.☘︎ ݁˖ 𝔅𝔞𝔟 𝔛ℑℑ

5 2 0
                                    

Bergabungnya Sahya di tengah-tengah hanyalah episode kecil dari upacara tahun ini, meskipun jelas berbeda dari upacara lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bergabungnya Sahya di tengah-tengah hanyalah episode kecil dari upacara tahun ini, meskipun jelas berbeda dari upacara lainnya. Namun, meskipun orang-orang di suku itu memiliki tebakan mereka sendiri di dalam hati, hal yang paling mengkhawatirkan mereka sekarang adalah tentang anak-anak yang terbangun di sekitar altar.

Kibu sangat gembira saat ia dengan hati-hati mengamati perubahan yang nyata di tubuhnya. Namun, tentu saja, ia juga menyadari bahwa seseorang tiba-tiba bergabung dengan mereka secara tiba-tiba. Kibu sedikit menoleh,wajah itu tak lain adalah Sahya.

Dunia ini terlalu kecil sehinggu musuh-musuh sering kali berpapasan.

"Bukankah anak itu masih terlalu muda? Dia seharusnya baru berusia sepuluh tahun setelah Festival Salju hari ini. Mengapa dia ada di sini?" pikir Kibu.

Melihat Sahya berdiri tepat di sampingnya, detak jantung Kibu berpacu dengan kecemasan. Kilatan kenangan akan insiden pengeroyokan yang pernah terjadi tempo hari terlintas dalam pikirannya, menyulut rasa marah dari dalam hatinya.

Kibu pada awalnya merasa sangat senang ketika terpilih oleh Dukun untuk menjadi bagian dari ritual tahun ini. Dia telah merencanakan untuk membawa pulang beberapa binatang buas setelah berhasil membangkitkan kekuatan rohnya, bersama dengan tim pemburu barunya. Kibu bermaksud untuk mempertontonkan tubuh binatang buas itu di pintu masuk Gua Tawon, agar para bajingan kecil yang meremehkannya sebelumnya dapat melihat siapa sebenarnya yang layak dihormati, terutama yang seperti Sahya. Namun, sekarang, di hadapannya terdapat kejadian yang mengguncang rencananya.

Di lain pihak, Sahya juga menyadari bahwa dia berdiri tepat di sebelah Kibu, saat dia terlempar ke sini. Namun, saat ini, ia tidak merasa tertarik untuk berurusan dengannya.

Tiba-tiba, seolah tanpa disadari oleh siapapun, sebuah bayangan gelap yang berasal dari tubuh Sahya menyusup masuk ke dalam tubuh Kibu. Peristiwa ini terjadi dengan begitu cepat serta tanpa peringatan, menyelinap tanpa terdeteksi ke dalam diri Kibu yang sedang terfokus pada ritual yang tengah berlangsung.

Pikiran Sahya tetap terfokus pada lingkaran batu di tengah altar, sementara pengaruh dari lingkaran batu itu semakin mendalam. Ia merasa seperti dikelilingi oleh lautan api, namun anehnya tanpa rasa terbakar. Sensasi yang ia rasakan hanyalah kehangatan yang memeluknya, membawa kelegaan yang menjauhkan semua rasa dingin yang masih tersisa di tubuhnya akibat hembusan angin malam yang menusuk. Sensasi itu memberinya kedamaian serta kenyamanan yang langka, membuatnya hampir luluh dalam kehangatan yang mengalir melalui dirinya.

Pola tato roh yang terpampang jelas pada tubuh anak-anak yang berdiri di sekeliling altar terpancar dengan warna merah yang menyala. Ketika api memasuki tubuh mereka, kekuatan yang tersembunyi dalam daging mereka mulai terbangun. Proses ini terlihat begitu terkendali serta terarah, memberikan kesan keteraturan dalam setiap perubahan yang terjadi.

Namun, transformasi yang terjadi pada Sahya jauh lebih mencengangkan. Api yang sebelumnya berpusat di kepalanya kini menjalar dengan cepat ke seluruh tubuhnya.

𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐉𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐝𝐢 𝐓𝐚𝐧𝐚𝐡 𝐊𝐮𝐧𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang