan.
Reina mendengus kesal, "Kenapa sih, lo seneng banget gangguin gue?"
"Soalnya kamu lucu," ucap Reyhan.
"Terserah!" seru Reina, berjalan menjauh menuju kelasnya berada.
"Nanti pulang sekolah, kamu mau kemana?" tanya Reyhan setelah berhasil menyusul langkah Reina.
"Gak tau," jawab Reina.
"Nonton yuk! Ada anime bagus yang lagi tayang," ajak Reyhan. Reina menatap Reyhan penuh binar, "Tapi gue ada janji sama bokap."
"Kalau besok?" tanya Reyhan lagi.
"Belum tau," jawab Reina.
"Nanti kabarin aja ya," ujar Reyhan, membuat Reina mengangguk setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengangkasa [Terbit]
RandomTuhan, aku ingin bahagia. Akankah harapanku dapat mengangkasa? Meskipun mustahil, apakah bisa? ___ "Hai!" "Gue Reyhan."