Hari bersama

756 9 2
                                    

Dalam pelukan Dave, Mawar terlihat masih merasa nyaman hingga membuatnya tidur nyenyak.

Perlahan mata Mawar terbuka, dilihatnya pria yang sedang menatapnya. "Pagi sayang," sapa Dave tersenyum

Mawar tersenyum. "Pagi sayang," jawab Mawar

"Dave, sampai kapan kamu memeluk ku seperti ini?"

"Apa kamu tidak mau lagi aku memelukmu?"

"Bukan..."

Perkataan Mawar terpotong. "Aku mohon Mawar." Dave mengencangkan pelukannya dan menghujani wajah Mawar dengan ciuman bertubi-tubi.

"Dave. Stop!" Mawar merasa geli

Dave berhenti mencium Mawar namun tangannya tetap erat memeluk Mawar. "Kamu kenapa?"

Tatapan Mawar kosong. Mawar terdiam sejenak.

"Mawar, kamu kenapa?" Dave menyadarkan Mawar

"Maaf Dav. Aku... Aku mandi dulu," ujar Mawar tertahan langsung melepaskan pelukan Deve dan beranjak ke kamar mandi.

Di bawah air mengalir, Mawar terduduk menangis. Dia merasa bersalah dengan apa yang sudah terjadi meski sebenarnya ia sudah mencintai Dave, bahkan Dave pun sudah mencintainya. "Maafkan aku Dave. Waktu kita cuman dua hari lagi, setelah itu kamu harus kembali pada istrimu. Aku mencintaimu Dave, tapi semua ini tidak benar," batin Mawar

Mawar keluar kamar langsung berjalan menghampiri pria 25 tahun, yang sedang duduk bersandar pada sofa sambil menikmati siaran televisi. Mawar merangkul pundak Dave dan mencium pipi Dave. "Kamu sudah mandi?"

Dave berbalik melihat Mawar. "Sudah. Aku mandi di Kamar mandi luar kamu mandinya lama jadi aku pakai kamar mandi yang di luar kamar. "

Mawar tersenyum. "Pantas udah wangi." Mawar berjalan ke sofa dan duduk tepat di samping Dave, diangkatnya tangan Dave dan menyandarkan tubuhnya pada dada yang Dave yang tidak mengenakan baju.

Dave tersenyum membelai rambut pirang Mawar.

"Kamu tidak masak hari ini?" tanya Mawar

"Aku sudah pesan makanan tadi. Sebentar lagi pesanannya tiba," ucap Dave dengan matanya fokus ke layar televisi.

Jari mungil Mawar menekan-nekan roti sobek Dave. "Geli sayang," ucap Dave. Mawar tak peduli dia terus melakukannya pada roti sobek Dave.

Dave memegang jari Mawar menghentikan Mawar. Mendekatkan wajahnya pada wajah Mawar. "Apa kamu berusaha menggoda ku?" tanya Dave membuat mata Mawar melongo menatap Dave. Dave langsung mencium bibir Mawar.

Suara bell pintu menghentikan ciuman Dave. Dave bergegas membuka pintu dan mengambil pesanan.

Dave meletakkan pesannya ke atas meja, dan menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa. "Mau melanjutkannya lagi?"

Mawar geleng-geleng malu. "Aku lapar," ujar Mawar manja

Dave tersenyum, mengambil pesanan di atas meja dan membukanya. "Mau aku suapi?"

Mawar mengangguk. Dave tersenyum dan mulai menyuapi Mawar.

"Kamu juga makan. Aku suapi ya?" Dave tersenyum mengangguk. Keduanya saling suap-suapan.

Mawar tersenyum menatap pria di depannya. "Maafkan aku Dave. Mungkin ini akan menjadi yang terakhir," batin Mawar

"Hai, kamu kenapa kok liatin aku seperti itu?" Dave melambai tangan di depan wajah Mawar

"Nggak, aku cuman lagi mikir. Gimana kalau abis makan kita main gunting batu kertas. Kamu mau tidak?"

Dave mengangguk. "Boleh. Yang kalah paling banyak  harus masak buat makan malam."

MURID ADALAH MAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang