"Syaratnya kontol kamu harus diperah sama kita sebagai bayarannya."
Arga terdiam dan meneguk ludahnya sendiri. Syarat aneh itu cukup membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Membuatnya agak ketakutan.
"Pak, syaratnya yang lain aja ya... saya bakal bantu apapun asal jangan yang itu," lirih Arga.
Tapi pak Rohim tidak mendengarkannya. Ia malah mulai mengocok kembali kontol Arga. Naik turun dari pangkal batang hingga kepala kontolnya. Membuat Arga kembali kelojotan.
"Aarghhh... pakk.. stooppp..."
"Gantian dong pak Rohim. Saya juga kan pingin mainin kontolnya mas Arga," pinta pak Doni. Arga tidak habis pikir kedua orang dihadapannya ini adalah homo.
Pak Rohim pun melepaskan genggamannya. Namun ia malah melepaskan ikatan kancing celana Arga dan mulai menariknya ke bawah sekaligus celana dalamnya. Memperlihatkan secara utuh kontol dan biji miliknya.
"Pakk... balikin celana saya..."
"Kontol bagus gini gak boleh di sia-siain. Apalagi telor kamu padat gini. Pasti banyak isinya." Tangan pak Doni mengelus kedua biji zakar Arga yang bulat. Menekan sedikit memastikan kepadatan bola itu. Arga meringis karena tidak pernah ada yang menyentuh bolanya.
Pak Doni dan pak Rohim tersenyum senang melihat kondisi Arga. Wajah mereka lebih terlihat beringas dari sebelumnya. Arga sudah pasrah karena tidak bisa melakukan apa-apa.
Kaos Arga kini ditarik pak Rohim ke atas kepalanya. Membiarkan tangannya tetap berada di dalam membuatnya seakan Arga terikat kaosnya sendiri. Dada bidang dan perut sixpacknya kini terpampang jelas. Kulit putihnya membuat dua pria paruh baya ini semakin bernafsu.
"Badan kamu bagus juga ya, mas Arga."
Tangan pak Rohim kini menjamah perut dan dada Arga. Sesekali menjilat dan mengemut pentil coklat yang menggoda menurutnya.
Arga melenguh saat pentil itu dirangsang sedemikian rupa. Perutnya yang dielus tanpa henti membuatnya kegelian pula. Sementara di bagian bawah, pak Doni memainkan kontol dan bijinya. Mengisap palkonnya dengan kuat, menjilat batangnya, lalu berpindah ke biji bulatnya.
"Pakkk... udahh..." rengek Arga. Dia tidak akan bisa kuat selama itu jika rangsangannya begitu dahsyat.
"Kamu udah gak kuat ya sayang? Kubantu percepat ya. Kasian pejuh kamu udah nunggu dikeluarin."
Pak Doni langsung melahap kontol Arga. Ia tidak bisa melakukan deepthroat seperti pak Rohim jadi hanya setengah batang saja yang ia mampu masuki. Namun jilatan di dalam mulutnya lebih variatif dari pak Rohim. Arga bisa merasakan lidah itu menjilat garis antara palkon dan batangnya. Pindah lagi ke kepalanya lalu menekan-nekan di bagian lubangnya. Arga tidak akan bertahan lama.
"Pak... jangan dijilat... lagiiii.... aahahhhh... ouuuhhhh.... anjinggg..." tanpa sadar ia memaki karena ia sungguh merasa enak.
"Biar aku bantu, Don." Kini bijinya menjadi sasaran empuk pak Rohim. Menyedot-nyedot ke dalam mulutnya membuat Arga semakin tak karuan. Selama 15 menit mereka melakukan itu hingga Arga mulai merasakan pejuhnya mulai naik.
"Aaargghhh... anjiinnggg... gueee gak kuat lagi pakkk.... plisss udahhh..."
Isapan itu semakin kencang. Sesekali pak Doni mengocok cepat batang kontolnya. Biji zakar Arga pun mulai naik. Pertanda akan ejakulasi.
"Keluarin aja, mas. Keluarin pejuh kamu," ucap pak Doni. Ia kembali menyedot kontol Arga dengan kuat.
"Fuuuckkk... pakkk... gue keluar... gue keluarrrr.... mau crot pakkk...."
"Crotin aja sayang." Pak Rohim kini meremas-remas biji Arga.
"ANJINGG... KELUARRR!!"
***
Halo gess...
Penasaran gimana nasib Arga di tangan pak Rohim dan pak Doni? Diapain aja tuh Arga?
kalian bisa baca di "Pemerahan Mahasiswa KKN" Full Version yaaa...
Yang mau PMK Full Version bisa kontak ke telegram akuu t.me/nasah_aja, atau klik link aja yg di bio biar gampang yaa..
untuk 10 orang yang membeli full cerita PMK bakalan dapet harga khusus yaa cuma 35k ajaa... inget cuma buat 10 orang pertama ajaa
See u....
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemerahan Mahasiswa KKN (END) Reupload
Novela JuvenilKisah dari 7 orang mahasiswa yang melaksanakan KKN di desa terpencil bernama Desa Cibudan. Berniat untuk menyelesaikan tugas KKN mereka tapi malah berhadapan dengan masalah yang mempertaruhkan benih kejantanan mereka. Bagaimana kisah dan nasib merek...