Di Sekolah

994 13 5
                                    

Mawar dan Dave kembali beraktivitas seperti biasa. Mawar tetap menjalankan kewajibannya sebagai pelajar dan Dave menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.

Hari ini jadwal mengajar Dave di kelas Mawar. Dave tampak serius mengajar. Satu persatu rumus kimia ditulisnya di papan sambil ia menjelaskan makna dari rumus-rumus kimia itu. Tak sedikit pun mata Dave melirik ke arah Mawar, begitu pula dengan Mawar yang lebih memperhatikan apa yang di jelaskan Dave di papan. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa diantara keduanya hanya sebatas guru dan murid.

"Baiklah, sekarang kalian kerjakan tugas pada halaman 119 setelah itu di kumpulkan ke ruangan saya!" perintah Dave sambil mengamati sebuah buku cetak pelajaran Kimia.

"Baik pak," jawab serentak para muridnya kecuali Mawar

Dave memasukkan buku dan peralatan mengajarnya ke dalam tas. "Saya tunggu pekerjaan kalian di ruangan saya." Kedua bola mata Dave tidak sedikit pun memandang ke arah Mawar. Dave langsung berjalan keluar.

Dari tempat duduknya Mawar memandangi Dave hingga tak terlihat lagi oleh matanya.

Ruang guru

Ruangan yang besar itu hanya nampak sosok pria  25 tahun yang sedang sibuk memeriksa hasil pekerjaan murid-muridnya. Karena sekarang jam istirahat maka para guru yang lain memanfaatkan waktu istirahat dengan makan di Kantin.

Tok... Tok... Tok.

Sebuah ketukan pintu dari luar ruangan

"Masuk!" Pekik Dave masih sibuk mengamati lembaran jawaban

Seorang gadis berambut pirang membuka pintu dan masuk  ke dalam. Dave hendak menengok siapa yang datang namun setelah di ketahui yang datang itu adalah Mawar, Dave langsung kembali memeriksa lembaran kerja siswa lainnya.

"Permisi pak, saya mau antar tugas," ucap Mawar sopan dengan sebuah lembaran jawaban di tangannya

"Hmm, taruh saja di meja!" jawab Dave ketus.

Mawar berjalan ke meja Dave dan menaruh lembaran jawaban di atas meja Dave.

"Kalau gitu saya permisi pak."

"Hmm," jawab Dave cuek sibuk dengan urusannya. Mawar berjalan keluar dan menutup pintu.

Saat diketahuinya Mawar telah pergi, dengan sangat kesal Dave mengambil lembaran jawaban Mawar, mencoret dengan tanda silang dengan tinta merah kemudian membuang begitu saja ke atas mejanya.

Dave mengepal kedua telapak tangan, memukul meja kerjanya dengan keras. Rasa benci dan cinta menjadi satu.

"Kamu begitu tenang setelah apa yang kamu perbuat Mawar," gumam Dave kesal

Dave menyandarkan kepalanya ke belakang kursi dan menutup matanya sejenak.

Dave membuka mata dan kembali mengambil lembaran jawaban milik Mawar, di periksa jawaban Mawar yang ternyata jawaban Mawar benar semua.

Dave menulis angka seratus pada kertas jawaban Mawar dan meletakan dengan benar pada Meja. Dave menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi, menghela napas berat.

Kantin sekolah

Berbeda dari biasanya, Mawar selalu menghabiskan waktu istirahatnya di roof top tapi kali ini Mawar beristirahat di kantin. Gadis itu terlihat duduk sendiri menikmati semangkuk bakso.

"Pak Dave nampak murung di ruangan diajak ke kantin nggak mau." Suara seorang wanita dewasa yang duduk tepat di belakang Mawar. Membuat Mawar menyimak pembicaraan tersebut sambil menikmati makanannya

"Kamu tidak tahu gosip Pak Dave berantem sama istrinya sampai kabur dari rumah. Beberapa hari yang lalu di nggak masuk Sekolah," sambung teman wanitanya

"Aku baru tahu berita ini. Kamu tahu dari mana?"

"Kan kamu juga nggak masuk. Pak Hadi kasih tahu. Istrinya sampai ke Sekolah cari dia."

"Kamu tahu masalah apa?"

"Kata istrinya, pak Dave selalu lembur sampai nggak pulang rumah berhari-hari."

"Masa sih. Setahu aku kita tidak pernah kerja yang sampai buat kita lembur apa lagi nggak pulang-pulang."

"Katanya sih pak Dave selingkuh."

"Kok bisa ya? Padahal kan pak Dave itu di kenal setia. Bucin pula. Apa-apa kabarin istri."

"Namanya laki-laki kalau perempuannya sudah goda pasti akan terpancing juga. Mau dibilang setia lah, bucin lah. Sama saja semuanya."

"Iya ya. Kasian juga istrinya."

"Pantas kamu nggak mau nikah," canda temannya

"Bukan seperti itu juga."

Rasa sesak mendengar obrolan kedua guru-guru mengenai Dave yang selingkuh. Apa jadinya jika mereka tahu kalau selingkuhannya adalah dirinya, murid mereka sendiri.

"Sudah bell masuk, ayo cepat bu!" Ucap wanita di belakang Mawar

Mawar terlihat masih duduk santai menikmati baksonya, sedangkan yang lain sibuk buru-buru masuk kelas karena takut terlambat.

Dave berjalan ke bagian pemesanan makanan memesan sebuah makanan.

"Nasi gorengnya satu," pesan Dave

Tak sengaja ia melihat gadis yang pernah menjadi selingkuhannya sedang menikmati semangkuk bakso.

Dave mengambil pesanannya, berjalan ke sebuah meja dan menaruh makanannya. Dave mengambil posisi duduk berhadapan dengan gadis yang pernah menjadi selingkuhannya meski jarak nya terpisah oleh dua meja.

Meski marah namun rasa cinta Dave masih ada untuk gadis yang di depannya. Dengan kesal pandangan Dave tidak berkedip sedikit pun memandangi Mawar, dengan kuat Dave memegang sendok makan dan memasukan ke dalam mulutnya dengan kasar.

Aku merindukanmu Mawar," batin Dave

Mawar menatap Dave dengan tenang sambil menyuap sesendok makanan ke mulutnya.

"Aku merindukanmu Dave," batin Mawar

Kedua tetap saling bertatapan jauh. Dengan tangan masing-masing memegang sendok dan memainkan makanan mereka masing-masing.

"Kenapa kamu membuatku jauh Mawar?" batin Dave

"Maafkan aku Dave," batin Mawar

"Aku ingin memelukmu Mawar," batin Dave

"Aku ingin kau memelukku Dave," batin Mawar

"Aku masih mencintaimu Mawar," batin Dave

"Aku mencintaimu Dave," batin Mawar.

"Kenapa kamu tidak memohon dan minta maaf padaku Mawar? Apa memang kamu hanya mempermainkan aku Mawar?" batin Dave sembari menyuap sesendok makanan ke dalam mulutnya

"Aku tidak akan melakukannya Dave. Kembali dengan istrimu. Meski hati ini sakit karena mencintaimu," batin Mawar

Keduanya tak memalingkan pandangan mereka sedetik pun hanya mulut dan tangan yang bergerak.

Dave menyelesaikan makanannya,  diusap bibirnya dengan tisu. Dave meminum minumannya dengan sedotan dengan tatapan tak lepas memandangi gadis di depannya.

Dave beranjak dari tempat duduknya berjalan mendekati Mawar. "Jangan bolos! Selesai makan langsung ke kelas!" Dave langsung pergi setelah memperingati Mawar

Mawar tersenyum smirk mendengar ucapan Dave. "Dave, masih saja kamu peduli sama aku, padahal aku sudah menyakitimu," batin Mawar

Mawar meminum minumannya dengan sedotan dan beranjak dari tempat duduknya.

Sebenarnya Mawar ingin sekali bolos pada pelajaran ini namun sebuah perintah dari Dave membuat Mawar kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran.

MURID ADALAH MAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang